1

Berkat Kepedulian Warga, Akhirnya Nenek Sebatang Kara di Pandeglang Bakal Punya Rumah lagi

Kabar6- Rumah nenek di Pandeglang yang ambruk akhirnya dibangun oleh warga setempat berdasarkan hasil swadaya aparat desa dan warga setempat.

Warga rela menyumbangkan tenaga dan harta bendanya supaya nenek sebatang kara itu memiliki tempat tinggal.

Nenek sebatang kara itu bernama Masti (65) warga Kampung Cimuncang, Desa Sudimanik, Kecamatan Cibaliung, Kabupaten Pandeglang.

Warga setempat, Encun Sukatma mengungkapkan, pasca musibah yang menimpa Masti warga setempat langsung bergerak melakukan melakukan musyawarah agar nenek tersebut memiliki rumah kembali.

“Warga setempat RT RW dan juga pemerintah desa melakukan gotong royong membangun rumah Masti,” kata Encun, Sabtu (2/4/2022).

Encun mengungkapkan, material bangunan yang didapat untuk rumah Masti berdasarkan hasil swadaya masyarakat setempat. Ia bersyukur masyarakat sangat antusias untuk membantu nenek Masti.

“Alhamdulillah masyarakat sangat antusias untuk membantu Masti,” tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, Nenek sebatang kara itu harus kehilangan tempat tinggalnya setelah ambruk karena sudah lapuk dimakan usia. Diusia yang tak muda lagi, nenek tersebut tidak mampu memperbaiki tempat tinggalnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, rumah Masti roboh dua hari lalu, sebelum peringatan hari jadi Kabupaten Pandeglang yang jatuh pada 1 April

**Baca juga: Mahasiswa Beri Catatan Buruk di HUT Pandeglang, Bupati Irna: Mohon Kesabarannya

Ketua RW setempat Sakmin mengungkapkan, saat rumah nenek sebatang kara yang ambruk dimakan usia tersebut ia tengah berada di pekarangan rumah, sehingga Masti lolos dari maut.

“Untung pas kejadian dia lagi beres-beres pekarangan, mungkin kalau lagi di dalam mungkin dia ke timpa,” kata Sakmin saat dihubungi, Jumat (1/4/2022).




Nenek 72 Tahun Belum Tersentuh Bansos, Kades Caplak: Tunggu Konfirmasi

Kabar6.com

Kabar6-Nenek Kami (72) yang hidup sebatangkara di Kampung Ceplak, RT 001/001 Desa Kaliasin, Kecamatan Sukamuliya, Kabupaten Tangerang tidak dapat Bantuan Sosial (bansos) selama 8 bulan. Atau dari Maret Hingga Oktober 2020, Senin (19/10/2020).

Sebenarnya Ketua RT (rukun tetangga) telah meminta Kartu Kelurga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) nenek Kami. “Surat KTP, KK, semua sudah saya kasih ke RT. Malah sampai 4 kali,” keluh Kami kepada kabar6.com, Senin (19/10/2020).

Sambil memelas nenek Kami menambahkan, “Saya nggak punya anak, enggak punya laki (suami), hidup sendirian sebatangkara tapi kok nggak dapat bansos.”

Nenek yang hidup sebatang kara tersebut hingga saat ini dirinya mencari makan sendiri, jika sodaranya memeberi makanan ia terima. “Yaa cari aja sendiri kalo makan mah, saya juga sering di kasih makan sama sodara-sodara gitu” ungkapnya.

Mak Haji, begitu masyarakat setempat memanggilnya, mengaku sangat sedih sekali di tengah wabah Covid-19 hingga mempengaruhi materinya. “Makanya mak haji mah sedih orang-orang pada dapet kok saya ga dapet yaa,” tuturnya.

**Baca juga: Penembakan di Viper Café Kelapa Dua, Polres Tangsel Masih Bungkam.

Kelapa Desa Caplak H. Dedi mengaakui sudah menerima laporan data yang diberikan Nenek Kami. Namun belum ada dana bantuannya. “Semua sudah di data sih pak antara lain Mak Haji Kami itu. Saya juga maunya merata semua, beberapa yang belum dapat sudah dibantu Bank BJB. Nanti tinggal menunggu konfirmasi di sana” terang Dedi saat dimintai keterangan kabar6.com melalui whatsapp (WA). (cr)