1

Angkut Gunungan Sampah di Pasar Jombang, Usai Magrib Ditarget Selesai

Kabar6-Petugas kebersihan atau pesapon Kota Tangerang Selatan (Tangsel) berjibaku angkuti tumpukan sampah di Pasar Jombang. Proses pengangkutan sempat terkendala guyuran hujan lebat.

“Abis magrib juga selesai,” kata Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangsel, Tubagus Aprilliadhi kepada kabar6.com, Rabu (17/4/2024).

Tinggi gunungan sampah hampir semeter. Aroma bau tak sedap menyeruak bikin warga yang melintas terpaksa harus tutup hidung.

Tubagus Aprilliadhi menerangkan, mayoritas tumpukan sampah itu bukan berasal dari Pasar Jombang. Dominan warga yang melintas sambil buang kantong plastik berisi sampah.

**Baca Juga: Pulau Jawa Kembali Dipadati Perantau Usai Arus Balik Idul Fitri 2024

Di depan Pasar Jombang memang setiap harinya disiagakan bak pengangkutan sampah atau amrol. “Karena banyak pihak ketiga yang masih libur. Makanya buang ke situ,” terang mantan Lurah Pisangan, Kecamatan Ciputat Timur itu.

Aprilliadhi juga meralat pernyataannya soal volume sampah di Kota Tangsel mencapai kisaran 500-600 ton kubik per hari. Pun jumlahnya meningkat 20 persen selama musim libur Lebaran.

“Data yang benar per hari 400 ton. Dan pas Lebaran ini volume sampah naik 10 persen,” jelasnya.(yud)




Tiga Pasar Ini Segera Diserahkan ke PT PITS

Kabar6.com

Kabar6-Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) segera menyerahkan pengelolaan tiga pasar tradisional kepada Badan Usaha Milik Daerah. Kini aset-aset daerah di sekitarnya sedang diinventarisir.

“(Biar) lebih rapi dan keuangan lebih maksimal,” kata Sekretaris Daerah, Muhamad menjawab pertanyaan kabar6.com ditemui di Puspemkot Tangsel, kemarin.

Ia menyebutkan, ketiga pusat perekonomian yang akan diserahkan ke PT Pembangunan Investasi Tangerang Selatan (PITS) antara lain Pasar Jombang, Serpong dan Bintaro.

Muhamad menyebutkan, alasan ketiga pasar tradisional di atas lebih dulu diserahkan karena legalitasnya sudah jelas.**Baca juga: Kotret Gelar Pameran Fotografi di Museum Juang TMP Taruna.

“Itu kan yang udah gampang ya. Enggak terlalu krodit, kalo yang banyak masalah nanti dulu. Yang diserahkan yang udah mateng,” jelasnya.

“Nanti kita serahkan asetnya. Kita harus pisahkan asetnya baru dikelola oleh PT PITS. Efisiensi, sekarang hasilnya berapa. Pendapatannya berapa kita, tenaga kita terkuras di sana kan. Biaya operasional segala macem. Sekarang enggak maksimal,” tambah Muhamad.(yud)