oleh

Tak Ada Lawan, 5 Wanita Pemimpin Geng Penjahat yang Disebut Paling Sadis di Dunia

image_pdfimage_print

Kabar6-Sudah sejak lama pria dianggap mendominasi kelompok kejahatan terorganisir di dunia. Sementara kehadiran wanita dalam berbagai geng kejahatan seringkali dianggap tidak penting atau cenderung diremehkan.

Namun anggapan tersebut tampaknya tidak berlaku untuk lima wanita ini yang dikenal sebagai pemimpin geng kriminal. Melansir Sindonews, berikut lima wanita pemimpin geng tersadis di dunia:

1. Virginia Hill
Virginia menggunakan seks sebagai alat untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Dari 1930-an hingga akhir 1940-an, Hill memanfaatkan pesonanya untuk memikat para mafia papan atas seperti Charles ‘Lucky” Luciano, Meyer Lansky, Frank Costello, Anthony Accardo, Jake Guzik, Murray Humphreys, Charles Fischetti, Jack Dragna, Joe Adonis, dan, tentu saja, Benjamin ‘Bugsy Siegel.

2. Stephanie St Clair
Stephanie St Clair adalah ‘ratu’ yang terkenal di lingkungan Harlem New York. St Clair duduk di kursi saksi untuk bersaksi tentang bayaran yang dia berikan kepada kepolisian New York agar melindungi anak buahnya dari penangkapan.

St Clair terkenal dengan penampilan luar biasa dan berani. Dia adalah seorang wanita Afrika-Amerika angkuh, yang masih berada di puncak otoritasnya sebagai salah satu bankir kaya di Harlem.

3. Griselda Blanco
Wanita ini disebut sebagai pembunuh berhati dingin dan penyelundup narkotika yang berbasis di Miami. Sindikatnya mengimpor kokain senilai satu miliar dolar. Kisah Blanco dijadikan film biografi saluran televisi kabel berjudul ‘Cocaine Godmother’ yang dibintangi Catherine Zeta-Jones.

Kabarnya, Blanco yang juga ibu dari empat anak itu akan tertawa saat mendengarkan rintihan pria yang dia perintahkan untuk disiksa, sebagai cara untuk mengajar mereka agar tidak menyakiti keluarganya.

Jumlah pembunuhan yang diduga dilakukan berkisar 40-200 orang, membentang dari metropolitan Miami hingga Queens, New York. Polisi di Miami mengaitkannya dengan pembantaian Dadeland Mall 1979, serangan senapan mesin di pusat perbelanjaan yang menewaskan dua orang, selama perang antara pemasok kokain Kolombia dan distributor Kuba.

4. Sister Ping
Cheng Chiu Ping, atau Sister Ping memiliki julukan ‘Kepala Ular’, yaitu sebutan di Tiongkok untuk penyelundup manusia. Sister Ping adalah pemimpin kelompok kejahatan bawah tanah di Chinatown New York. ** Baca juga: Remaja di Inggris Hidup Kembali Beberapa Jam Sebelum Organ Tubuhnya Disumbangkan

Dia menyelundupkan sekira 3.000 imigran ilegal dari Tiongkok ke Amerika Serikat. Dengan biaya US$40 ribu per kepala, Sister Ping mengumpulkan kekayaan sebesar US$40 juta pada 1980-an dan 1990-an.

Di masa jayanya, Sister Ping membiayai perjalanan berbahaya dan tidak manusiawi untuk menyelundupkan para pelanggannya dari Hong Kong ke Guatemala dan New York. Satu kapal yang dia kelola, Golden Venture, adalah kapal kargo berkarat yang kandas pada 1993 di lepas pantai Queens, New York.

Sebanyak 10 dari 300 penumpang yang kelaparan menempuh perjalanan 100 hari dari Tiongkok, dan tewas setelah melompat dari kapal karena mencoba berenang ke darat. Lima tahun kemudian, salah satu kapal penyelundupnya terbalik di pantai Guatemala dan empat belas pelanggannya tenggelam.

Hingga hari ini, beberapa orang yang tinggal di Pecinan New York memuji Sister Ping sebagai orang yang baik hati pada para imigran, khususnya dari provinsi asalnya, Fujian.

Sister Ping dianggap memberi kesempatan untuk pindah ke Amerika dan keluar dari kemiskinan. “Dia juga meminjamkan uang kepada mereka yang membutuhkan dan menemukan pekerjaan untuk para pengangguran,” ungkap beberapa warga Pecinan New York.

5. Maria Licciardi
Napoli di Italia adalah rumah bagi Camorra, sekelompok klan kriminal terorganisir yang cerdas dan kejam yang mencoba bekerja sama tetapi memiliki sejarah konflik internal yang mematikan.

Pada akhir 1990-an, selama perseteruan mematikan di antara Camorra, seorang wanita Neapolitan di akhir umur puluhan, Maria Licciardi, muncul sebagai bos dari salah satu keluarga Camorra terbesar, klan Secondigliano.

Pada 2001, ketika menjadi buronan selama dua tahun, Licciardi berhasil masuk dalam daftar yang disusun polisi Italia sebagai 30 penjahat paling dicari di negara itu.

Licciardi lahir pada 1951 di Secondigliano, Napoli utara. Beberapa orang menganggapnya sebagai bos dalam kelompok kejahatan terorganisir Camorra dari 1993 hingga 2001.

Pengangkatannya ke puncak kelompok kejahatan Camorra terjadi ketika kaum hawa diperbolehkan melangkah ke peran kepemimpinan dalam sindikat yang dibiarkan terbuka oleh para pria yang ditangkap, dipenjara atau dibunuh pada 1990-an dan 2000-an.

Tren itu berlanjut bersamaan dengan pertarungan yang dimenangkan sistem peradilan pidana Italia. Beberapa istri bos mafia akan memotong serta mengemas kokain dan heroin untuk suami mereka di rumah, sambil melakukan tugas-tugas keluarga tradisional seperti memasak, membersihkan, dan membesarkan anak.

Sementara pria kebanyakan menangani sisi kekerasan, beberapa dari wanita ini mampu membuat ancaman dan memeras uang dari korban, dan menjalankan operasi penjualan narkoba, seperti pasangan mereka. Dan, Licciardi adalah salah satunya.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email