1

Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Diikuti Polda Banten

Kabar6-Kanit 2 Subdit I Ditreskrimsus Polda Banten Kompol DP Ambarita mengikuti Video Conference (Vicon) dalam rangka rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah yang dipimpin langsung oleh Mendagri Tito Karnavian di Ruang Rapat Setda Provinsi Banten pada Senin (18/12/2022).

Kegiatan ini diikuti oleh PJ Sekda Provinsi Banten Virgojanti, Kasiter Korem 064/MY Kolonel Inf Sigit Dwi Cahyono, Kepala Dinas Bappeda Provinsi Banten Mahdani, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus, dan unsur Forkopimda Provinsi Banten.

Saat dikonfirmasi Ambarita mengatakan vicon ini dilaksanakan untuk stabilisasi pasokan dan harga pangan, serta pengendalian inflasi nasional.

“Hari ini saya mengikuti video conference yang dipimpin langsung Mendagri Tito Karnavian untuk mendapatkan arahan terkait stabilisasi pasokan dan harga pangan, serta pengendalian inflasi nasional menjelang Natal dan Tahun Baru,” kata Ambarita.

Selanjutnya Ambarita mengatakan kegiatan ini menindaklanjuti vicon yang sudah digelar sebelumnya.

“Kegiatan ini menindaklanjuti vicon sebelumnya yang telah digelar,” katanya.

Ambarita mengungkapkan dalam arahannya Mendagri membahas mengenai stabilisasi pasokan dan harga pangan, serta pengendalian inflasi nasional. “Mendagri mengingatkan kepada dinas pangan baik tingkat provinsi, kota maupun kabupaten untuk lebih proaktif dalam upaya mobilisasi bahan pangan dari daerah surplus ke daerah defisit dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga pangan serta melakukan rakor dengan stakeholder terkait dalam pengendalian inflasi pangan,” kata Ambarita.

**Baca Juga: Baru Diangsur Sebulan Motor Tukang Sapu di Pamulang Dicuri, Pelaku Ditangkap

Ambarita menambahkan arahakan Mendagri terkait upaya konkrit Pemda dalam penanganan inflasi daerah.

“Ada 6 upaya yang bersifat konkrit dilakukan Pemda yaitu melaksanakan operasi pasar murah, melaksanakan sidak ke pasar dan distributor agar tidak menahan barang, kerja sama dengan daerah penghasil komoditi untuk kelancaran pasokan, gerakan menanam, merealisasikan BTT, dan dukungan transportasi dari APBD,” tambahnya.

Selanjutnya, Mendagri juga meminta seluruh pemerintah daerah dan stakeholder terkait dapat bersinergi bersama menghadapi inflasi. “Kepada seluruh kepala daerah dan stakeholder terkait untuk dapat bersinergi dan berkolaborasi bersama dalam menghadapi dan mengantisipasi inflasi di wilayah masing-masing,” jelas Tito.

Kemudian Tito juga mengungkapkan akan terus memantau situasi inflasi di daerah-daerah, “Kemendagri akan terus memantau situasi inflasi di daerah-daerah agar dapat membuat kebijakan yang tepat dan sesuai dengan melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah,” ucapnya. (Red)




Perjalanan Riset Aplikasi Teknologi Informatika dan Komputer untuk Pengendalian Pencemaran Lingkungan

Oleh : Heru Dwi Wahyono, Periset pada Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih – BRIN Mahasiswa S3 Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia

Kabar6-Teknologi informasi dan komputer merupakan bidang keilmuan yang sangat dibutuhkan dalam mendukung pembanguanan nasional. Bidang ini juga banyak digunakan oleh bidang lain seperti pendidikan, transportasi, kedokteran, industri hingga pertahanan keamanan nasional dan lain-lain. Riset terapan teknologi informasi dan komputer juga dapat digunakan untuk mendukung pengendalian pencemaran lingkungan.

Teori interdisiplin dalam ilmu lingkungan sangat erat kaitannya pada bidang riset terapan ini, karena bidang keilmuan seperti lingkungan, kimia, biologi, fisika instrumen, elektronika, hidrologi, sipil dan lainnya dapat digunakan untuk menghasilkan produk inovasi yang dibutuhan dalam pemantauan dan pengendalian pencemaran lingkungan.

Berikut ini adalah perjalanan riset penerapan teknologi informatika dan komputer untuk pengendalian pencemaran lingkungan yang telah dilakukan oleh penulis sepanjang kurun waktu kurang lebih 30 tahun.

  1. Sistem Komputasi Pemodelan Air Tanah

Kegiatan penerapan teknologi informatika dan komputer untuk pengendalian pencemaran lingkungan sudah dirintis sejak tahun 1995 oleh kelompok riset yang berada di bawah Pusat Pengkajian Industri Jasa (PSIJ) Kedeputian Analisa Sistem (AS) – BPPT. Sebagai kegiatan awalnya adalah melaksanakan kegiatan simulasi dan modeling intrusi air laut yang berlokasi di Kota Semarang yang dilaksanakan selama 3 tahun sampai 1998.

**Baca Juga: Oknum Kepala Toko Pembobol Alfamart Sentul Ditangkap

Data untuk simulasi yang biasanya diolah menggunakan superkomputer yang dimiliki oleh ITB Bandung, saat itu membutuhkan waktu beberapa jam hingga beberapa hari untuk menyelesaikan proses pembuatan model intrusi air tanah.

Tantangan untuk mempercepat proses pembuatan model sangat diperlukan untuk menghemat waktu dan biaya kegiatan riset. Dengan tantangan untuk mempercepat proses pengolahan data tersebut, maka saat itu data diproses dengan menggunakan workstation yang berada di Universitas Miyazaki di Jepang. Data input diupload menggunakan jaringan internet dan diproses menggunakan program Fortran yang dieksekusi menggunakan komputer dan sistem operasi berkinerja tinggi yang dulu biasa disebut sebagai workstation hanya dalam beberapa menit saja.

Waktu yang singkat ini dapat mempercepat tim peneliti dalam merumuskan rekomendasi kajian intrusi air laut di Kota Semarang. Sehingga kegiatan simulasi dan modeling yang dikerjakan mulai saat itu menggunakan sistem komputer berkinerja tinggi yang disetup di Jakarta. (*/Red)

Selengkapnya terkait opini tersebut silahkan DOWNLOAD sekarang di link ini !




IYCTC Desak Capres-Cawapres Masukkan Pengendalian Rokok ke Agenda Prioritas 

Kabar6-Tepat pada hari Kamis, 19 Oktober 2023, para Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres), Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin), serta Ganjar Pranowo-Mahfud MD, telah resmi mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai peserta dalam pemilihan presiden tahun mendatang.

Hingga saat ini, hanya satu bakal Capres yang belum mendaftarkan diri namun sudah mendeklarasikan diri, yaitu Prabowo Subianto. Walau para bakal Capres dan Cawapres diharapkan akan membawa gagasan dan kebijakan proaktif dalam bidang perlindungan masyarakat, namun kami, Indonesian Youth Council for Tactical Changes (IYCTC) sangat menyayangkan bahwa hingga saat ini, belum ada dari mereka yang secara tegas memasukkan isu pengendalian konsumsi rokok dalam agenda kampanye mereka.

Perlu diingat bahwa rokok adalah salah satu isu kesehatan masyarakat yang signifikan di Indonesia. Sayangnya, dalam analisis yang dilakukan oleh media Kumparan terhadap pidato para Capres dari 1 Januari hingga 20 Juli 2023, kata “rokok” bahkan “kesehatan” tidak masuk dalam 20 besar kata-kata yang disampaikan oleh ketiganya.

“Kesehatan masyarakat adalah aspek yang tidak dapat diabaikan, terlebih lagi ketika membicarakan rokok yang telah terbukti menjadi ancaman serius bagi kesejahteraan masyarakat. Tanpa adanya perhatian dan intervensi yang progresif untuk pengendalian konsumsi rokok, dikhawatirkan dampak multisektor lainnya tidak terhindarkan dan implikasinya adalah pada kualitas sumber daya manusia Indonesia selanjutnya,” kata Ketua Umum IYCTC Manik Marganamahendra, melalui siaran persnya di Jakarta,  Jumat (20/10/2023).

Sebagai generasi muda yang prihatin terhadap kesejahteraan dan kesehatan publik, IYCTC mendesak para bakal Capres dan Cawapres untuk mempertimbangkan isu pengendalian rokok dengan serius dan menyediakan rencana yang jelas untuk mengatasi tantangan ini. Laporan dari Southeast Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA) tahun 2019 mencatat bahwa Indonesia merupakan negara dengan jumlah perokok terbanyak di kawasan ASEAN, yakni 65,19 juta orang. Hal ini menunjukkan bahwa upaya untuk mengurangi konsumsi rokok di Indonesia menjadi sangat mendesak.

Berdasarkan laporan Statista Consumer Insights yang dikutip dari Katadata, diprediksi bahwa sebagian besar negara di dunia akan mengalami penurunan jumlah perokok dalam satu dekade mendatang. Namun, menurut Statista, tren jumlah perokok di Indonesia malah mengalami peningkatan dalam periode yang sama.

“Menurut informasi dari sumber tersebut, secara global diperkirakan akan terjadi pergeseran lambat dari kebiasaan merokok selama beberapa tahun ke depan. Namun, situasinya berbeda di Indonesia, yang diperkirakan akan menyaksikan penambahan jutaan perokok pada tahun 2030. Laporan Statista mencatat bahwa pada tahun 2021, terdapat 112 juta perokok di Indonesia. Angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi 123 juta perokok pada tahun 2030,” tambah Manik.

Ni Made Shellasih, Program Manager IYCTC, menjelaskan bahwa Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang belum meratifikasi WHO Framework Convention on Tobacco Control (FCTC), yang membuat belum kuatnya kebijakan pengendalian rokok di Indonesia. Sebagai perbandingan, Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang masih memperbolehkan iklan rokok di internet. Brunei Darussalam telah menerapkan kebijakan yang mencakup larangan penerbitan, tayangan, penjualan, atau distribusi iklan produk tembakau. Di sisi lain, Kamboja melarang pengiklanan produk tembakau melalui media massa, baik dalam bentuk gambar, teks, atau suara di radio, televisi, majalah, CD, VCD, DVD, maupun layanan telekomunikasi lainnya.

**Baca Juga: Sejumlah Petugas Pemadam Kebakaran di TPA Rawa Kucing Dikabarkan Pingsan

“Contoh lainnya, Singapura telah berhasil melarang hampir seluruh iklan produk tembakau. Istilah ‘iklan’ didefinisikan dengan sangat luas dan mencakup berbagai jenis transmisi untuk penerimaan suara atau visual, termasuk internet. Hal serupa juga diterapkan oleh Malaysia, Filipina, Thailand, Myanmar, Laos, Timor-Leste, dan Vietnam. Mereka juga menerapkan kebijakan serupa dalam upaya untuk mengendalikan konsumsi rokok di negara masing-masing,” ungkap Shella.

Daniel Beltsazar, selaku Program Officer dan Research Team IYCTC, menjelaskan bahwa jika melihat track record partai pendukung masing-masing capres dan keberpihakannya pada isu pengendalian tembakau pada mereka yang incumbent/memiliki kursi di parlemen selama 2009-2024, Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), dan Partai Golongan Karya (Golkar) menjadi bagian Pengusul RUU Pertembakauan, dimana RUU ini justru membawa kemunduran bagi perlindungan kesehatan masyarakat Indonesia dari dampak adiksi rokok.

“Dari analisis kata yang dilakukan oleh Kumparan hingga salah satu track record partai pada salah satu produk legislasi yang jelas mengatur mengenai pertembakauan ditemukan bahwa ketiga Capres belum sama sekali bicara tentang isu rokok serta dampaknya pada kesehatan, ekonomi dan lingkungan secara komprehensif. Belum lagi, 3 partai dari masing-masing koalisi pengusung Capres pernah terlibat dalam pengusulan RUU Pertembakauan yang diketahui telah berubah dari awal sejarah pembahasannya untuk mengatur dampak kesehatan akibat produk tembakau berupa rokok yang kemudian justru malah mengatur soal peningkatan produksi rokok,” jelas Daniel.

“Maka, kami mendesak untuk para Capres dan Cawapres memasukkan isu kesehatan, utamanya pengendalian konsumsi rokok ke dalam fokus kampanye mereka dan mengambil langkah konkrit untuk pencegahan dampak rokok yang sifatnya multidimensi, utamanya demi melindungi anak serta masyarakat luas dari bahaya adiksi produk tembakau,” tutup Manik.(Red)




Rakor Pengendalian dan Evaluasi, Bupati Zaki Bahas Pembangunan RSUD di Tigaraksa

Kabar6.com

Kabar6 -Gubernur Provinsi Banten H Wahidin Halim buka acara rapat pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RKPD Pelaksanaan APBD dan APBN Tahun 2020, di ruang rapat lantai II Bappeda Kabupaten Tangerang. Kamis (16/01/2020).

Hadir acara tersebut Bupati Tangerang A Zaki Iskandar, Bupati Kabupaten Lebak Hj. Iti Octavia Jayabaya, Wakil Walikota Tangerang Drs. H. Sachrudin dan beberapa kepala OPD Kabupaten Tangerang.

Gubernur Provinsi Banten H Wahidin Halim mengatakan, Rangkaian kebijakan yang dimulai dengan formulasi kebijakan, implementasi kebijakan, monitoring dan evaluasi merupakai rangkaian dari tahapan mewujudkan pembangunan berkadilan demi kesejahteraan masyarakat.

Lanjutnya, dalam pertemuan tersebut banyak pembahasan mengenai potensi potensi Banten dan juga kejadian bencana alam yang terjadi di Kabupaten Lebak, ini menjadi perhatian khusus untuk pemerintah Provinsi Banten karna itu merupakan daerah rawan Bencana Alam yang perlu perhatian khusus APBD di tahun 2020 ini.

“Kami berharap pertemuan ini dapat dijadikan sarana untuk berbagi pengalaman untuk meningkatkan pelaksanaan pembangunan seluruh Kabupaten/Kota dan Provinsi Banten, sehingga manfaat pembangunan dapat lebih dirasakan oleh seluruh masyarakat,” ucap Wahidin

Tempat yang sama Bupati Tangerang A Zaki Iskandar mengatakan, Rapat koordinasi ini merupakan upaya untuk pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pembangunan yang tertuang dalam RKPD dan juga proyeksi untuk anggaran 2020 yang tahun ini baru berjalan di Kabupaten Tangerang.

Karena Kabupaten Tangerang sendiri juga merasakan dampak dari meluapnya sungai cisasane, cimanceri, cidurian, ciujung itu mengakibatkan bajir di sekitaran wilayah Kabupaten tangerang untuk itu perlu adanya normalisasi untuk sungai tersebut

Zaki juga mengatakan, Kita juga sedang merencanakan pambangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di wilayah Tigaraksa yang nanti bisa menjadi RSUD tipe B, Pemerintah Provinsi Banten juga sangat mendukung akan adanya pelayanan kesehatan yang berada di wilayah tigaraksa tersebut.

**Baca juga: Pemkab Tangerang Serahkan 50 Unit Rumah Layak Huni di Kronjo.

Karena dapat membantu masyarakat di sekitaran Tigaraksa dapat ke RSUD karna wilayahnya berdekatan dengan Lebak Serang dan bagiam barat Kabupaten Bogor.

“Semoga ini semua dapat segera terealisasi dengan cepat sehingga masyarakat Kabupaten Tangerang yang berada di wilayah barat dapat memakai fasilitas kesehatan tersebut,” pungkasnya.(Vee)