1

Titiek Soeharto: Posyandu Garda Terdepan Cegah Penyakit

Kabar6.com

Kabar6-Ketua Dewan Pertimbangan Partai Berkarya Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto menyampaikan agar warga yang tinggal di lingkungan rumah susun Muara Angke, Jakarta Utara, untuk selalu memperhatikan kesehatan, baik untuk diri pribadi, keluarga, maupun tetangga di lingkungan rusun.

“Masih tingginya penduduk miskin, stunting atau kurang gizi kronis bagi bayi dan balita, terlebih lagi angka kematian bayi dan ibu melahirkan, seharusnya menjadi perhatian pemerintah,” ucap Titiek Soeharto, Minggu (24/3/2019).

Dalam hasil Survei Dasar Kesehatan Indonesia tahun 2012, menurut Titiek Soeharto disebutkan bahwa dari setiap seribu kelahiran di Indonesia, ada sembilan belas bayi yang di antaranya meninggal.

“Ini begitu sangat memprihatinkan,” ungkap titiek.

Kesehatan ibu dan anak masih menjadi masalah di Indonesia. Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia 2017, dari sekitar 291.447 Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di Indonesia hanya 164.867 Posyandu yang aktif atau 56,57 persen.

Padahal, dulu Pak Harto yang menggagas dan mengembangkan Posyandu yang diakui berhasil memberi kehidupan yang lebih baik bagi ibu dan anak.

Posyandu menjadi garda terdepan dalam upaya pencegahan penyakit, khususnya pada ibu dan anak. Apalagi, metode pencegahan kini dijadikan prioritas ketimbang penyembuhan oleh Kementerian Kesehatan.

Kedatangan Titiek Soeharto ke rusun Muara Angke disambut warga rusun yang saat itu sedang menunggu giliran dipanggil untuk pengobatan gratis. Mengetahui Titiek Soeharto datang, langsung bangkit dari tempat duduk. Menghampiri untuk bersalaman dan berfoto bersama.

Tanpa merasa lelah, Titiek Soeharto menghampiri setiap meja dokter yang sedang melakukan pemeriksaan warga rusun Muara Angke. Dia menyapa, berdialog, memberikan motivasi kepada warga rusun akan pentingnya menjaga kesehatan.**Baca Juga: SD Muhammadiyah 35 Solear Juara OSN dan O2SN Tingkat Kecamatan.

Kehadiran Titiek Soeharto memberikan semangat warga rusun Muara Angke. Sekitar 300 orang berkumpul di lapangan depan rusun Muara Angke menikmati pengobatan gratis yang diadakan oleh Tim Rabu Biru Indonesia bekerja sama dengan beberapa caleg partai.

Seorang warga rusun, Syarifudin mengatakan, “Ibu Titiek Soeharto cerminan dari Pak Harto. Ibu Titiek berinteraksi langsung, berdialog dengan masyarakat seperti kita yang tinggal di lingkungan rumah susun,” kata Syarifudin yang kesehariannya bekerja sebagai pengemudi ojek online.

#IndonesiaBerkarya
#PartaiBerkarya
#Berkarya
#SaungBerkarya
#EkonomiKerakyatan
#HutomoMandalaPutra
#Titiek Soeharto




Mbak Tutut: Libatkan Tuhan dalam Perjalanan Hidupmu

Kabar6.com

Kabar6-Di usia 70 tahun yang tengah dijalaninya, bepergian jauh tentu sudah tak lagi terlalu menarik hati Siti Hardiyanti Rukmana. Apalagi bila perjalanan itu dilakukan lewat transportasi darat, ke sebuah tempat yang jaraknya ratusan kilometer dari kediaman, tempat ia biasa bercengkerama dengan cucu-cucu di usia mereka yang lucu-lucu.

Namun tidak demikian buat Mbak Tutut, demikian putri pertama Presiden Soeharto itu biasa disapa. Barangkali benar, perjalanan yang bolak-balik memerlukan waktu dalam cakupan hari itu membuatnya berjarak dengan anak dan cucu. Mungkin iya, waktunya untuk momong cucu dan memberikan kasih sayang serta atikan budi pekerti itu terkurangi.

Namun Mbak Tutut melihat lain. Di sana, pada rentang jarak ratusan kilometer itu ada sekian banyak warga masyarakat menunggu. Mereka telah menyatakan rindu. Tak hanya untuk bertemu, karena seringkali pertemuan dirinya dengan warga itu menjadi tempat mereka mengadu.

Maka seperti sekian kali malam-malam terdahulu, Kamis malam 21 Maret lalu pun menjadi saksi tinggi dan dalamnya kepedulian Mbak Tutut untuk kemaslahatan negeri. Sedikit lewat tengah malam, segera setelah pintu mobil ditutupkan, rombongan pun bergerak cepat. Tujuannya Keresidenan Banyumas, tepatnya Desa Jambudesa, Kecamatan Karang Anyar Kabupaten Purbalingga. Esok hari, pagi-pagi sekali, bersama para petani dan warga yang bersuka cita memetik jerih payah, Mbak Tutut, Tommy Soeharto dan Bambang Trihatmodjo akan ikut berpanen raya.

“Di mobil ini, selama perjalanan saya seringnya tidur,” kata Mbak Tutut kepada wartawan di Hotel Desa Wisata, Taman Mini, sepekan sebelumnya. Mbak Tutut sedikit terkekeh.

Mungkin agak geli dengan pertanyaan wartawan yang ‘kepo’ sampai bertanya apa saja yang dilakukannya selama perjalanan-perjalanannya menyapa warga di sekian banyak daerah itu.

Di mobil Mercedes Sprinter Van yang kerap disopiri Iqbal dan Syamsul itulah memang, sekian waktu Mbak Tutut selama perjalanan dilewatkan. Mobil van yang lebih besar daripada VW Caravelle itu memang tampaknya nyaman. Tetapi jangan pernah lupa bahwa di usia yang tak lagi muda, kegiatan yang dilakukan Mbak Tutut tergolong membutuhkan stamina dan semangat di atas rata-rata. Asal tahu saja, jarak Jakarta-Purwokerto setidaknya 354 kilometer.

“Selama perjalanan, kami dua kali sempat beristirahat di rest area,” kata Tomo.

Anggota rombongan yang berada di kendaraan lain. Sekali di jalur tol Cipali, sekali lagi di perjalanan antara Cirebon-Tegal.

“Ibu Tutut keluar sekali, untuk pergi ke toilet,” katanya.

Rombongan itu sampai di tempat transit di Purwokerto sekitar pukul 06.30 pagi. Hanya ada waktu sekitar satu jam buat Mbak Tutut sebelum bergerak lagi untuk ikut berpanen raya di Purbalingga. Saat menyapa wartawan sebelum kembali masuk mobil, dan bergerak, paras muka Mbak Tutut tak sedikit pun menampakkan keletihan.

“Wajah itu cerminan jiwa kita,” kata Mbak Tutut.

Saat kembali bertemu wartawan di kediaman adiknya, Bambang Tri, di Purwokerto, siang usai acara panen raya. “Bila batin kita senang dan bahagia, wajah kita pun akan secerah kebahagiaan yang kita rasa,” paparnya.

Namun memang bagaimana mungkin Mbak Tutut tak akan senang. Hari itu ia akan bertemu saudara-saudara yang sangat disayanginya. Ia datang untuk menemani adiknya, Tommy Soeharto, ketua umum Partai Berkarya yang membina para petani yang tengah berbahagia itu. Ada pula Bambang Tri, yang tak kurang memberikan dukungan bagi aktivitas social adik mereka berdua.

“Bapak dan Ibu selalu meminta kita rukun dengan saudara. Meminta kami saling dukung, saling membesarkan. Jadi ini juga bagian dari bakti saya kepada kedua orang tua kami,” kata Mbak Tutut.

Berkaitan dengan sang ayah, menurut Mbak Tutut ada juga hal yang menjadi resep istimewa untuk menjaga staminanya dalam berkarya demi kemaslahatan bersama.

“Bapak selalu berpesan, “Nduk, libatkanlah selalu Tuhan dalam perjalanan hidupmu. Jangan sekali-kali kamu meninggalkan-Nya,” ujarnya.**Baca Juga: Fakrab Minta Pemkab Lebak Kaji Ulang Kenaikan PBB.

Tak heran bila saat panen raya itu Mbak Tutut terlihat sangat menikmati. Menikmati dialog dan percakapan dengan warga selama acara. Turut senang melihat wajah-wajah ceria penuh harapan dari para petani dan keluarganya di sawah tempat acara digelar. Tampak jelas, ada saling isi kegembiraan pada panen raya itu. Para petani bahagia tak hanya karena hasil panennya, tetapi juga karena kehadiran Mbak Tutut. Sementara Mbak Tutut sendiri terlihat menyesap keceriaan warga yang menjadi atmosfer acara tersebut.

Sungguh beruntung, keduanya saling memberikan bahagia. Sebab bukankah agama juga menegaskan, salah satu amal ibadah yang sangat disenangi Tuhan dilakukan umatNya adalah manakala umatnya memasukkan kebahagiaan ke dalam hati sesama. []

#IndonesiaBerkarya
#PartaiBerkarya
#Berkarya
#SaungBerkarya
#EkonomiKerakyatan
#HutomoMandalaPutra




Partai Berkarya Ajak Difabel Berwirausaha dan Mandiri

Kabar6.com

Kabar6-Sejak berdiri dua tahun lalu, Partai Berkarya membuka kesempatan kepada semua anak bangsa, termasuk penyandang disabilitas, untuk berpolitik. Sapto Yuli Isminarti, penyandang disabilitas asal Malang, meresponnya.

Sapto Yuli, demikian wanita pengusaha hijab itu, terdaftar sebagai calon legislatif DPRD Kabupaten Malang untuk daerah pemilihan (Dapil) tujuh. Ia yakin mampu memberi sumbangan pemikiran bagi pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) di Kabupaten Malang.

“Mbak Tutut yang selalu memberi dorongan bahwa keterbatasan fisik bukan halangan untuk berkarya,” kata Sapto Yuli saat ditemui di Hotel Desa Wisata, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Rabu (21/3).

Terakhir, dalam dialog dengan anggota Gerakan Bakti Cendana, Mbak Tutut juga kembali memberi dorongan kepada Sapto Yuli untuk bertarung memperebutkan kursi DPRD Kabupaten Malang. Mbak Tutut mengatakan, buatlah mulai dari hal kecil sebagai bagian membangun pondasi bangsa dan negara.

Sapto Yuli lahir dari keluarga miskin, dan dia bersyukur pernah hidup dalam jerat kemiskinan. Ia berusaha keras keluar dari kemiskinan dengan menjadi produsen hijab dan kerudung.

“Dari era Presiden Soeharto sampai saat ini masalah terbesar bangsa adalah kemiskinan. Keluarga saya juga saya miskin, dan saya bisa keluar dari kemiskinan,” katanya.

Menurut Sapto Yuli, upaya keluar dari kemiskinan dimulai dengan berkarya, mendesain hijab dan kerudung, serta memproduksinya. Ia memenangkan banyak order pengadaan hijab, kerudung, t-shirt dan jaket dari berbagai organisasi.

“Penyandang difabel miskin itu pasti terpinggirkan, tapi jika punya semangat dan kemauan berkarya siapa pun bisa keluar dari kemiskinan,” katanya.

Sapto Yuli memimpikan difabel di Indonesia memperlihatkan karya di bidang apa saja. Di sisi lain, pemerintah lebih peduli pada kaum difabel.

“Negeri kita sudah mulai ramah kepada kaum difabel, terutama di kota besar. Namun dibanding negara lain, Indonesia masih tertinggal,” ujarnya

Ia menyebut Sydney, salah satu kota di Australia, yang memiliki jaringan braille dan tanda tactile atau penunjuk jalan untuk orang yang memiliki gangguan penglihatan paling luas di dunia.

“Saya terinspirasi program pemberdayaan masyarakat yang dicetuskan pada masa pemerintahan Presiden Suharto, yakni Kelompok Pendengar, Pembaca, dan Pemirsa (Kelompencapir) yang tak lain kegiatan pertemuan untuk petani dan nelayan di Indonesia. Sekarang saya namakan saja ‘Sarasehan Masyarakat Keliling’,” tandasnya

Saat itu, lanjut Sapto Yuli, ia berkunjung ke daerah-daerah mengajarkan penyandang disabilitas berwirausaha.

“Saya katakan kepada rekan sesama disabilitas, jika saya bisa berwirausaha kalian juga bisa,” katanya.**Baca Juga: Parpol di Banten Janji Ciptakan Pemilu 2019 Aman dan Lancar.

Menurut Sapto Yuli, keinginan terbesar dalam hidupnya adalah memperjuangkan program Pak Harto mengentaskan kemiskinan lewat pemberdayaan masyarakat, pola hidup sehat, dan mandiri.(BL)




Mamiek Soeharto: Jangan Pernah Janjikan Sesuatu yang Kita Tidak Mampu

Kabar6.com

Kabar6-Setiap partai berusaha memenuhi kuota 30 persen calon legislatif (caleg) perempuan, tapi sampai empat kali pemilihan umum (Pemilu) di era reformasi tidak sekali pun 30 persen kursi parlemen diisi perempuan. Padahal, menurut Direktur Utama Taman Buah Mekarsari Mamiek Soeharto, perempuan berperan penting membangun bangsa.

“Saya berharap 30 persen caleg Partai Berkarya yang kelak duduk di parlemen adalah perempuan,” kata putri Presiden Soeharto yang bernama lengkap Siti Hutami Endang Adiningsih itu.

Pada pemilu 1999, pemilu pertama era reformasi, 44 perempuan atau 8,8 persen dari seluruh calon legistlatif melenggang ke DPR. Tahun 2004, jumlah perempuan yang masuk ke DPR bertambah 4,7 persen, menjadi 65 orang. Tahun 2009 jumlah perempuan yang masuk ke DPR mencapai angka tertinggi yaitu 17,86 persen. Tapi pada Pemilu 2014 turun ke posisi 17,32 persen, atau 97 dari 560 anggota legislative.

Menurut Mamiek, caleg perempuan Partai Berkarya bisa mendongkrak keterwakilan perempuan di DPR. Caranya dengan sosialisasi gencar di tengah masyarakat, berkomunikasi sebaik mungkin, dan memperlihatkan niat baik.

“Satu hal lagi, jangan menjanjikan sesuatu yang kita tidak mampu mewujudkannya. Yang terpenting berusaha terus meyakinkan masyarakat betapa Perempuan Berkarya akan melakukan yang terbaik untuk masyarakat,” kata Mamiek.

Partai Berkarya baru berusia dua tahun, tapi Mamiek yakin partai yang mengusung cita-cita luhur Presiden Soeharto itu akan memperoleh banyak kursi di DPR. Ia meminta seluruh caleg Partai Berkarya menyatukan tekad meraih kursi di DPR untuk lima tahun mendatang.

Cita-cita Presiden Soeharto, menurut Mamiek, adalah mewujudkan kemakmuran dan keadilan untuk seluruh masyarakat Indonesia. Ia melihat saat ini sambutan masyarakat terhadap kelahiran Partai Berkarya sangat baik.**Baca Juga: Gudang Dekorasi di Pamulang Terbakar, 1 Pekerja Terpanggang.

“Kami mempersiapkan caleg Partai Berkarya untuk menjadi kader yang memperjuangkan aspirasi masyarakat,” katanya. Tidak hanya itu, Partai Berkarya juga telah membangun Saung Berkarya sebagai workshop untuk pembangunan pertanian terpadu, dan mewujudkan gagasan desa mandiri pangan dan energi,” paparnya.

Saung Berkarya dibangun Hutomo Mandala Putra, biasa dipanggil Tommy Soeharto, di kawasan Sentul, Kabupaten Bogor. Sri Wahyuni, pengelola Saung Berkarya, mengatakan workshop ini adalah solusi bagi pembangunan pertanian di masa depan.(BL)




Golkar Banten Cemas Suara Ditempel Gerindra

Kabar6.com

Kabar6-Partai Golkar Provinsi Banten merasa ketar-ketir elektabilitasnya terus tergerus hingga dipepet oleh kompetitornya dari Gerindra. Elite partai berlambang Pohon Beringin ini tengah bertarung agar perolehan suara pemilih tak disalip.

Ketua DPD I Golkar Banten, Ratu Tatu Chasanah mengajak para kader dan kandidat calon legislatif untuk bisa berlari kencang atau sprint. Upaya itu mesti harus ditingkatkan.

“Supaya nanti pas tanggal 17 April jangan ada penyesalan. Penyesalan kalau sudah terjadi percuma,” kata Tatu di Rawa Mekar Jaya, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan, Senin (18/3/2019).

Tatu bilang, tantangan yang dihadapi saat ini bukannya merebut. Melainkan mempertahankan suara masyarakat pemilih.

Menurutnya, ada dua dari delapan kabupaten/kota di Banten yang harus direbut. Yakni, di Kota Tangerang dan Kabupaten Lebak.**Baca Juga: Titiek Soeharto: Tujuan Berpolitik Itu Luhur, Bukan Memecah Belah.

Pada pemilu lalu, lanjutnya, Golkar kalah 34 ribu suara. “Kita harusnya menang dari PDI-P. Kita melakukan survey, sekarang yang menyaingi kita Gerindra. Karena di kabupaten/kota ini Gerindra nempel,” jelas Tatu.

Ia menambahkan, tak adanya kader Golkar yang maju menjadi calon presiden dan wakil presiden punya pengaruh.(yud)




Titiek Soeharto: Tujuan Berpolitik Itu Luhur, Bukan Memecah Belah

Kabar6.com

Kabar6-Pada masa yang lazim disebut tahun politik, selayaknya semua orang menjaga persaudaraan, bukan justru saling tunjuk dan saling cari kesalahan.

Hal tersebut ditegaskan politisi Partai Berkarya Siti Hediati Hariyadi atau lebih dikenal sebagai Titiek Soeharto. Titiek mengajak seluruh masyarakat menjalin dan mempererat tali silaturahmi serta mengesampingkan perbedaan pilihan politik.

“Tujuan politik itu luhur, bukan justru jadi alat memecah belah. Islam mengajarkan kita saling memaafkan,” kata Titiek.
Putri Presiden Soeharto itu juga mengutip kearifan Jawa yang selalu diajarkan oleh almarhum ayahnya.

“Ayah kami, Bapak kita semua selalu menasihati, aja mung nyatur alaning liyan. Jangan hanya membicarakan kejelekan orang lain,” katanya menambahkan.

Titiek sempat pula mengatakan hal yang sama saat menghadiri acara peringatan Isra dan Miraj bersama Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Jawa Barat, Sabtu, 16 Maret 2019 lalu. Pada forum BKMT tersebut Titiek juga mengajak ibu-ibu majelis taklim untuk arif dalam menyikapi suasana cenderung panas menjelang Pilpres. Dengan kearifan itu ia berharap hal-hal negative bisa diusir sejauh-jauhnya.

“Kita semua berharap pascapemilu nanti persatuan dan persaudaraan bangsa ini bisa semakin kokoh,” katanya.

Sebelum bergabung menjadi pengurus Partai Berkarya, Titiek lama menjadi wakil ketua Komisi IV DPR RI dari Partai Golkar. Saat menjadi wakil rakyat tersebut Titiek pernah meminta Kementerian Pertanian memenuhi seluruh kebutuhan yang diperlukan petani bawang putih demi tercapainya swasembada bawang putih pada 2021.

Bukan hanya bantuan,Titiek juga meminta Balitbang dan Kementan untuk melihat wilayah-wilayah di seluruh Indonesia yang potensial dan layak ditanami bawang putih.**Baca Juga: Gerakan Pramuka di Lebak Harus Sinergi dengan Visi Misi Pembangunan.

“Impor bawang putih di tahun 2017 itu besarnya mencapai 550 ribu ton sedangkan kita hanya mampu menghasilkan sekitar 20 ribu ton. Ini sangat keterlaluan. Padahal wilayah kita sangat luas,” kata Titiek saat itu.

Pada kesempatan lain Titiek juga giat mendorong pemerintah untuk segera melakukan swasembada daging sapi. Tujuannya agar Indonesia tidak tergantung kepada daging impor dalam upaya menstabilkan harga.

“Kasus daging sapi impor itu tidak hanya seperti sekarang. Setiap mau puasa, Lebaran harga pasti naik,” kata Titiek.
Titiek menyatakan komitmen demi terwujudnya swasembada dagung tersebut lebih dari tiga tahun lalu. Saat itu ia sudah mewanti-wanti agar pemerintah tak selalu mengandalkan impor demi pemenuhan kebutuhan daging masyarakat.

“Jangan terus menerus mengimpor daging sapi,” kata Titiek di Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas (BRTPD) di Dusun Piring, Desa Srihardono, Kecamatan Pundong, Bantul, 2016 lalu.(BL)




Sosialisasi KPU Kabupaten Tangerang Dinilai Belum Maksimal

kabar6.com

Kabar6-Sosialisasi tahapan Pemilihan Umum (Pemilu) yang disampaikan oleh KPU Kabupaten Tangerang terlihat belum optimal.

“Hal itu terlihat banyak beredar sosialisasi para caleg dan Calon DPD-RI melalui media sosial yang akunnya tidak terdaftar di KPU,” kata Subandi Musbah, pengamat politik lewat pesan whatsappnya, Selasa (25/9/2018).

Menurut Subandi, sebagai institusi resmi, KPUD harus lebih optimal memberikan pemahaman kepada seluruh caleg, bahkan masyarakat soal apa saja yang boleh dan tidak soal kampanye.

“Karean terlihat ada banyak caleg yang melakukan sosialisasi atau kampanye menggunakan akun yang diduga kuat tidak dan barangkali belum didaftarkan. Saya menduga mereka tidak memahami sepenuhnya soal PKPU, dan ini tugas KPUD Tangerang,” tegasnya.

Selain itu, soal tahapan, ujar Subandi, KPUD tidak cukup sekedar mengundang LO partai dalam acara sosialisasi.

“Hal seperti itu perlu dilibatkan unsur masyarakat luas melalui organisasi kemasyarakatan, OKP, dan lembaga pendidikan. Dan Pers sebagai pilar demokrasi, harus juga dilibatkan,” tandas Subandi.

Dia beranggapan, seharusnya Bawaslu yang menanyakan kepada KPUD Tangerang, terkait adanya pelanggaran karena tidak maksimalnya sosialisasi Pemilu.

“Inikan tahapan awal, kalau ada banyak pelanggaran, saya kira Bawaslu terlebih dahulu bisa menanyakan kepada KPUD Tangerang, apakah selama ini sudah melakukan sosialisasi dengan efektif dan massif. Jika belum, saya kira kurang pantas kalau peserta pemilu yang disalahkan,” terangnya.

Dalam hal ini, Ketua KPU Kabupaten Tangerang, M. Ali Zaenal Baidin mengatakan, pihaknya sudah melakukan sosialisasi PKPU nomor 23/2018 tentang kampanye Pemilu.

Dan yang telah dilakukan oleh KPU Kabupaten Tangerang, berupa kegiatan tatap muka dengan pemangku kepentingan.**Baca juga: Dindik Kota Tangerang Gelar Sosialisasi Pendidikan Keluarga.

“Kalau berbicara tahapan Pemilu 2019, sudah dimulai dari Agustus 2018, dan kami sudah sering menyampaikan kepada masyarakat, terkait tahapan baik dalam forum terbuka, website dan media informasi lainnya. Bahkan kami sering menyisipkan info tahapan pemilu 2019 pada tahapan pilkada berjalan,” pungkasnya.(bam)




Rocky Gerung Tantang Kandidat Capres Debat di Kota Tangerang

Kabar6-Pengamat politik fenomenal, Rocky Gerung menantang dua kandidat Calon Presiden (Capres) 2019 untuk datang berdebat ke Pusat Pemerintah Kota Tangerang karena etika pelayan publik Aparatur Sipil Negara (ASN) saat ini sudah dianggap memasuki tahap kematian.

“Supaya hidup kembali suruh dua kandidat datang ke pemkot supaya kalian uji disini. Bilang pemkot menerima dua kandidat untuk bertarung gagasan mengenai public ethics di ruangan ini,” ujar Rocky saat ditemui di Puspemkot, Senin (27/8/2018).

Ia juga mengatakan bahwa pihaknya bersedia menjadi moderator pada ajang adu gagasan yang ia usulkan.

Menurutnya, ASN sebagai warga negara mampu mengevaluasi keadaan politik sebagai warga negara.**Baca Juga: Tak Layak Huni, Rumah Warga di Ranca Bango Rajeg Roboh.

“Lalu apakah hasil evaluasinya mempengaruhi profesinya? Jelas tidak karena fungsi ASN adalah pelayan publik, sedangkan pelayan publik tidak boleh membuat evaluasi terhadap polemik politik. Tapi sebagai warga negara dia punya persediaan argumen tersendiri,” tuturnya.(res)




Arief Ajak Masyarakat Kota Tangerang Budayakan Politik Santun

kabar6.com

Kabar6-Dalam menjaga kondusifitas dan keamanan di Kota Tangerang, setiap orang memiliki tanggung jawab yang sama.

Hal itu diungkapkan Walikota Tangerang Arief R Wismansyah, saat membuka acara Sosialisasi Kebijakan Pemerintah di Bidang Politik yang dilaksanakan Kesbangpol di Gedung Nyimas Melati, Senin (31/07/2018).

“Siapapun mereka yang berdiri dan menginjak tanah ini adalah warga kota Tangerang, yang punya kewajiban yang sama dalam menjaga dan merawat keamanan dan kondusifitas kota,” tegas Arief.

Dihadapan 300 peserta yang berasal dari Organisasi Kemasyarakatan dan Organisasi Kepemudaan, Arief berpesan, di tahun politik ini setiap orang tidak lagi mempertentangkan perbedaan namun lebih memperhitungkan kesamaan sebagai warga negara.

“Tahun ini adalah tahun demokrasi dimana masyarakat menyuarakan haknya untuk berdemokrasi. Semangat menjaga kota ini lebih penting dari pada mempertentangkan perbedaan, dan setiap jengkal tanah di kota ini harus kita jaga keamanan dan kondusifitasnya,” paparnya.

Oleh karenanya, Walikota Tangerang berharap agar para peserta yang hadir, merupakan perwakilan dari kelompok masyarakat di kota Tangerang, sehingga dapat memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga kedamaian di lingkungannya masing-masing.

“Bagaimana mengajak seluruh masyarakat Kota Tangerang dengan jumlah sekitar 2,2 juta orang, mereka semua harus kita ajak untuk hidup bersama dengan aman dan kondusif,” ungkapnya.**Baca juga: Pemkot Tangerang Jamin Anak Untuk Bersekolah.

Disamping itu, Walikota Tangerang Arief R Wismansyah memberikan imbauan kepada seluruh masyarakat Tangerang untuk membudayakan politik yang santun dan menghindari politik ‘nyinyir’.

“Daripada menebar fitnah menebar cerita yang bohong yang justru membangun jurang pemisah diantara warga kita semua. Makanya hari ini pemkot melalui Kesbangpol hari ini mengadakan sosialiasi bagaimana mengajak masyarakat untuk menyukseskan pesta demokrasi dengan cara politik yang santun,” pungkas Arief. (fit/hms)




AMPI: Politisi Pindah Parpol Marak di Tangsel

kabar6.com

Kabar6-Praktek tarik ulur dalam proses mendapatkan kursi bakal calon legislatif (bacaleg) di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) tensinya dianggap tinggi. Pandangan tersebut terlihat dari banyaknya sosok kandidat calon yang terpaksa memilih pindah Partai Politik (Parpol) peserta Pemilu 2019 mendatang.

Ketua Aliansi Masyarakat Pemerhati Politik Tangsel (AMPI POLTANGSEL), Haris mengungkapkan, proses rekruitmen yang tidak fair menjadi alasan utama banyak bacaleg pindah Parpol. Sikap politik tersebut ditenggarai akibat mayoritas elite Parpol tidak memberikan kesempatan bagi para tokoh serta putra-putri lokal bisa nyalon dari Daerah Pemilihan (Dapil) asal tanah kelahirannya.

“Contohnya kursi DPR-RI. Kita mengamati dan terima bejibun (banyak-red) aduan soal sulit mendapatkan slot dan nomor pencalegan. Bacaleg merasa dipersulit untuk komunikasi ke elit-elit parpol yang terkesan tertutup,” ungkapnya lewat siaran pers yang diterima kabar6.com, Senin (16/7/2018).

Haris mengaku, pihaknya berencana akan menggalang masyarakat sekitar menandatangani petisi bersama. Tujuannya untuk mendorong kepada warga di Kota Tangsel yang punya hak pilih secara sadar mau melakukan boikot lewat petisi.

Aksi boikot tentunya khusus hanya ditujukan bagi parpol yang tidak memberi ruang kesempatan bagi para tokoh serta putera-puteri daerah lokal menjadi Wakil Rakyat. Oleh karenanya Parpol mesti memuluskan langkah para bacaleg lokal yang punya potensial bisa menuju ke Gedung Senayan.

Haris memaparkan poin-poin petisi yang disepakati yakni, meminta kepada seluruh elite partai politik di Kota Tangsel agar mau memberikan rekomendasi tokoh dan putra-putri lokal. Sosok kandidat yang potensial dipermudah terdaftar sebagai bacaleg sesuai dengan Dapil Tangerang Raya.

Kedua, jika masih ada Parpol yang mengabaikan petisi di atas hendaknya jangan didukung dalam bursa pemilihan legislatif 2019 besok.**Baca Juga: Didemo Warga, Kuota di SMK Negeri 2 Sepatan Sudah Penuh.

“Saatnya warga Tangsel diberi kesempatan membangun daerahnya sendiri,” tegas Haris.(yud)