1

Prabowo-Gibran Dinilai yang Paling Peduli terhadap Peran Anak Muda, Lainnya Masih Setengah Hati

Kabar6-Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia ingin memberikan kesadaran kolektif kepada masyarakat, bahwa sekarang sedang ada arus gelombang perubahan kepemimpinan di Indonesia.

Fenomena tersebut, tidak hanya terjadi pada kepemimpinan di tingkat nasional, tapi juga di daerah yang menandakan adanya lompatan besar proses perpindahan kepemimpinan dari generasi tua ke generasi muda.

“Saya kira kita sepakat, bahwa Pemilu 2024 ini bukan hanya satu prosesi demokrasi 5 tahunan saja, tapi juga punya makna strategis yang lebih penting, yaitu adanya proses transisi kepemimpinan,” kata Mahfuz Sidik, Sekretaris Jenderal Partai Gelora dalam Gelora Talks dengan tema ‘Pilpres 2024: Gibran dan Fenomena Pemimpin Muda’, Rabu (27/12/2023) sore.

Menurut Mahfuz, ketika berbicara profil demokrasi di Indonesia, ada dua tren saat ini, yakni tren populasi dan tren pemilih muda.

Dimana 69 % penduduk Indonesia masuk kategori usia produktif dari usia 15-40 tahun. Kemudian dari 69 % tersebut, sekitar 66 juta berusia antara 0-14 tahun.

“Dalam jangka waktu 10-15 tahun ke depan, mereka akan menambah level piramid penduduk muda. Indonesia benar-benar akan mengalami bonus demografi,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Mahfuz, 52 % pemilih di Pemilu 2024 merupakan pemilih pemula dan pemilih muda yang berusia 17-40 tahun.

“Artinya, mayoritas pemilih pada Pemilu 2024 tersebut, adalah dua profil tadi. Dan hal ini juga ada korelasi dengan kepimpinan politik di daerah, nasional dan global,” katanya.

Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), ada 42 kepala daerah yang berusia di bawah 40 tahun dan ada 100 kepala daerah berusia antara 40-49 100.

“Jadi kalau kita total ada 142 kepala daerah yang usianya 50 tahun ke bawah. Sementara di legislatif, dari 580 anggota DPR RI hasil Pemilu 2019, ada 86 anggota DPR berusia 21-40 tahun, 165 anggota DPR RI yang berusia 41-50 tahun. Sehingga di legislatif sendiri lebih dari 40 % atau hampir 250 anggota DPR yang usianya 50 tahun ke bawah,” ujarnya.

Jika melihat data tersebut, maka kehadiran Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden (cawapres) merupakan fenomena atau tren sekarang, bukan merupakan linear yang terjadi begitu saja.

“Fenomena ini juga ada di banyak negara, munculnya pemimpin muda mulai dari Presiden, Perdana Menteri yang usia di bawah 40 tahun. Dan ada 33 negara yang memiliki regulasi yang mengatur syarat minimal untuk maju sebagai kepala negara, adalah 35 tahun,” ungkapnya.

Dengan demikian, kata Mahfuz, tren kehadiran pemimpin muda itu, tidak hanya terjadi di Indonesia saja, tapi juga fenomena secara global.

“Saya mau sharing pengalaman di lapangan, saya sudah 4 kali ikut Pemilu, ketika saya dan teman-teman di dapil mau pasang spanduk khusus bertema pemimpin muda. Banyak warga yang datang, bukan karena keberatan, tapi justru meminta spanduk untuk dipasang di rumah mereka. Jadi masyarakat sangat antusias dalam menyosong kehadiran pemimpin muda di 2024,” katanya.

**Baca Juga: Partai Gelora Luncurkan Program Peduli Petani dan Bagikan Pupuk Cair Gratis

Layak Bersanding

Sementara itu, Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran Mulya Amri mengomentari soal penampilan cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka dalam debat kemarin, yang dinilainya luar biasa.

“Ini merupakan surprise, ketika banyak yang underestime terhadap penampilan Mas Gibran. Justru menunjukkan, Mas Gibran sanggup dan layak bersanding dengan para cawapres lainnya yang lebih senior,” kata Mulya Amri.

Ia mengatakan, Gibran tidak hanya sekedar hadir dan tampil saja, tapi juga menguasai semua materi debat, mulai dari persoalan hukum dan HAM, sosial dan ekonomi. Artinya, berbagai topik dikuasai oleh Wali Kota Solo itu.

“Mas Gibran tidak sekedar mengimbangi, tapi juga memberi warna dan memikat hati kepada pemirsa dan pemilih, tapi beliau benar-benar menguasai materi debat,” katanya.

Selain itu, lanjut Mulya, satu hal yang menjadi kekuatan Gibran dalam debat cawapres kemarin adalah sikap hangatnya menyapa anak muda.

“Ketika anak muda menyapa anak muda itu terdengar otentik. Dan Terbukti Mas Gibran yang paling baik bicara tentang masa depan, tidak seperti cawapres lainnya,” jelas Mulya.

Sedangkan Komandan Tim Fanta TKN Prabowo-Gibran Arief Rosyid mengatakan, kemenangan pasangan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024, tidak hanya kemenangan seluruh rakyat Indonesia, tetapi juga menjadi kemenangan anak muda.

“Ini adalah pasangan kombinasi yang sempurna, antara generasi senior dan generasi junior. Prabowo-Gibran memperjuangkan peran anak muda, dan akan dipastikan jumlah anak muda di ruang-ruang publik semakin bertambah terus,” kata Arief.

Ketua Umum KNPI Ryano Panjaitan menilai, pasangan Prabowo-Gibran yang paling komitmen melanjutkan kemajuan pembangunan yang telah dicapai Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari sisi investasi dan pembangunan di daerah.

“Di era Pak Jokowi , kemajuan yang sudah dialami dari sisi ekonomi, terutama pemerataan investrasi di luar pulau Jawa sudah mencapai 53 persen, dari tadinya 35 persen. Dan hanya Pak Prabowo yang betu-betul berkomitmen melanjutkan apa yang dilakukan Pak Jokowi, terutama hilirisasi,” kata Ryano.

Prabowo, kata Ryano, berjanji akan melanjutkan kebijakan Presiden Jokowi untuk melawan organisasi perdagangan dunia (WTO), karena dianggap semena terhadap Indonesia selaku pemilik sumber daya alam.

“Pak Prabowo adalah pemimpin yang tegas, berani dan tidak gampang didekte sama siapapun, apalagi orang asing. Besar harapan kami agar anak-anak muda mendukung Prabowo-Gibran, selain akan menurunkan stunting, juga akan meningkatkan kecerdasan anak muda. Hanya Prabowo yang konsen dengan pemuda,” pungkasnya.(Tim K6)




Pengamat: Dukungan Anggaran Setengah Hati, Kejadian Kebakaran Sulit Dihindari

Kabar6.com

Kabar6-Tragedi terbakarnya Lapas Kelas 1 Tangerang yang mengakibatkan 44 warga binaan tewas disorot Pengamat politik dan kebijakan publik dari Universitas Syekh Yusuf (UNIS) Tangerang, Adib Miftahul.

Adib menilai kejadian yang juga membuat konsumsi pemberitaan banyak media luar negeri ini, seolah menunjukkan hak asasi manusia warga binaan begitu murah.

Peristiwa kebakaran yang diduga terdapat konsleting listrik tersebut justru semakin menunjukkan pemerintah tak serius menangani warga binaan yang ada didalam penjara. Sudah begitu lama masalah di Lapas, seperti bangunan tak layak, over kapasitas, fasilitas yang minim seolah ini tak bisa diselesaikan.

“Sebagus apapun manajemen pengelolaan Lapas kalau gedungnya tua, fasilitas banyak tak layak, didukung dengan minimnya teknologi, jangan kaget kalau kejadian seperti ini bakal terulang lagi. Nah disini penting soal dukungan anggaran,” kata Dosen FISIP UNIS ini kepada awak media, Jumat, (10/9/2021).

Adib juga menambahkan, salah satu kunci penting untuk menyelesaikan masalah pelik terkait manajemen Lapas adalah political will. Padahal, dukungan politik dan anggaran ini yang selalu didengungkan terutama oleh DPR RI, tetapi juga masih setengah hati.

“Political will dan dukungan anggaran sangat penting. Kan anggota DPR RI itu kalau reses sering kan kunjungan kerja ke Lapas. Mereka sudah tahu betul apa yang terjadi di Lapas. Kalau masalah di Lapas tak bisa diselesaikan, yah setengah hati,” tambahnya.

Adib berpendapat, Lapas adalah tempat memanusiakan warga binaan yang tengah menjalani masa hukuman, agar menjadi manusia yang bermanfaat dikemudian hari.

“Nah, ini seharusnya sejalan dengan revolusi mental yang menjadi prioritas Presiden. Walaupun mereka bersalah secara hukum tetapi mereka adalah manusia. Negara berkewajiban menjaga mereka. Memperbaiki mereka jadi orang baik lagi,” tegasnya.

Adib Miftahul juga menilai sebagai prioritas adalah pekerjaan rumah besarnya berupa grand design sebuah Lapas yang manusiawi dengan pengelolaan manajemen yang baik. Perlu juga, lanjut Adib, tak usah malu mencontoh negara maju dalam hal manajemen tata kelola Lapas.

“Bisa menunjuk konsultan independen guna mempelajari manajemen Lapas seperti di luar negeri. Nantinya, konsultan akan memberikan rekomendasi bagi pemerintah untuk merumuskan langkah-langkah yang diperlukan dalam jangka pendek maupun panjang. Bisa juga dalam hal pembenahan Lapas, menjalin hubungan dengan otoritas-otoritas serupa luar negeri,” jelasnya lagi.

**Baca juga: Hadapi Pemilu, KPU Kota Tangerang Berikan Terobosan Terbaru

Jika masalahnya ada pada over kapasitas, seharusnya sinergi para pemangku kepentingan antara Kemenkumhan dan DPR RI terjalin dengan baik.

“Ingat ada 44 nyawa. Saya dapat informasi malah kalau petugas Lapas tak berjibaku, menyelamatkan, bisa ratusan yang meninggal. Masalah ini sudah bertahun tahun. Duit kita (APBN) kan ada,” tandasnya. (Oke)




Pengamat Nilai Teguran Pemkot ke Tang City Masih Setengah Hati

Kabar6.com

Kabar6-Kerumunan di Tang City Mall mendapat sorotan dari pengamat. Pasalnya, hal itu berdampak dengan pemerintah kota Tangerang menegur pengelola Tangcity Mall karena tergolong lalai dalam menerapkan protokol kesehatan yang berdampak membludaknya kerumuman.

Dampaknya Arief R Wismansyah dengan beberapa pihak melakukan tinjaun ke Mall Tang City.

Pengamat Komunikasi Publik Mochammad Mirza mengamini keputusan Pemerintah kota Tangerang memberikan teguran kepada pengelola mall.

Hal ini dibutuhan sebagai warning kepada pengelola mall agar tidak kendor terhadap protokol kesehatan. Sayangnya teguran yang disampaikan ini masih bersifat lisan dianggap masih kurang efisien.

“Teguran lisan yang disampaikan, saya menilai masih belum cukup, butuh tindak lanjut secara tertulis agar pemkot serius menindak lanjuti laporan yang diterima,” kata Mirza dalam keterangan tertulisnya, Rabu (5/5/2021).

Mirza menyatakan masih mengamati apakah ada tidak, tindak lanjut dari perkara tersebut yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Tangerang dengan memberikan sanksi tegas pada pengelola mall.

“Atau malah jangan, jangan teguran yang diberikan kemarin hanya bersifat formalitas,” kata Mochammad Mirza Dosen Ilmu Komunikasi Univeritas Islam Syekh Yusuf Tangerang.

“Tindak lanjut pemerintah kota tangerang sekarang ditunggu karena nantinya berdampak dengan para pengelola usaha lain yang ada di Kota Tangerang untuk tidak abai terhadap protokol kesehatan dan lebih hati- hati jika timbul keramaian,” terangnya.

Untuk para pengelola mall, kata Mirza, termasuk pelaku usaha di kota Tangerang untuk melakukan evaluasi di internal dengan meningkatnya kunjungan seperti buka puasa bersama atau berbelanja untuk kebutuhan lebaran, butuh adanya upaya berbeda dari bulan-bulan sebelumnya.

Sebelumnya, Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah bersama unsur Tiga Pilar Kota Tangerang melakukan tinjauan ke salah satu pusat perbelanjaan di Kota Tangerang sebagai langkah antisipatif kembali terjadinya kerumunan pengunjung beberapa waktu lalu.

Arief menyampaikan tinjauan ini dilakukan sebagai tindak lanjut rapat Forkopimda serta imbauan dari Kemendagri, pemkot bersama tni polri memantau kondisi pusat – pusat perbelanjaan yang ada di Kota Tangerang.

“Beberapa waktu lalu, sejumlah mall ramai dikunjungi pengunjung, jadi kita cek antisipasinya seperti apa,” ujar Wali Kota yang hadir bersama Kapolres Metro Tangerang Kota Deonijiu De Fatima di Tang City Mall, Senin (3/5/2021).

Dari hasil tinjauan, kata Arief, didapati kondisi jalur yang disediakan bagi pengunjung yang datang ke mall tersebut lebih kecil dibanding jalur yang disediakan bagi para pedagang.

**Baca juga: Tes GeNose Mulai Diterapkan di Kota Tangerang

“Kemakan sama jalur pedagang, makanya kami minta pengelola pusat – pusat perbelanjaan mengatur ruang yang memadai untuk pengunjung,”

“Sehingga tidak terjadi kerumunan di pusat perbelanjaan. Kalau ada yang jadi carrier kan menyebabkan penularan covid-19,” katanya.(Oke)