1

Terbongkar, Jaringan Perdagangan Organ Manusia Ilegal di Turki

Kabar6-Pihak berwenang Turki berhasil membongkar jaringan perdagangan organ internasional yang dipimpin oleh warga Yordania dan Palestina di Istanbul. Sebanyak 10 orang, empat pemimpin kelompok dan enam orang yang akan menjual organ mereka atau mendapatkan transplantasi, ditangkap dan empat segera dipenjara.

Jaringan tersebut, melansir arabnews, menjalankan bisnis menggunakan dokumen palsu di sebuah rumah sakit di Beylikduzu, di sisi Eropa Istanbul, dengan imbalan sebesar US$50 ribu per kasus. Terungkapnya kasus ini berawal ketika dokter Turki melaporkan ke departemen kepolisian yang memerangi penyelundupan migran, bahwa pasien dan donor organ tampaknya bukan saudara dan memiliki komunikasi yang sangat buruk.

Pihak berwenang beralih ke Konsulat Palestina, yang membantah telah memberikan dokumen kekerabatan seperti itu kepada orang-orang yang ditangkap. Polisi Turki mengungkap jaringan tersebut dengan menyelidiki catatan rumah sakit dan memantau lokasi hotel di dekat rumah sakit tempat transplantasi organ ilegal dilakukan. Operasi tadi melibatkan dua penggerebekan di hotel itu.

Pemimpinnya, Hasan B., menemukan donor dan penerima organ melalui koneksi media sosial (medsos). Pelaku lainnya, Hasan Abu Z., menyambut orang-orang ke Turki dan memperkenalkan penerima organ kepada dokter, Ali Y.M., dengan bantuan seorang perantara, Ahmad M. Kini, empat anggota jaringan ini telah ditangkap.

Jaringan menamakan perdagangan ilegal mereka ‘Layanan VIP dari hotel ke rumah sakit’, mengincar klien dari negara-negara Arab sambil mencari orang yang bisa menjual organ mereka. ** Baca juga: Di Yunani, Orangtua yang Tak Izinkan Anaknya Bersekolah dengan Alasan Pandemi COVID-19 Terancam Hukuman Penjara

Golongan darah orang yang membutuhkan ginjal juga diekspos di postingan medsos. Jaringan tersebut memalsukan akta kekerabatan dan akta kelahiran agar terlihat seolah-olah berasal dari konsulat asing.

Uang dan dokumen palsu disita selama operasi. Polisi mengungkapkan, sebanyak US$10 ribu diberikan kepada donor organ dan US$15 ribu ke rumah sakit swasta. Jaringan tersebut menghasilkan keuntungan sebesar US$25 ribu untuk setiap kasus.

Enam orang yang ditahan oleh jaringan di sebuah hotel di Istanbul dibebaskan dengan syarat kontrol yudisial. Para pasien adalah warga negara Yordania dan Palestina.(ilj/bbs)




Peneliti Prancis Berhasil Temukan Benang Operasi Terbuat dari Kulit Manusia

Kabar6-Peneliti asal Prancis berhasil membuat benang operasi dari kulit manusia. Benang kulit manusia ini diyakini memiliki banyak manfaat, karena dinilai lebih mampu merekatkan dan memperbaiki organ manusia.

“Benang tekstil kulit manusia ini menawarkan tingkat biokompatibilitas yang unik dan mewakili generasi baru produk rekayasa jaringan biologis sepenuhnya,” demikian tulis peneliti dari University of Bordeaux, Prancis, dalam studi yang baru saja dipublikasikan pada jurnal Acta Biomaterialia.

Benang yang terbuat dari kulit manusia ini, melansir sciencealert, mengembangkan sel kulit. Setelah merekatkan kulit atau organ, benang ini dapat melebur secara biologis. Penggunaan benang dari kulit manusia ini juga meminimalkan efek samping. Benang ini juga tidak menyebabkan reaksi yang merugikan pada tubuh pasien.

“Sebagian besar biomaterial sintetis permanen dianggap asing oleh sistem kekebalan tubuh bawaan, sehingga dapat membuat tubuh bereaksi terhadap benda asing,” tulis peneliti lagi.

Namun, penemuan terbaru dalam dunia medis ini masih membutuhkan sejumlah uji klinis untuk dapat menggunakan benang dari kulit manusia dalam tindakan medis. ** Baca juga: Nikah Saat Lockdown, Pasangan Pengantin Italia Ini Tidak Punya Tamu Undangan

Diketahui, sebelum penemuan benang dari kulit manusia, terdapat studi lain menemukan gel lem dapat melekatkan kulit atau organ tanpa perlu menjahit.(ilj/bbs)




Mengerikan! 6 Eksperimen Manusia yang Pernah Dilakukan Saat Perang Dunia

Kabar6-Selain hewan, ada banyak eksperimen dalam bidang kedokteran, ilmu pengetahuan, dan bidang lainnya, yang menjadikan manusia sebagai kelinci percobaan. Nah, pada zaman perang dunia (PD), kelinci percobaan ini diambil dari para tahanan, budak ataupun rampasan perang.

Hal yang mengenaskan, eksperimen pada manusia ini dilakukan dengan cara yang kejam, bahkan tidak berperikemanusiaan. Melansir beberapa sumber, ini enam eksperimen manusia yang jadi kelinci percobaan paling mengerikan masa PD 1 dan PD 2:

1. Uji coba senjata gas mustard di AS
Pada 1943, militer AS pernah memaparkan pelaut dengan gas mustard. Uji coba yang dilakukan Angkatan Laut AS ini untuk mengetahui seberapa hebat kekuatan senjata gas mustar.

Para pelaut diberikan pakaian perlindungan, kemudian diujikan langsung ke tubuh mereka. Serangan gas Mustar terbukti efektif sebagai salah satu senjata pemusnah massal paling mengerikan pada masa PD I.

Percobaan ini terjadi di Laboratorium Penelitian Naval Research Laboratory di Washington Ameriki. Ratusan remaja berusia 16-19 tahun dimasukkan ke kamp pelatihan selama delapan minggu. Selama eksperimen itu, semua peserta menderita luka bakar parah, hingga mengalami cacat permanen dan sisanya tewas.

2. Eksperimen Adolf Hitler di Jerman
Pada masa kejayaannya, Adolf Hitler pernah melakukan percobaan terhadap tahanan Jerman, Romawi, kaum Gipsy dan terbanyak pada orang-orang Yahudi. Percobaan untuk kepentingan medis ini dilakukan di kamp pusat.

Tercatat, puluhan ribu tahanan dijadikan kelinci percobaan berakhir dengan kematian dan bagi mereka yang bertahan hidup mengalami cacat permanen.

Eksperimen sadis ini meliputi transpalasi tulang, saraf, manipulasi anak kembar secara genetik, gas kimia, sterilisasi reproduksi dan masih banyak lagi uji coba yang dilakukan oleh dokter Nazi di masa itu.

3. Unit 731 di Jepang
Tentara Kekaisaran Jepang selama 1937-1945, mengembangkan eksperimen penelitian senjata biologi dan senjata kimia rahasia yang dikenal dengan Unit 731. Bertempat di Kota Harbin, Unit 731 telah melakukan serangkaian kejahatan perang paling mengerikan dalam sejarah peradaban manusia.

Dan yang menjadi kelinci percobaan mereka adalah para tawanan Tiongkok dan Rusia dari pria wanita dewasa, orang tua, anak-anak hingga bayi. Mereka juga mengambil organ dari manusia yang masih hidup, amputasi untuk studi kehabisan darah, dan uji coba senjata. Beberapa tahanan bahkan mengalami pembedahan perut dan kerongkongan yang masih tersambung ke usus.

4. Eksperimen di Korea Utara
Sekelompok pembelot Korea Utara pernah menyaksikan kasus-kasus eksperimen manusia manusia jadi kelinci percobaan yang terjadi di negara. Dalam satu dugaan percobaan, 50 narapidana wanita yang masih sehat diberi daun kubis beracun. Tak menunggu lama, 20 menit kemudian 50 wanita tersebut mati.

Percobaan lain termasuk praktik operasi bedah pada tahanan tanpa anestesi alias suntik kebal, memukul atas kepala sebelum menggunakan korban. Mereka seperti zombie hidup untuk latihan sasaran. Lalu menggunakan kamar di mana seluruh keluarga dibunuh dengan gas hingga mati lemas.

Dikatakan, setiap bulan van black yang dikenal sebagai ‘gagak’ mengumpulkan 40-50 orang dari sebuah kamp konsentrasi dan membawa mereka ke lokasi untuk eksperimen sadis. Dan mayat para korban diletakkan begitu saja di jalanan sampai keluarga korban atau penduduk sendiri yang menguburkannya.

5. Percobaan transplantasi testikel di San Quentin
Sepanjang 1913-1951, kepala ahli bedah di LP San Quentin, Leo Stanley, menggunakan tahanan sebagai kelinci percobaan dalam berbagai eksperimen medis yang aneh. Eksperimen Stanley termasuk sterilisasi dan perawatan untuk flu Spanyol.

Dalam salah satu percobaan yang sangat aneh, Stanley melakukan transplantasi testikel tahanan yang masih hidup dengan testikel para tahanan yang sudah dieksekusi. Bahkan, ia pernah menggunakan testikel dari kambing dan babi hutan untuk dikloning ke testikel manusia.

6. Eksperimen sifilis di Guatemala
Pada 1946 hingga 1948 akhir, pemerintah Amerika Serikat bersama Presiden Guatemala yaitu Juan Jos Arvalo, dan beberapa Kementerian Kesehatan Guatemala, bekerjasama dalam eksperimen manusia yang dirahasiakan dari publik.

Dokter sengaja menginfeksi tentara, pelacur, tahanan, dan pasien mental dengan virus sifilis dan penyakit menular seksual lainnya, dalam upaya untuk melacak perkembangan imunitas alami mereka tanpa diobati atau diberikan serum anti virus. Mereka hanya diobati dengan antibiotik saja.

Percobaan ini mengakibatkan setidaknya 30 orang tewas mengenaskan, yang tercatat dalam dokumentasi medis. Pada 2010, Pemerintah Amerika Serikat membuat permintaan maaf resmi kepada Guatemala atas keterlibatan mereka dalam eksperimen sadis terhadap manusia. ** Baca juga: Musim Panas, Para Pria di Tiongkok Tidak Boleh Gulung Baju Kaus Hingga Atas Perut

Benar-benar tidak berperikemanusiaan.(ilj/bbs)