1

Mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya BSD Bantu UMKM

Kabar6-Rektor Universitas Prasetiya Mulya,Prof Djisman S. Simandjuntak mendorong para mahasiswa di kampusnya untuk terjun langsung demi merasakan tantangan dan berbagi solusi kepada para pelaku usaha. Lebih dari 900 mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya terjun langsung untuk melakukan pendampinangan bagi ratusan pelaku UMKM di Kuningan sepanjang bulan Februari 2023.

“UMKM adalah panggilan pertama universitas. Tanpa UMKM, suatu negara akan rapuh,” kata Rektor Universitas Prasetiya Mulya, Prof Djisman S. Simandjuntak, saat menghadiri ajang Saung Rahayat 2023 di Kuningan, Jawa Barat, Minggu (26/02/2023).

Di tempat yang sama, H. Acep Purnama, Bupati Kuningan, merasa bersyukur para mahasiswa dapat merasakan denyut nadi perekonomian di Kuningan.

“Saya berharap pelaku UMKM di Kabupaten Kuningan bisa menjadi pelaku usaha yang tangguh menghadapi situasi apapun. Dan dukungan Universitas Prasetiya Mulya semoga terus berkesinambungan, karena ini merupakan ekonomi yang dibangun atas asas kebersamaan dan kerakyatan, untuk kemandirian,” ujar Bupati Kuningan, dalam kesempatan yang sama.

Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, memiliki sekitar 128.000 unit UMKM yang tersebar di area seluas 1.194 km2. Dengan jumlah penduduk sekitar 1,2 juta jiwa, wilayah ini memiliki potensi besar dengan kekayaan alam dan kearifan lokal.

Pengembangan ide bisnis di kawasan wisata, kopi, hingga kuliner membuat para mahasiswa memahami tantangan dan segera berkontribusi untuk menjawab kebutuhan para pelaku UMKM.

Dikalahkan Cuaca
“Alhamdulillah sekarang pencatatan penjualan lebih rapi,” tutur Dedi Supriyadi, salah satu pengurus kelompok kopi liberica Sirung Tanjung, Desa Cipasung, Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan.

Kopi liberica merupakan kopi khas Kabupaten Kuningan. Kelompok kopi Sirung Tanjung memiliki tiga kelompok, yaitu petani, pengolah dan penjual. Dedi berada dalam kelompok penjual yang menawarkan kopi yang telah diolah menjadi minuman kepada konsumen.

Masalah klasik yang mereka hadapi adalah manajemen penjualan. Menurut Dedi, selama ini pengeluaran dan pemasukan selalu berbeda, sehingga mereka tidak tahu seberapa besar keuntungan yang sebenarnya telah didapatkan.

Kondisi berubah setelah hampir satu bulan mereka mendapatkan pendampingan dari para mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya. Setelah memetakan masalah, mereka akhirnya dibekali sebuah tablet yang mencatat langsung pemesanan dari pembeli. Pencatatan itu pun tidak akan hilang dan bisa langsung memperlihatkan total pelanggan yang membeli hari per hari.

Tidak hanya Dedi, Inin, pengusaha rengginang merek Ceu Mimin pun sumringah dengan kedatangan mahasiswa yang mendampingi mereka menjual produknya.

“Tentu senang. Nanti produksi tidak terganggu walaupun tidak ada panas,” tutur Iin, yang merupakan adik dari pengusaha rengginang Ceu Mimin yang berada di Desa Haurkuning, Kecamatan Nusaherang, Kabupaten Kuningan.

Adiya Maharani, perwakilan kelompok yang mendampingi rengginang Ceu Mimin mengungkapkan bahwa sebelumnya mereka telah mempelajari dan melakukan pemetaan kendala.

“Untuk pemasaran mereka sudah bagus. Sudah ada di online, sudah menitipkan ke toko oleh-oleh dan lainnya,” tutur Adiya.

Namun produksi pengolahan rengginang Ceu Mimin sangat tergantung alam. Kalau Matahari tidak bersinar terik seperti di musim penghujan saat ini, produksi rengginang dipastikan terganggu bahkan bisa juga tidak berproduksi.

“Kami pun membuatkan mesin oven. Sehingga produksi rengginang tidak terganggu,” tutur Adiya.

Tidak hanya kelompok Adiya, kelompok yang digawangi Vincent pun memberikan pendampingan hingga solusi agar UMKM yang mereka dampingi bisa meningkatkan produksi dan meluaskan penjualan. Mendampingi UMKM pebisnis kopi, Vincent dan teman-temannya berupaya meningkatkan produksi penjualan kopi ibu Yeyet, pemilik kopi She’ Edun.

Setelah dua tahun, biji kopi yang digunakan Yeyet untuk menjadi kopi hanya 30 kilogram. Akhirnya Vincent dan kawan-kawan memperbaiki packaging dan logo kopi. Mereka pun membantu memasarkan kopi original dan kopi jahe dengan pemasaran digital agar jangkauan pemasaran bisa lebih luas lagi.

Di tempat lain, Erika Richardo dan timnya mengembangkan beragam ide untuk kawasan wisata Sawah Lope yang sedang hits di Kuningan. Langkah awal, tim Erika segera mendesain banyak tempat sampah yang dirasa kurang cukup sehingga membuat pengunjung kawasan cenderung membuang sampah sembarangan. Selanjutnya ia dan tim segera bergerak menciptakan inovasi lain yang membuat kawasan di Desa Cikaso ini semakin dikenal oleh wisawatan lokal dan mancanegara.

Tinggal Selama Satu Bulan
Dekan School of Business and Economics Universitas Prasetiya Mulya, Fathony Rahman, DBA, menjelaskan, program yang setara dengan 4 SKS ini mengemban amanah yayasan untuk mengembangkan usaha kecil menengah di Indonesia.

“Kegiatan ini merupakan bagian dari program pembelajaran di kampus. Salah satunya mengusung collaborative learning by enterprising. Jadi mereka berkelompok lalu membantu usaha,” tutur Fathony.

Setiap kelompok terdiri atas delapan mahasiswa dari berbagai jurusan. Mereka bahkan sudah melakukan pengenalan dan pemetaan sejak awal semester terhadap pelaku usaha yang didampingi. Setelah itu, selama hampir satu bulan mereka tinggal bersama pelaku usaha untuk menerapkan ide.

Setelah mendampingi mereka, pada akhir pekan kemarin (26/02/2023) seluruh mahasiswa dan pelaku UMKM yang mereka dampingi berkumpul dalam kegiatan Saung Rahayat 2023, puncak acara dari rangkaian program Community Development.

Tidak hanya memamerkan produk UMKM, ajang ini juga menghadirkan kegiatan budaya, pariwisata hingga pemberdayaan masyarakat. Mengambil tema Rindu atau Rahayu Sang Windu, kegiatan ini meyajikan perayaan bersama untuk warga Kabupaten Kuningan dan para mitra program Community Development. Mahasiswa yang melakukan pendampingan bahkan tak segan-segan untuk menjajakan produk yang mereka dampingi kepada pengunjung yang hadir.

**Baca Juga: Ikuti Program Wirausaha Merdeka Gratis dari Universitas Prasetiya Mulya

Tentang Universitas Prasetiya Mulya

Universitas Prasetiya Mulya adalah pelopor program MBA dan sekolah bisnis terkemuka di Indonesia. Lembaga ini didirikan pada tahun 1982 oleh para pemimpin bisnis ternama di masa itu, dengan visi misi Prasetiya Mulya untuk menjadi pusat pembelajaran yang baik bagi para wirausahawan, profesional, dan peneliti bisnis.

Pada tahun 2005, mengawali dibukanya program sarjana, Universitas Prasetiya Mulya kembali menegaskan dedikasi para pendirinya untuk mendidik wirausaha muda Indonesia. Sejak saat itu, pendaftaran mahasiswa setiap tahun menunjukkan angka yang terus meningkat dan sebagai konsekuensinya, dibutuhkan lebih banyak ruang. Di penghujung tahun 2009, Universitas Prasetiya Mulya mulai membangun kampus kedua dengan luas total 8 hektar yang terletak di BSD City Kavling Edutown I.1, Jl. BSD Raya Utama, BSD City.

Kampus BSD menawarkan suasana belajar yang menyenangkan, jauh dari kemacetan Jakarta, didukung dengan fasilitas kampus yang unggul. Kampus baru yang dibangun khusus untuk melayani mahasiswa sarjana dengan lebih baik dan lebih kreatif melambangkan komitmen Universitas Prasetiya Mulya untuk menawarkan standar keunggulan tertinggi dalam pendidikan dan penciptaan wirausahawan sukses dan profesional bisnis.

Di awal tahun 2016, Prasetiya Mulya bertransformasi menjadi universitas masa depan, menjawab tantangan abad 21 yang beragam dan menjadi pionir universitas ganda dan kolaboratif di Indonesia. Universitas Prasetiya Mulya telah menyadari pentingnya kolaborasi ilmu terapan, dengan mendirikan School of Applied Science, Technology, Engineering and Mathematics (STEM) dengan School of Business and Economics (SBE). (Red)




Ikuti Program Wirausaha Merdeka Gratis dari Universitas Prasetiya Mulya

Kabar6-Data terbaru Badan Pusat Statistik mencatat, tingkat pengangguran di Indonesia pada tahun ini mencapai 5,83 persen, atau sekitar 8,40 juta orang dari total penduduk usia kerja yang sebanyak 208,54 juta orang. Yang mengejutkan, dari jumlah tersebut, sebanyak 13,17 persen di antaranya, atau sekitar 1,2 juta orang, merupakan pengangguran terdidik alias mereka yang bergelar diploma dan sarjana.

Masih tingginya tingkat pengangguran terdidik di Indonesia itu, menurut dosen sekaligus Ketua Program Wirausaha Merdeka Universitas Prasetiya Mulya, Dr. Hesti Maheswari, terjadi akibat kurang terasahnya keterampilan wirausaha para mahasiswa di Indonesia. “Akibatnya, ketika mereka tidak mendapatkan pekerjaan, atau keluar dari pekerjaan karena terkena pemutusan hubungan pekerjaan (PHK), mereka menganggur,” kata Hesti dalam rilis yang diterima, Rabu (27/07/2022)

Untuk menekan tingkat pengangguran terdidik tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) serta Kementerian Keuangan pada tahun ini telah meluncurkan program Wirausaha Merdeka yang diselenggarakan di 17 kampus. Universitas Prasetiya Mulya, sebagai salah satu pelaksana program, membuka kesempatan bagi mahasiswa dari universitas lain dari seluruh Indonesia untuk bergabung mengikuti program tersebut.

**Baca Juga: Rampas Hak Anak, Kader Gelora Desak Pemerintah Evaluasi PPDB Sistem Zonasi

“Kami dipercaya pemerintah untuk melakukan transfer knowledge ilmu bisnis yang ada pada kurikulum Universitas Prasetiya Mulya kepada mahasiswa dari kampus lain. Karena itu kami berharap jumlah peserta dari kampus lain jumlahnya lebih banyak dari peserta asal Universitas Prasetiya Mulya,” ujar Hesti.

Dalam program ini, ia melanjutkan, para peserta akan mendapatkan banyak benefit. Mulai dari perkuliahan ilmu bisnis gratis selama satu semester di Universitas Prasetiya Mulya, akses terhadap purwarupa model bisnis untuk mereka jalankan termasuk modalnya, hingga program bimbingan dari para ahli di kampus dan praktisi.

Untuk mengikuti program ini, Hesti menjelaskan, mahasiswa dari kampus manapun bisa mengajukan diri dengan memenuhi sejumlah syarat umum yang ditentukan Kemendikbudristek. Selain itu, ada satu syarat khusus yang ditentukan oleh tim Universitas Prasetiya Mulya, yakni membuat proposal berisi narasi tentang motivasi mereka mengikuti program Wirausaha Merdeka dan ide bisnis yang mereka ajukan.

“Program ini terbuka bagi mahasiswa jurusan apapun, vokasi, teknik, sastra, ilmu sosial dan politik, dan sebagainya. Kami akan seleksi berdasarkan motivasi dan ide bisnis mereka, dengan harapan setelah program berakhir mereka bisa mengeksekusi ide yang mereka godok. Para peserta yang terpilih pun, nantinya mendapatkan fasilitas penyetaraan satuan kredit semester di kampus asalnya,”jelasnya.

Pentingnya Ilmu Bisnis Bagi Wirausaha

Kepala Sub Program Studi Manajemen Bisnis Universitas Prasetiya Mulya, M. Setiawan Kusmulyono, MM., mengatakan, nantinya para peserta program Wirausaha Merdeka yang terpilih akan mengikuti perkuliahan sesuai kurikulum di Universitas Prasetiya Mulya. “Di Prasetiya Mulya, kami merancang kurikulum perkuliahan seperti sebuah ekosistem yang bertujuan untuk melahirkan wirausaha dengan karakter tangguh dan tidak pantang menyerah, memiliki pengetahuan dan keterampilan mengelola bisnis, serta memiliki kepekaan sosial,” ujarnya.

Tiga karakter itulah, kata Setiawan, yang membuat para lulusan Prasetiya Mulya selalu siap menghadapi berbagai situasi, baik langsung terjun menjadi pengusaha muda setelah lulus, memilih masuk dunia kerja terlebih dahulu, maupun bekerja sambil menjalankan usaha. Saat ini, Setiawan menjelaskan, sekitar 27 persen lulusan Universitas Prasetiya Mulya langsung mengambil jalan sebagai wirausaha.

Diketahui, Universitas Prasetiya Mulya adalah pelopor program MBA dan sekolah bisnis terkemuka di Indonesia. Lembaga ini didirikan pada tahun 1982 oleh para pemimpin bisnis ternama di masa itu, dengan visi misi Prasetiya Mulya untuk menjadi pusat pembelajaran yang baik bagi para wirausahawan, profesional, dan peneliti bisnis. Di penghujung tahun 2009, Universitas Prasetiya Mulya mulai membangun kampus kedua dengan luas total 8 hektar yang terletak di BSD City Kavling Edutown I.1, Jl. BSD Raya Utama, BSD City.(red)




SDGs Trend Awareness Generasi Muda

Kabar6–Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, adalah resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diterbitkan pada 21 Oktober 2015 dengan 17 tujuan, sebagai ambisi pembangunan bersama untuk kemaslahatan manusia dan bumi.

Universitas Prasetiya Mulya, yang berlokasi di BSD, Tangerang, mendukung SDGs yang dicanangkan PBB. Salah satunya melalui sosialisasi dengan tujuan meningkatkan awareness dan menjadikan SDGs sebagai trend di kalangan SMA.

“Sebagai generasi muda, harus aware dengan lingkungan sekitarnya,” kata Lita, Ketua Youth Speak League (YSL) Universitas Prasetiya Mulya, saat mengenalkan SDGs sebagai tren awareness kepada siswa/I SMA Al Azhar BSD, Selasa (14/11/2017).

Senada, Local Committee president AIESEC Universitas Prasetiya Mulya, Fauzan Goldiano Putra, di depan ratusan siswa SMA Al Azhar BSD, menjelaskan pentingnya memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekitar.

“Apa yang sudah dapat kita berikan, bagaimana caranya dapat memberikan kontribusi positif kepada sekolah sebagai bentuk balas budi kita,” cerita Fauzan yang mendapatkan perhatian serius dari para siswa.

Acara dilanjutkan dengan pemutaran video saat anggota AIESEC melakukan kunjungan ke Afrika dengan segala permasalahan kompleks, mengajak siswa Al Azhar untuk turut berinteraksi mengemukakan pendapatnya tentang permasalahan yang ada di lingkungannya masing-masing. (fit)

 

Adapun 17 tujuan SDGs sebagai berikut:

1. Tanpa kemiskinan dan pengentasan kemiskinan di semua tempat.

2. Tanpa kelaparan

* Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan perbaikan nutrisi, serta menggalakkan pertanian yang berkelanjutan.

3. Kehidupan sehat dan sejahtera

* Menggalakkan hidup sehat dan mendukung kesejahteraan untuk semua usia.

4. Pendidikan berkualitas

* Memastikan pendidikan berkualitas yang layak dan inklusif serta mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang.

5. Kesetaraan gender

*Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan.

6. Air bersih dan sanitasi layak

* Menjamin akses atas air dan sanitasi untuk semua.

7. Energi bersih dan terjangkau

* Memastikan akses pada energi yang terjangkau, bisa diandalkan, berkelanjutan dan modern untuk semua.

8. Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi

* Mempromosikan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif, lapangan pekerjaan dan pekerjaan yang layak untuk semua.

9. Industri, inovasi dan infrastruktur

* Membangun infrastruktur kuat, mempromosikan industrialisasi berkelanjutan dan mendorong inovasi.

10. Berkurangnya kesenjangan

* Mengurangi kesenjangan di dalam dan di antara negara-negara.

11. Kota dan komunitas berkelanjutan

* Membuat perkotaan menjadi inklusif, aman, kuat, dan berkelanjutan.

12. Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab

* Memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.

13. Penanganan perubahan iklim

* Mengambil langkah penting untuk melawan perubahan iklim dan dampaknya.

14. Ekosistem laut

* Pelindungan dan penggunaan samudera, laut dan sumber daya kelautan secara berkelanjutan.

15. Ekosistem daratan

* Mengelola hutan secara berkelanjutan, melawan perubahan lahan menjadi gurun, menghentikan dan merehabilitasi kerusakan lahan, menghentikan kepunahan keanekaragaman hayati.

16. Perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh

* Mendorong masyarakat adil, damai, dan inklusif.

17. Kemitraan untuk mencapai tujuan

* Menghidupkan kembali kemitraan global demi pembangunan berkelanjutan.(ist)