oleh

Tahura Banten: Tak Ada Pembalakan Hutan Liar di Banten

image_pdfimage_print
Banjir lumpur yang terjadi di Pandeglang, Banten.(zis)

Kabar6-Kepala Balai Taman Hutan Rakyat (Tahura) Banten, Asep Mulya Hidayat menganggap, bila bencana banjir bandang disertai longsor yang melanda Kabupaten Serang dan Kabupaten Pandeglang, pada Senin (25/7/2016) lalu, bukan karena pembalakan liar di wilayahnya.

“Memang ada longsor, namun lokal dan kecil, tapi tidak berimbas ke banjir. Tidak ada pembalakan liar di Tahura,” kata Asep, saat dikonfirmasi, Kamis (4/8/2016).

Pihaknya pun mengaku, bila hingga kini belum pernah sama sekali diperiksa ataupun dimintai keterangan oleh Polda Banten, terkait penyebab bencana alam yang menyebabkan empat orang meninggal dunia tersebut.

“Saya belum pernah dipanggil. Tahura hanya salah satu pengelola hutan di sekitar Carita dan lereng Gunung Aseupan dan statusnya konservasi,” tandasnya.

Pria yang akrab disapa Haji Rocker ini pun menjelaskan, pascakejadian, tepatnya pada Rabu hingga Kamis atau pada 27-28 Juli 2016 lalu, dirinya bersama pegawai Tahura langsung turun mengecek ke lokasi longsor guna memastikan penyebabnya. **Baca juga: Satu Keluarga Tewas Terjebak Longsor di Pandeglang.

“(Banjir bandang) dari Sungai Cipenyu, longsor dari Gunung Batok di Kampung Cilaban, Desa Sidamukti, Kecamatan Carita, di luar kawasan tahura. Saya sudah bertemu tiga tim dari Polda (Banten) sebanyak empat kali,” tegasnya. **Baca juga: Polda Banten Telusuri Penyebab Banjir Longsor di Carita.

Diketahui, bencana banjir bandang disertai longsor yang melanda Kabupaten Serang dan Kabupaten Pandeglang, pada Senin (25/7/2016) lalu, mengakibatkan empat warga tewas di dalam mobil yang terjebak banjir dan longsor. **Baca juga: Hujan Semalaman, Anyer Diserbu Banjir dan Longsor.

Selain itu, tujuh desa dinyatakan terisolir, aktivitas sejumlah sekolah terganggu akibat rusaknya peralatan sekolah setelah terendam banjir, serta banyak warga yang harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.(tmn)

Print Friendly, PDF & Email