1

Agar Produksi Susu Lebih Banyak, Peternak di Turki Pasang VR pada Sapi Peliharaan Mereka

Kabar6-Ada hal unik yang dilakukan seorang peternak Turki bernama Izzet Kocak. Sapi miliknya dipasangi headset virtual reality (VR) untuk mensimulasikan padang rumput yang lebih hijau.

Menurut laporan, melansir Sputniknews, sapi yang dipasangi VR menjadi lebih tenang, lebih bahagia, dan menghasilkan lebih banyak susu. Rupanya, Kocak mendapat ide menggunakan headset VR dari proyek yang dilakukan di Rusia. Disebutkan, hasil dari proyek Rusia belum menghasilkan susu yang lebih baik, tetapi para peneliti membuat sapi lebih bahagia.

Jika temuan awal Kocak terbukti dapat ditiru, peternakan sapi perah VR dapat menghasilkan susu yang melimpah di masa depan. “Mereka sedang menonton padang rumput hijau dan itu memberi mereka dorongan emosional,” kata Kocak.

Ditambahkan, sapi-sapinya tampak ‘kurang stres’ atau lebih santai dengan menonton VR. Meski sapi-sapi itu mungkin tampak lebih bahagia, Kocak dan para peternak sapi perah di seluruh dunia punya alasan untuk tersenyum juga.

“Kami mendapatkan rata-rata 22 liter susu per hari dari sapi-sapi di peternakan kami. Adapun rata-rata susu dari dua sapi yang memakai kacamata virtual reality itu hingga 27 liter,” terang Kocak.

Angka-angka tersebut mewakili peningkatan produksi susu sebesar 22,7 persen setiap hari dan didukung penelitian yang dilakukan di Universitas Wageningen di Belanda.

Di sana, para peneliti menemukan kebahagiaan menghasilkan sapi yang lebih sehat, dan sapi yang lebih sehat menghasilkan peningkatan kualitas dan jumlah susu.

Apabila diterapkan pada sapi lain, VR dapat mewakili pergeseran ekonomi dan lingkungan untuk industri susu. ** Baca juga: Imam Masjid di Malaysia Mandikan Seorang Pria Seperti Mayat Karena Mencuri Kotak Amal

Menurut beberapa peneliti, cara itu memungkinkan mendorong peningkatan produksi susu menggunakan lebih sedikit lahan dan sumber daya. Menurut industri susu, hal tersebut menjadi solusi yang menawarkan potensi layak secara ekonomi dan lingkungan.

Sayangnya, kabar tentang penggunaan VR di peternakan sapi yang dikurung untuk meningkatkan hasil susu telah menimbulkan kritik. Beberapa orang menyamakan praktik tersebut dengan masa depan dystopian yang ditampilkan dalam film Matrix.

Namun, yang lain telah menunjukkan bahwa padang rumput yang lebih hijau saat ini ada untuk beberapa sapi yang beruntung. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan, untuk lebih memahami efek VR pada sapi dalam jangka panjang.(ilj/bbs)




Sapi di Rusia Pakai Kacamata ‘Virtual Reality’ Agar Bahagia

Kabar6-Para peternak sapi di Rusia telah memanfaatkan perkembangan teknologi VR (Virtual Reality) untuk memastikan hewan mereka berada dalam kondisi yang prima. Apa yang mereka lakukan?

Sapi ternak, melansir brightside, dipasangkan kacamata VR agar hewan tersebut tetap bahagia. Ketika mengenakan kacamata VR, sapi akan melihat sebuah padang rumput yang hijau nan luas, sebuah ladang di musim panas yang indah. Dalam siaran pers, Kementerian Pertanian dan Pangan Rusia, mengatakan bahwa para ahli mendesain kacamata-kacamata itu khusus untuk sapi.

Kacamata VR tadi telah disesuaikan dengan struktur anatomi kepala sapi. Mereka juga memperhitungkan penglihatan mata sapi yang lebih mudah memproses warna merah, ketimbang biru atau hijau.

Para peternak percaya, alat baru ini dapat membantu sapi untuk rileks, dengan begitu produksi susu mereka akan meningkatkan. Program ini dikembangkan berdasarkan penelitian Wageningen University & Research. Menurut penelitian, kondisi lingkungan dapat secara signifikan mempengaruhi kesehatan hewan dan kualitas susu.

Diketahui, sapi yang stres menghasilkan lebih sedikit susu. Bila sapi stres, nafsu makannya akan turun, juga rentan terkena penyakit. Nah, di sinilah fungsi kacamata VR. Sapi dibuat bahagia, ketika mengenakan kacamata itu, seolah-olah mendapat apa yang mereka inginkan.

Para peneliti mengklaim, setelah mengenakan kacamata VR, kecemasan sapi menurun dan suasana hatinya tampak membaik. Pengamatan sementara proyek kacamata VR ini dianggap berhasil. Namun, tren kacamata VR sapi masih akan terus dipelajari. ** Baca juga: Sebuah Minimarket Terbakar Setelah Pemiliknya Berusaha Basmi Virus Corona

Ternyata, mood sapi pun harus dijaga.(ilj/bbs)




Lewat Teknologi Virtual Reality Bisa Mencicipi Makanan Lewat Mata

Kabar6-Sebuah eksperimen dilakukan oleh sejumlah peneliti dari Cornell University, Amerika Serikat. Penelitian bertajuk ‘Dynamic Context Sensory Testing – A Proof of Concept Study Bringing Virtual Reality to the Sensory Booth’ ini menemukan bahwa lezat atau tidaknya suatu makanan tidak hanya ditentukan dari rasanya, tapi juga suasana tempat Anda menikmatinya.

“Kita menilai kualitas makanan tidak hanya dari rasa atau aromanya, kita juga akan terpengaruh oleh suasana sekeliling. Mata, telinga, bahkan kenangan di tempat tertentu turut mempengaruhinya,” kata Robin Dando, Associate Professor Food Science sekaligus salah satu peneliti dalam eksperimen ini.

Eksperimen ini, melansir sciencedaily, dihasilkan dengan cara meminta 50 partisipan untuk menyantap makanan sambil menggunakan perangkat virtual reality (VR). Mereka diminta untuk memakan tiga potong keju sambil melihat pemandangan beberapa tempat berbeda lewat video 360 derajat di dalam kacamata VR. Video yang ditampilkan cukup beragam, mulai dari bangku taman sampai kandang sapi. Uniknya, para partisipan tidak diberi tahu bahwa sebenarnya tiga potong keju yang mereka santap itu sama persis, tidak memiliki perbedaan jenis, rasa, atau merek.

Hasilnya, para partisipan menilai aroma keju yang mereka makan terasa lebih menyengat saat ditampilkan video suasana kandang sapi. Sedangkan aroma makanan ini terasa lebih nikmat saat mereka menyantapnya sambil menikmati video suasana taman yang sejuk. Sedangkan dari segi rasa dan tingkat keasinan, tidak ada perbedaan yang mencolok.

“Lingkungan sekitar kita sangat berpengaruh terhadap pengalaman menikmati kuliner,” jelas Dando mengenai penelitian yang diterbitkan di Journal of Food Science ini. “Kita bisa membuat makanan terasa tidak nikmat kalau berada di lingkungan yang salah.”

Ditambahkan, hasil eksperimen ini dapat dimanfaatkan oleh para pengusaha kuliner untuk meningkatkan kenyamanan para konsumen. Jika tidak bisa merenovasi interior restoran menjadi lebih keren, setidaknya cukup menyediakan kacamata virtual reality saja agar konsumen dapat memilih sendiri suasana yang diinginkan sambil menyantap makanan. ** Baca juga: Temuan Unik, Ilmuwan Jadikan Permen Karet Sebagai Perangkat Sensor Tubuh

Menarik, bukan? (ilj/bbs)