oleh

Tagana Jadi Garda Terdepan Penanggulangan Bencana di Banten

image_pdfimage_print

Kabar6-Tingginya curah hujan sejak sepekan terakhir, tak urung mengakibatkan bencana banjir dan longsor terjadi hampir merata disejumlah wilayah di Provinsi Banten.

Seperti yang terjadi di Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang. Hampir seluruh wilayah di dua Kabupaten dan Kota tersebut mengalami bencana baik banjir maupun longsor.

Banjir dan longsor ini tidak hanya merusak pemukiman penduduk dan akses jalur transportasi semata, melainkan juga memutus sejumlah jembatan yang menjadi akses penghubung wilayah Kabupaten Lebak.

Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Banten, H Andika Hazrumy mengatakan, upaya pertolongan pertama terhadap para korban bencana baik banjir maupun longsor menjadi perioritas tim relawan Tagana dilapangan.

Mulai dari mengevakuasi korban, hingga memberikan bantuan makanan sampai membangun dapur umur dilakukan oleh tim relawan Tagana, khususnya terhadap para korban bencana yang ada di kabupaten Lebak.

“Upaya pertolongan pertama yang dilakukan tim relawan Taganan sedianya sudah sesuai dengan standar operasional prosedur. Pertolongan dini kepada masarakat menjadi bagian terpenting. Terlebih, banyak infrastruktur jalan dan jembatan yang rusak,” ujar Andika lagi.

Lebih jauh anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Provinsi Banten ini mengatakan, justru kendala yang dihadapi saat ini adalah soal lambannya perbaikan sarana dan prasarana yang rusak akibat banjir yang terjadi.

“Sejauh ini Tagana sudah berada di garda terdepan dalam membantu penanganan bencana di Banten. Terkait perbaikan sarana dan prasarana yang rusak akibat banjir, Tagana tidak bisa ambil bagian karena hal itu diluar kewenangan,” ujar Andika lagi.  

Langkah tanggap bencana yang selama ini dilakukan oleh tim relawan Tagana Banten, kiranya mendapat acungan jempol dari Direktur Lembaga Kebijakan Publik, Ibnu Jandi.

Menurutnya, tindakan prefentif pertolongan pertama yang dilakukan Tagana Banten sudah sangat tepat, dimana mereka (relawan Tagana) tanpa di komando lagi langsung sigap saat mengetahui adanya bencana di salah satu wilayah di Banten.

“Pemerintah seharusnya mengintegrasikan kelengkapan relawan Tagana dengan Badan Penanggulangan Bencana, tanpa harus saling mengklaim siapa yang paling layak dinilai berjasa di hadapan masyarakat,” ujar Jandi.

Jandi juga meminta agar pemerintah menghargai masarakat, yang telah berperan aktif dalam kegiatan sosial kemasarakatan, seperti yang telah dilakukan oleh tim relawan Tagana Banten dan KNPI, yang telah sudi bertindak cepat tanpa menunggu langkah tangap bencana dari pemerintah.

“Masalah rekonstruksi pembangunan wilayah korban bencana, seperti jalan dan jembatan yang rusak pasca bencana, bukan tanggungjawab tim relawan Tagana. Tapi itu menjadi tanggungjawab pemerintah,” ujar Jandi lagi.(rani)

Print Friendly, PDF & Email