1

Picu Kontroversi, Ujian Sekolah di Tiongkok Para Siswa Disuruh Menulis Nama Guru Mereka

Kabar6-Ada hal tidak biasa saat ujian akhir sekolah yang berlangsung di Akademi Kejuruan Budaya dan Komunikasi, Sichuan, Tiongkok barat daya. Salah satu soal ujian memicu kontroversi karena mengajukan pertanyaan, apakah para siswa memang mengenal guru mereka masing-masing atau tidak.

Para murid, seperti dilansir BBC Indonesia, diberi foto tujuh orang dan diminta untuk memilih yang mana guru mereka, serta menuliskan namanya. Siswa yang menjawab benar tidak mendapat nilai tambahan, namun yang jawabannya salah atau tidak menjawab akan mendapat sanksi berat, yaitu pengurangan 41 angka dari total nilai ujian yang diperoleh.

Angka yang dikurangi itu mencapai sekira 30 persen dari nilai total ujian. Hu Teng, salah seorang guru pada akademi itu, mengatakan bahwa untuk pertama kalinya soal ujian seperti itu dimasukkan ke dalam ujian sekolah.

“Tujuan awalnya adalah untuk mengkaji sikap umum murid terhadap proses belajar. Jika mereka tidak bisa mengingat nama gurunya, maka jelas mereka sama sekali tidak tertarik dengan pelajarannya,” urainya.

Pertanyaan dalam soal ujian tersebut tentu saja memicu perhatian dari para pengguna media sosial. Beberapa pengguna Sina Weibo berpendapat pertanyaan itu ‘tidak bermutu’, meskipun mengakui bahwa mereka tidak tahu atau tidak bisa menulis karakter dari nama gurunya.

Namun jelas ada juga yang mendukung keputusan tersebut. “Mengingat nama seseorang adalah penghormatan yang mendasar,” tulis seseorang. Pengguna lain berpendapat, “Jika murid tidak berada di dalam kelas, tentu saja mereka tidak tahu nama gurunya, jadi itu pertanyaan yang baik!”

Beberapa sekolah menengah dan universitas di Tiongkok juga berupaya untuk mengatasi murid-murid yang sering membolos, antara lain sebuah universitas yang memasang sistem pengenalan wajah di ruang kelasnya.

Dengan sistem yang dipasang di enam ruang kuliah, maka mahasiswa Universitas Komunikasi di Beijing diharuskan berdiri di depan kamera komputer saat mau ikut kuliah. Foto mereka diabadikan dan hanya dalam beberapa detik dicocokkan dengan data umum mahasiswa bersangkutan sebagai daftar absensi, yang sebelumnya mengunakan cara tradisional tulisan yang bisa dimanipulasi. ** Baca juga: Terjebak dalam Lemari Es, McCabe Selamat Berkat Sosis Beku

Bagaimana menurut Anda? (ilj/bbs)




Agar Sang Anak Bisa Bersekolah, Pria Ini Gali Tanah untuk Bangun Jalan

Kabar6-Jalandhar Nayak memang seorang ayah teladan yang sangat menyayangi anak-anaknya. Bagaimana tidak, pria asal desa terpencil di negara bagian Orissa, India timur, ini rela menggali tanah dan membangun jalan, hanya bermodalkan cangkul dan linggis, agar ketiga anaknya dapat bersekolah.

Nayak dan anak-anaknya tinggal di rumah yang berjarak sekira 9 kilometer dari sekolah. Dilansir The Guardian, rute pulang anak laki-laki Nayak harus ditempuh selama tiga jam melintasi lima bukit. Demi mempersingkat jarak tempuh, selama dua tahun terakhir, Nayak berangkat setiap pagi dengan peralatannya, dan menghabiskan waktu hingga delapan jam untuk memotong batu, dan mengeluarkan batu-batu besar. Hingga akhirnya ia berhasil membuat sebuah jalan pintas, meskipun belum semuanya selesai.

Usaha keras Nayak ini mendapat pengakuan dari pejabat setempat, yang mengatakan bahwa mereka akan menyelesaikan bagian jalan yang tersisa. Tidak hanya itu, Nayak juga akan mendapat bayaran atas pekerjaan yang telah diselesaikannya. Berkat Nayak juga, kini satu buah mobil bisa melintasi jalan tersebut. Dan setelah semua jalan selesai dikerjakan, akan menghubungkan desa Nayak ke kota tempat sekolah anak-anaknya berada.

“Anak-anak saya sulit berjalan di jalan sempit dan berbatu saat pergi ke sekolah mereka. Saya sering melihat mereka terhuyung-huyung melawan batu, dan saya memutuskan untuk membuat jalan mengikis gunung, sehingga mereka dapat berjalan dengan bebas,” kata Nayak. ** Baca juga: Keren! Omoshiroi Block, Kertas Memo yang Bisa Jadi Sebuah Bangunan

Di sisi lain, Nayak juga meminta pemerintah daerah untuk menyediakan listrik dan air minum bersih desanya. Usaha yang patut diacungi jempol.(ilj/bbs)




Sekali Lagi, Fakta Unik Lain Tentang Korea Utara

Kabar6-Korea Utara adalah sebuah negara di Asia Timur yang meliputi sebagian utara Semenanjung Korea, dengan Ibu kota dan kota terbesarnya adalah Pyongyang. Negara ini memiliki pemimpin tertinggi bernama Kim Jong Un.

Ada berbagai hal atau peraturan unik sekaligus aneh yang mungkin sering Anda dengar tentang Korea Utara. Bahkan di antara tidak masuk akal. Nah, dilansir Vebma, berikut adalah beberapa fakta unik tentang Korea Utara yang mungkin belum pernah Anda dengar sebelumnya:

1. Paham Juche
Sejak 2009, Korea Utara mengganti ideologi mereka dari komunis menjadi Juche. Ideologi Juche dicanangkan oleh Kim Il Sung, kakek Kim Jong Un. Paham dari Juche adalah bahwa pemimpin adalah Tuhan. Jadi segala hal yang dikatakan oleh pemimpin mereka merupakan kata Tuhan.

2. Miliki penanggalan kalender sendiri
Korea Utara mempunyai penanggalan sendiri. Menurut kalender mereka, 2018 ini adalah tahun 107. Kalender mereka dihitung sejak kelahiran pendiri negara mereka, Kim Il Sung pada 1912. Kim Il Sung adalah ayah dari Kim Jong Il.

Pendiri negara ini merupakan kakek dari pemimpin Korea Utara saat ini yaitu Kim Jong Un. Kalender yang berbeda dengan kalender Gregorian itu baru mulai digunakan sejak 9 September 1997.

3. Kim Jong Un sekolah di Swiss dengan nama palsu
Kim Jong Un sempat mengenyam pendidikan di sekolah terkemuka di ibukota, Berne, Swiss. Namun Kim Jong Un bersekolah di sana dengan menggunakan nama palsu yaitu Pak Un dan semua teman-temannya memanggilnya begitu.

Sayangnya, Kim Jong Un tidak bisa mengikuti pelajaran lantaran prestasi akademiknya tidak bagus. Kim Jong Un lebih condong kepada minatnya yaitu musik dan bola basket.

Karena nilai matematika dan sains-nya tidak bagus, sang ayah lantas memindahkan Kim Jong Un ke sebuah sekolah negeri di Swiss, di mana dia ditempatkan dalam kelas yang lebih rendah.

4. Tidak ada Natal di Korea Utara
Kim Jong Un melarang perayaan Natal dan menggantinya dengan merayakan hari ulang tahun neneknya. Jadi setiap 25 Desember, masyarakat Korea Utara berbondong-bondong merayakan hari ulang tahun nenek Kim Jong Un. ** Baca juga: Ditemukan, Berlian Terbesar Kelima dalam Sejarah di Afrika Selatan

Bagaimana menurut Anda? (ilj/bbs)




Finlandia Berniat Hilangkan Semua Mata Pelajaran dari Kurikulum Sekolah

Kabar6-Diakui, Finlandia menjadi salah satu negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia, dan selalu berada dalam posisi 10 besar. Kini, negara yang terletak di Eropa Utara, serta anggota dari Uni Eropa tersebut sedang berupaya untuk melakukan perombakan besar-besaran dalam sistem edukasi mereka.

Ya, Finlandia berniat menghilangkan semua mata pelajaran dari kurikulum sekolah mereka. Dikutip Intisari, perombakan itu dijelaskan Marjo Kyllonen, Menteri Departemen Pendidikan Finlandia, berarti tidak akan ada lagi mata pelajaran fisika, matematika, bahasa, sejarah, atau geografi.

Sejak 1900-an, sekolah di sana mengajar dengan cara yang tradisional. Kini, kebutuhan sudah berubah, dan siswa akan diajari untuk melihat satu fenomena dengan pendekatan interdisipliner.

Misalnya saja Perang Dunia II (PD 2) akan dilihat dari perspektif sejarah, geografi, dan matematika. Lalu, siswa juga bisa mengambil kursus ‘Bekerja di Café’ untuk menyerap semua ilmu tentang bahasa, ekonomi, dan komunikasi.

Namun konsep ini tidak akan diterapkan untuk semua jenjang usia, karena baru mulai diterapkan ketika siswa sudah berusia 16 tahun. Ide dari konsep ini adalah membiarkan siswa memilih topik atau fenomena tertentu yang ingin dipelajari. ** Baca juga: Hanya Demi Sebotol Anggur, Pria Ini ‘Terobos’ Toko Gunakan Kendaraan Lapis Baja

Benar-benar sistem pendidikan yang sudah maju.(ilj/bbs)




Seorang Ayah Ditangkap Karena Bantu PR Menggambar Anaknya

Kabar6-Niat awal ingin membantu sang anak, seorang ayah bernama Robert Paul Alexander Edwards (33) malah harus berurusan dengan penegak hukum. Ya, Edwards ketahuan mengerjakan pekerjaan rumah (PR) mengambar anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).

Menurut polisi, pria asal Mexico Beach itu menghadapi tuduhan serius dari pihak SD anaknya di Port St. Joe Elementary School. Seperti dilansir nytimes, salah satu staf pengajar yang membawahi pelajaran mengambar langsung melapor ke wakil kepala sekolah setelah melihat gambar yang dilukis pria itu. Pihak sekolah lalu menghubungi polisi yang segera menangkap pria itu.

Apa yang sebenarnya telah terjadi? Usut punya usut, ternyata Edwards menggambar hal yang menunjukkan sebuah sekolah tengah terbakar. Lalu gambar seseorang berlari dari gedung yang terbakar itu, dan beberapa anak lainnya tengah ditembak oleh seorang pria.

Kantor Sheriff Gulf County mengatakan, gambar itu sedikit mengkahwatirkan, terlebih Edwards memasukkan kata-kata, “Pew, Pew, Pew” (dor, dor, dor) di sebelah seseorang yang membawa pistol.

Memang tidak ada indikasi Edwards akan melakukan ancaman yang ada di gambar tersebut. Namun pria tersebut menghadapi tuduhan ancaman tertulis untuk membunuh atau membahayakan tubuh orang lain.

“Di negara kami telah terlalu sering terjadi tragedi penyerangan di sekolah yang amat mengerikan. Kami menganggap gambar ini sangat serius,” kata Sheriff Mike Harrison. ** Baca juga: Hebat! Balita Asal Chicago Berhasil Baca 100 Buku dalam Sehari

Diketahui, aksi penembakan brutal di sekolah memang kerap terjadi di Amerika. Karena itulah polisi tak memandang remeh gambar yang dibuat Edwards.(ilj/bbs)




Bandel, Ibu Ini Hukum Anaknya Jadi Petugas Kebersihan

Kabar6-Tidak sedikit para orangtua menghukum anak mereka yang bandel dengan memukul, mengurangi jatah uang saku, tidak boleh bermain seharian, dan lain sebagainya.

Namun Demetris Payne tampaknya punya cara tersendiri bagaimana ‘mendidik’ anaknya yang telah melakukan sebuah pelanggaran di sekolah. Payne yang merupakan orangtua tunggal dari tiga anak dan tinggal di Shreveport, LA, ini suatu hari mendapat panggilan dari sekolah. Seorang guru memberitahukan bahwa putra Payne yang bernama Jadarien diskors selama tiga hari karena telah berani membantah guru.

Mendapat skors justru membuat Jadarien senang, sehingga ia bisa bermain game dan bersenang-senang di rumah. Hal itulah, seperti dilansir newson6, yang membuat Payne berpikir untuk menghukumnya anaknya dengan suatu hal yang dapat mendisiplinkan.

Payne lantas meminta Jadarien untuk membersihkan halaman rumah. Wanita itu bahkan membuat postingan di Facebook bagi siapa saja yang membutuhkan tukang bersih-bersih untuk menghubunginya. “Petugas Kebersihan – Gratis,” demikian tulisnya dalam facebook.

Dikatakan, anaknya diskors dari sekolah dan akan memotong rumput, mengambil sampah atau mencuci mobil untuk masyarakat selama tiga hari. Jadarien ‘dipaksa’ untuk menjadi petugas kebersihan bagi orang-orang yang memerlukan jasanya, gratis tanpa bayaran.

Tak disangka, hanya dalam beberapa jam, Payne mendapat permintaan dari beberapa warga. Dia lantas mengantar Jadarien dari rumah ke rumah untuk membersihkan halaman orang-orang yang meminta jasanya.

Tiap rumah dibersihkan selama sekira dua. Setelah selesai, Payne membawa Jadarien ke perpustakaan untuk menghabiskan hari dengan membaca.

“Kami menjelaskan kepadanya bahwa tugas-tugas ini bukan untuk menghukum, tapi mengajari dia pelajaran dan mengajarkan kepadanya tentang kedisiplinan,” kata Payne. Setelah menjalani hukumannya Jadarien kembali sekolah.

Ratusan orang membagikan postingan Facbook Payne, dan banyak dari mereka berkomentar positif. “Ide yang bagus dalam mendidik anak” komentar seorang pengguna Facebook.

Payne juga berpesan kepada orangtua tunggal lainnya, “Orangtua tunggal, jangan menyerah, teruslah mendorong anak Anda, bila tidak ada jalan lain yang bisa diupayakan, jalanilah jalan lain”. ** Baca juga: Ini Lho Makanan yang Dikonsumsi Mumi

Bisa ditiru, nih.(ilj/bbs)




Di Pulau Foula, Guru Digaji Rp830 Juta per Tahun

Kabar6-Banyak kisah pilu tentang pahlawan tanpa tanda jasa atau guru yang sering kita dengar. Salah satunya adalah menyangkut kesejahteraan guru, atau gaji yang didapat sangat tidak layak.

Namun kondisi itu tampaknya tidak berlaku untuk guru di sebuah pulau kecil bernama Foula. Bayangkan, pulau yang terletak sekira 32 kilometer sebelah barat Shetland, Skotlandia, ini seperti dilansir metro.co.uk, menawarkan gaji Rp830 juta per tahun.

Meskipun menggiurkan, Anda sebaiknya berpikir ulang terlebih dahulu, karena selain bekerja dan hidup terisolasi, Anda akan mengalami pemadaman listrik sesekali dan juga badai yang berat. Tidak hanya gaji tinggi, tawaran tersebut juga dilengkapi dengan akomodasi tiga kamar tidur, yang berarti Anda bisa membawa keluarga.

Jayne Smith, mantan guru di sekolah tersebut, mengatakan bahwa Foula adalah tempat yang sangat menakjubkan.

“Sebagian besar waktu saya berada di sana, kami sebenarnya hanya memiliki satu murid. Dia telah berada di tahap atas primer, jadi kami bisa pergi dan mengunjungi Fair Isle, kami telah melakukan banyak perjalanan ke daratan,” katanya. ** Baca juga: Resepsi Pernikahan Aneh, Tamu Diharuskan Bayar Rp40 Ribu untuk Secangkir Teh

Berminat mengajar di sana? (ilj/bbs)




Tetap Awet, Baju Berumur 67 Tahun Ini Dipakai Beberapa Generasi Hingga Sekarang

Kabar6-Beberapa keluarga sering memiliki benda yang diberikan secara turun-temurun atau diwariskan. Sama halnya, sebuah keluarga asal Colorado, Amerika Serikat, ini pun mempunyai baju yang telah berusia 67 tahun dan masih dipakai hingga sekarang.

Uniknya, baju itu akan dipakai apabila ada anggota keluarga perempuan yang baru pertama kali masuk sekolah. Seperti dilansir Southernliving, baju tersebut pertama kali digunakan oleh Martha Esch, yang merupakan tante Jenny Hirt, pada 1950.

Kala itu, Martha memakainya saat pertama kali masuk TK. Selanjutnya, baju yang sama dipakai oleh Jenny Hirt pada 1981, dan dilanjutkan oleh Caroline (4) saat pertama kali masuk sekolah. Tidak ketinggalan, Aly (6) yang merupakan kakak dari Caroline, juga memakai pakaian tersebut pada momen yang sama.

Nah, baju berwarna kuning tersebut kembali dikenakan oleh Sylvie Johnson, keponakan Hirt. Hingga kini, Sylvie merupakan gadis terakhir yang memakai baju tersebut.

Dikatakan, ada kemungkinan pakaian ini akan kembali dikenakan oleh anggota keluarga perempuan. Keluarga itu pun berharap semoga baju tersebut tidak robek atau rusak karena termakan usia. ** Baca juga: Ada 5 Fakta Menarik Tentang Keseharian Pesumo Jepang

Warisan yang memang harus dijaga karena menyimpan banyak kenangan.(ilj/bbs)