oleh

Tanggal 9-11 September, Pengrajin Tahu Tempe Mogok Produksi

image_pdfimage_print

Kabar6-Ribuan pengajin tahu dan tempe tetap keukeuh bakal melancarkan aksi mogok produksi secara massal pada 9-11 September besok.

Aksi itu terpaksa dilakoni karena pemerintah dianggap telah gagal dalam mengelola kacang kedelai.

Demikian disampaikan Sekjen Himpunan Pengrajin Tahu Tempe Indonesia (Hipertindo), Johanda Fadil, Rabu (4/9/2013).

“Mogok operasi tersebut dengan tidak memproduksi dan tidak berjualan hasil olahan kedelai berupa tahu dan tempe,” terangnya.

Fadil menjelaskan, pengusaha tahu dan tempe setelah mengevaluasi terhadap kenaikan harga kacang kedelai sejak Agustus kemarin harus mengambil sikap.

Banyak pengrajin telah mengurangi dan bahkan harus berhenti produksi lantaran tidak ingin terus merugi.

Parahnya lagi, menurut Fadil, banyak pengrajin terpaksa mengistirahatkan pegawainya. Alasannya, biaya produksi sudah tidak seimbang setelah harga kacang kedelai melonjak tajam.

“Kacang kedelai naiknya sudah tidak wajar sekali,” jelasnya usai menggelar rapat Koordinasi Mogok Nasional di Warung Tahu Alam Sutera, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Rencana mogok produksi itu, diklaim Fadil, sudah disepakati bersama pihak Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakopindo).

Ia menilai, selama ini pemerintah terkesan tidak memiliki upaya jitu yang signifikan untuk menurunkan harga kedelai import. Seharusnya pemerintah mendorong petani kedelai lokal untuk memproduksi bahan dasar tahu dan tempe.

Saat ini, tambah Fadil, harga kacang telah menembus hingga dikisaran Rp 9.800 per kilogram. Bahkan di sejumlah daerah bisa mencapai Rp 11.000 setiap satu kilogram.

“Untuk itu Hipertindo meminta agar pemerintah memberdayakan petani agar bisa menanam kedelai lokal. Karena jika tidak maka persoalan tingginya harga kedelai impor akan terulang lagi,” tambanya.(yud)

Print Friendly, PDF & Email