1

PMI Kota Tangerang Berangkatkan 45 Relawan Untuk Korban Tsunami

Kabar6.com

Kabar6-Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Tangerang memberangkatkan tim relawan ke dan bantuan logistik ke wilayah yang terdampak tsunami Selat Sunda beberapa waktu lalu

Sebanyak 45 orang relawan, uang tunai sebesar Rp 30 juta, satu truk logistik, dua unit mobil operasional, satu unit ambulance, kantong jenazah, dan obat-obatan diberangkatkan ke wilayah Pandeglang, Banten.

Ketua PMI Kota Tangerang, Kuswarsa mengatakan, sebanyak 45 orang sudah diberangkatkan sejak hari pertama bencana terjadi dan yang telah terbentuk sebagai tim relawan dan akan diberangkatkan ke lokasi bencana.

“Relawan yang kami kirim nantinya akan bergabung dengan relawan PMI Provinsi Banten dan unsur pemerintah dalam tim tsunami Serang dan Pandeglang,” ujar Kuswarsa, Kamis, (3/1/2019).

Kuswarsa menambahkan, rasa belasungkawa segenap jajaran PMI Kota Tangerang atas bencana tsunami yang melanda Serang dan Pandeglang. Dirinya berharap, tim relawan dapat sangat membantu proses penanggulangan bencana.

Dalam kesempatan itu, Kuswarsa juga mengingatkan agar anggota tim relawan dapat menjalin koordinasi dengan tim relawan Provinsi Banten, sehingga penanganan yang dilakukan dapat berjalan efisien dan efektif, tidak saling tumpang tindih.

**Baca juga: Wakil Walikota Tangerang Sidak PKL Pasar Lama.

“Saya berharap anggota tim juga dapat bekerja secara hati-hati dan menjaga kesehatan selama melakukan tugas disana,” pungkasnya. (Vee)




Tingkatkan Pemahaman Soal Bencana, PMI Gelar Workshop dan Seminar Disaster Management

kabar6.com

Kabar6-Bencana dan keadaan darurat telah mempengaruhi aspek kehidupan masyarakat secara signifikan terutama yang berhubungan dengan kecelakaan.

Berdasarkan data dari United Nations International Strategy for Disaster Reduction (UNISDR), Indonesia menempati urutan tertinggi untuk bencana tsunami, tanah longsor dan gunung berapi yang disusul gempa bumi dan banjir diurutan ketiga dan keenam.

Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat untuk penanganan bencana, Pemkot Tangerang bersama dengan PMI Kota Tangerang dan House of Medical Training menggelar Seminar dan Workshop dengan tema “Update Disaster Management Of Emergency Responsibility System” yang bertempat diruang Al-Amanah Gedung Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Sabtu (15/9/2018).

Wakil Walikota Tangerang, Sachrudin yang hadir dan membuka langsung seminar dan workshop ini menyampaikan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penanganan bencana dan bagaimana penerapannya di masyarakat.

“Penanganan bencana sudah menjadi kebutuhan kita, paling tidak tahu langkah-langkah yang ditempuh untuk mengurangi resiko bencana. Kita harus selalu siap siaga, semoga tidak terjadi bencana baik di negara tercinta maupun Kota Tangerang,” terang Sachrudin.

Ketua PMI Kota Tangerang, Kuswarsa mengungkapkan relawan PMI yang nanti berangkat untuk temu karya relawan nasional merupakan ujung tombak dalam sosialisasi kepada masyarakat kaitan penanganan bencana.

“Jadi relawan bukan hanya punya keahlian medis, tetapi juga persuasif,” ungkapnya.

Kuswarsa juga meminta masyarakat untuk berperan aktif dalam penanganan bencana bukan hanya bencana yang sifatnya alam.

“Bisa penyakit penular atau kebakaran, paling tidak masyarakat tidak panik dan tau bagaimana penanganan saat bencana terjadi,” harapnya.

Sementara itu, Ketua Pelaksana Zainul Hasan Hasani mengatakan setiap rumah sakit di Kota Tangerang harus memiliki fasilitas baik saat bencana terjadi maupun pasca bencana.

“Harus memberikan sesuai kemampuan pelayanannya kepada korban bencana,” imbuhnya.

Zainul juga berharap peserta yang mengikuti seminar dan workshop ini akan memiliki pola pikir dan pola tindak yang sama dalam menangani bencana dan keadaan darurat.

“Ilmu yg dishare disini bisa bermanfaat baik dikehidupan sehari-hari maupun saat bencana,” pungkasnya.

Perlu diketahui, dalam acara ini dilakukan juga penyematan atribut sebagai tanda pelapasan enam orang relawan terbaik Kota Tangerang yang akan dikirim pada acara Temu Karya Relawan Nasional PMI yang berlangsung tanggal 17 September 2018 di Purwakarta.**Baca juga: Walikota : Anak-anak Generasi VIP Tangerang.

Sementara itu untuk narasumber dari acara seminar dan workshop ini antara lain Iwan Ridwanudin dari IGD Rumah Sakit PMI Bogor, Sony Maulana dari BPBD Kota Tangerang, Indah Kristina dari DPD PORMIKI Banten dan Jajat Sudrajat dari PRO-EMERGENCY.(Hms/BL)




Maret 2018, Layanan Darah Gratis Akan Diterapkan di Kota Tangsel

Kabar6-Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terus meningkatkan pelayanan di bidang kesehatan. Di awal Maret 2018 nanti, masyarakat Kota Tangsel bisa menikmati layanan darah gratis di Rumah Sakit (RS) swasta di Kota Tangsel.

Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany mengatakan layanan darah gratis ini sudah diterapkan di Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangsel. Mulai 1 Maret nanti, layanan darah gratis akan diterapkan di rumah sakit swasta seiring keluarnya Peraturan Walikota (Perwal) Nomor 14 Tahun 2017 tentang pembebasan biaya pengganti pengolahan darah.

“Untuk mendapat layanan darah gratis, masyarakat Tangsel cukup menunjukan Kartu Tanda Penduduk (KTP) kepada RS Swasta yang sudah kerjasama dengan Pemkot Tangsel atau di RSU Kota Tangsel,” ungkap Airin menjelaskan.

Dari data yang diperoleh, saat ini, 17 RS swasta sudah menjalin kerjasama dengan Pemkot Tangsel dalam penerapan darah gratis ini. Setelah penandatanganan kerjasama, seluruh biaya kantong darah akan ditanggung sepenuhnya oleh Pemkot Tangsel.

Untuk mendukung program ini, Airin mengatakan pihaknya juga akan melakukan kampanye donor darah kepada warga Tangsel. Sebagai Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Tangsel, Airin paham betul prediksi kebutuhan darah di Kota Termuda di Provinsi Banten ini.

“Prediksinya, kebutuhan darah itu dua persen atau sekira tiga ribu kantong darah per bulan. Kampanye akan terus dilakukan agar kebutuhan kantong darah bisa terpenuhi setiap bulannya,” paparnya.

Plt Dinas Kesehatan Kota Tangsel Suhara Manullang mengatakan tahun ini Pemkot Tangsel sudah bisa menerapkan pelayanan darah gratis bagi masyarakat. Bentuk penerapannya, lanjut Suhara sudah dilakukan di RSU Kota Tangsel. Penerapan lanjutan sesuai dengan Perwal Nomor 14 Tahun 2017 bisa dilakukan di RS Swasta.

“Kalau melihat kebutuhan darah di RSU Kota Tangsel sekira 500 sampai 600 kantong darah per bulan. Perwal ini ditujukan untuk masyarakat yang kurang mampu. Jika mampu silahkan membayar,” katanya.**Masih Kepo Tentang Pemkot Tangsel? Klik: Ini Tangsel

Walaupun gratis, Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Tangsel ini juga menegaskan tidak sembarangan dalam mengambil darah peserta donor darah. Dalam proses pengambilan darah, pihaknya menggunakan program canggih bernama Nucleic Acid Testing (NAT) atau Pengujian Asam Nukleat. Dengan teknologi ini, pihaknya bisa mendeteksi darah tidak baik.

“Jadi, walaupun gratis, masyarakat Kota Tangsel bisa menikmati darah dengan generasi NAT. Dengan analisa NAT, darah biasanya dihargai Rp660 ribu per kantongnya,” ucapnya.(ADV)