1

Nasa Temukan Planet ‘Neraka’ yang Atmosfernya Disebut Panas Seperti Api

Kabar6-Lewat teleskop canggih James Webb, NASA menemukan exoplanet yang memiliki kondisi planet. Exoplanet sendiri adalah sebutan untuk planet yang lokasinya sangat jauh, di luar Tata Surya kita.

Planet berukuran raksasa itu, melansir Space, memiliki dua matahari dan dinamai sebagai VHS 1256, awannya terbuat dari silikat, mirip dengan pasir di Bumi. VHS 1256b terletak sekira 40 tahun cahaya dari Bumi. Planet ini adalah dunia yang aneh, sama sekali tak mirip dengan Bumi. Ukurannya sekira 19 kali lebih masif dari Jupiter, mengorbit dua bintang bukan satu, dan membutuhkan waktu hampir 10.000 tahun untuk mengelilingi Bintang induk tersebut.

“VHS 1256 b jaraknya sekira empat kali lebih jauh dari bintang-bintangnya daripada jarak Pluto dari Matahari kita, yang menjadikannya target bagus untuk Webb. Itu berarti cahaya planet tak bercampur dengan cahaya dari bintang-bintangnya,” ungkap Brittany Miles, astrofisikawan di University of Arizona dan penulis utama studi ini.

Spektrum menunjukkan tanda-tanda awan yang terbuat dari silikat, yang secara berkala menghujani kedalaman planet, bergerak di atmosfer sepanas nyala api, suhunya sekira 815 derajat Celcius.

Awan silikat tidak ada padanannya di Bumi, selain mungkin berada di awan pasir panas. ** Baca juga: Hah, Bocah 13 Tahun Asal Inggris Rampok Sejumlah Hotel Mewah

Tim peneliti juga mendeteksi air, metana, karbon monoksida, dan karbon dioksida pada VHS 1256b. Disebutkan, ada sejumlah besar bahan kimia berbeda, menjadikannya jumlah molekul terbesar yang pernah diidentifikasi sekaligus di planet di luar tata surya kita.

“Planet ini adalah obyek yang berusia masih muda dan panas. Temperatur awannya mungkin mirip dengan temperatur cahaya lilin,” jelas Profesor Beth Biller dari University of Edinburgh, Skotlandia. (ilj/bbs)




Texas Dihujani Batu Luar Angkasa Seberat Sekira 500 Kg

Kabar6-Johnson Space Center NASA mengonfirmasi adanya sebuah meteoroid yang jauh lebih besar menghantam atmosfer Bumi, dan pecahannya menghujani Texas. Ya, serpihan meteorit yang berasal dari batuan luar angkasa dengan berat nyaris sekira 500 kg, meledak di langit Texas pada 15 Februari lalu.

Diketahui, pada saat tertentu Bumi dibombardir oleh potongan-potongan puing-puing ruang angkasa organik yang dikenal sebagai meteoroid. Untungnya, sebagian besar meteoroid berukuran kecil, dan biasanya tidak menimbulkan ancaman bagi planet atau kehidupan di dalamnya.

Dalam catatan NASA, melansir Space, meteoroid yang menghujani Texas tersebut kemungkinan berukuran sekira 60 cm dan beratnya sekira 454 kilogram ketika memasuki atmosfer. Peristiwa itu terjadi di langit di atas McAllen, Texas, sebuah kota sekira 96 km di sebelah barat Brownsville, sepanjang perbatasan Meksiko.

Menurut Sheriff Daerah Hidalgo, Eddie Guerra, sekira pukul 17.30 CST (23.30 GMT/06.30 WIB) pada 15 Februari, lembaga berwenang setempat menerima laporan tentang adanya ledakan keras, dan Houston Air Traffic Control menerima laporan jatuhnya meteor dari dua pesawat.

Keesokan harinya, NASA mengeluarkan pernyataannya yang mengonfirmasi peristiwa tersebut. Meteoroid tersebut melaju dengan kecepatan 43.452 kmh dan meledak dengan kekuatan setara 8 ton TNT di ketinggian sekira 34 km.

Sebagian besar meteor terbakar sebelum pecahannya mencapai permukaan. Namun meteor 15 Februari itu ternyata juga menghasilkan beberapa meteorit, yaitu pecahan batuan luar angkasa yang mencapai tanah. ** Baca juga: Beredar Foto Viral ‘Amazon Snake Cat’, Hewan Kawin Silang Kucing dan Ular

American Meteor Society mengonfirmasi bahwa peneliti ilmu planet dan pemburu meteorit Robert Ward menemukan meteorit pertama dari peristiwa di dekat El Sauz, Texas. Peristiwa tersebut menandai peristiwa meteor besar ketiga dalam tiga hari berturut pada Februari.

Pada 13 Februari, asteroid setinggi satu meter menerangi langit malam di Prancis dan Inggris, lalu pada 14 Februari, sebuah bola api melintasi langit Italia selatan.(ilj/bbs)




Pangkas Biaya, NASA Berencana Pasang Pipa Oksigen di Bulan

Kabar6-Sumber oksigen menjadi faktor penting keberhasilan misi program Artemis NASA yang akan mendaratkan kembali manusia di Bulan, dengan tujuan untuk menempatkan manusia secara permanen di sana.

Kepala Ilmuwan Lunar Resources Inc bernama Peter Curreri, melansir Gearrice, baru-baru ini mengusulkan solusi inovatif untuk masalah oksigen di Bulan, dengan membangun saluran pipa oksigen di sana. Menurut Curreri, keberhasilan jangka panjang program Artemis ini bergantung pada kemampuan untuk memanfaatkan sumber daya dari Bulan. Hal ini juga bisa memangkas biaya untuk misi ini.

Diketahui, saat ini setiap kilogram material yang diluncurkan dari Bumi menghabiskan biaya puluhan ribu dolar. Rencana terbaru lainnya termasuk memanen es oksigen di kutub selatan Bulan untuk mempermudah para astronaut ketika menginjakkan kaki di Bulan pada 2026 mendatang.

Ketika oksigen ini dipanen, lalu akan disimpan dalam sebuah tempat dan dibawa melalui penjelajah (rover) ke fasilitas di mana para astronaut tinggal dan bekerja. ** Baca juga: Terungkap Wajah Manusia Terakhir Saat Kiamat Lewat Teknologi AI

Sayangnya, transportasi untuk membawa oksigen ini memakan biaya paling besar dari seluruh proses ini, lebih besar dari memanen dan menyimpan oksigen. Karena itulah, Curreri mengusulkan membangun saluran pipa secara langsung dari lokasi pengumpulan oksigen ke fasilitas di mana para astronot bekerja dan tinggal.

Usulan ini diajukan ke program Innovative Advanced Concepts (NIAC) NASA dan mendapatkan dana sebesar US$175 ribu untuk mengembangkan gagasan tersebut.

Langkah selanjutnya adalah studi desain komprehensif untuk memverifikasi efektivitas saluran pipa ini. Jika disetujui, saluran pipa ini tidak hanya menyalurkan sumber oksigen tanpa harus meluncurkannya dari Bumi atau dibawa secara manual melintasi permukaan Bulan, tapi akan dibangun menggunakan material yang tersedia di Bulan.(ilj/bbs)




Anderson, Pria AS yang Sudah 15 Kali Ditolak Jadi Astronaut NASA

Kabar6-Seorang pensiunan astronaut asal Nebraska, Amerika Serikat (AS), bernama Clay Anderson memiliki kisah unik saat melamar menjadi kandidat astronaut NASA.

Dalam dalam buku biografinya berjudul ‘The Ordinary Spaceman’, melansir businessinsider, Anderson mengaku sudah sebanyak 15 kali ditolak saat melamar menjadi astronaut NASA. “Saya suka berpegang teguh pada kenyataan bahwa saya selalu bisa mengatakan ‘lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali’, tetapi pada titik ini semuanya bersifat akademis,” kata Anderson.

Hal yang menarik, karena sudah belasan kali ditolak NASA, Anderson mengaku merasa biasa saja ketika mendapati surat penolakan lagi dari NASA. Dia bahkan menyebut benar-benar merasakan ada sebuah harapan setiap kali dia menerima penolakan.

Hingga akhirnya Anderson memutuskan bahwa upayanya yang ke-16 akan menjadi yang terakhir. Benar saja, Anderson pun diterima menjadi astronaut NASA. ** Baca juga: Pertama Kali, Darah Buatan Laboratorium Inggris Disuntikkan ke Manusia

Pada 2007, Anderson menaiki Space Shuttle Atlantis untuk perjalanan ke Stasiun Luar Angkasa Internasional sebagai insinyur penerbangan pada hari ulang tahun ayahnya, dan kembali ke Bumi lima bulan kemudian pada ulang tahun pernikahannya. Tiga tahun kemudian, pria itu pergi ke luar angkasa untuk kedua kalinya sebagai spesialis misi di STS-131.

Anderson adalah astronaut pertama dan satu-satunya dari Nebraska dan telah mencatat 167 hari di luar angkasa, termasuk lebih dari 38 jam di luar angkasa.(ilj/bbs)




Pada 2030 Mendatang Manusia Diharapkan Bisa Tinggal dan Bekerja di Bulan

Kabar6-Pejabat dari Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengatakan, manusia bisa hidup dan bekerja di Bulan pada 2030 mendatang, sehingga mempermudah kemungkinan eksplorasi ruang angkasa.

NASA berharap, manusia bisa mulai membangun koloni atau permukiman di Bulan pada 2030. Padahal sejak lama, komunitas ilmuwan menganggap Bulan tidak bisa dihuni manusia. Pernyataan ini disampaikan setelah NASA meluncurkan pesawat luar angkasa tak berawak ke Bulan beberapa waktu lalu.

Hampir 50 tahun setelah NASA mengirim manusia pertama ke Bulan, melansir Newscientist, program dan misi luar angkasa baru bertujuan untuk mengirim kembali manusia di satelit Bumi tersebut, namun dengan tujuan akhir untuk membuat Bulan sebagai jalur menuju eksplorasi luar angkasa di masa depan.

Potensi keberadaan air di Bulan juga dapat memperkuat alasan berhasilnya misi. Astronaut yang hidup di Bulan bisa dimanfaatkan sebagai langkah awal misi mengirim manusia ke Mars. ** Baca juga: Sebagai Pelipur Lara, Pria India Bikin Patung Silikon Mendiang Istri Senilai Ratusan Juta

Kepala program luar angkasa Orion NASA, Howard Hu menerangkan bahwa habitat manusia penting untuk mendukung misi ilmiah di masa depan. Hu menambahkan, peluncuran roket Artemis yang membawa Orion pada 16 November tahun lalu merupakan hari bersejarah dalam bidang penerbangan luar angkasa manusia.

Mereka, dikatakan Hu, akan mengirim orang ke permukaan Bulan dan akan tinggal di sana untuk melakukan penelitian ilmiah. Misi Bulan Artemis 1 sedang berlangsung sebagai program mengorbit Bulan tanpa awak dan merupakan penerbangan luar angkasa besar pertama dari serangkaian program Artemis NASA.

Orion tak berawak akan menguji dirinya sendiri untuk membawa kapsul ke Bulan dan berhasil kembali ke Bumi. Hu juga mengatakan, ini merupakan langkah pertama untuk eksplorasi luar angkasa jangka panjang tidak hanya bagi Amerika Serikat, tapi juga seluruh dunia.

Jika manusia yang dikirim ke Bulan ini nantinya bisa melihat bukti keberadaan air, maka air tersebut bisa digunakan sebagai bahan bakar roket untuk menuju Mars.(ilj/bbs)




Nasa Sebut Tiongkok Bisa Klaim Bulan Sebagai Wilayahnya

Kabar6-Kepala Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Bill Nelson, mengungkapkan bahwa Tiongkok bisa mengklaim Bulan sebagai wilayah mereka, apabila negara itu mengalahkan Amerika Serikat (AS) dalam perlombaan program antariksa.

Dalam sebuah wawancara, melansir businessinsider, Nelson mengatakan ekspansi militer Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan menjadi indikator apa yang bisa terjadi di Bulan. “Ini fakta, kita dalam perlombaan luar angkasa. Dan benar bahwa kita lebih baik hati-hati mereka tidak sampai ke suatu tempat di bulan dengan kedok penelitian ilmiah. Dan tidak mustahil mereka bisa berkata, ‘Jangan keluar, kami di sini, ini wilayah kami’. Jika Anda ragu, lihat apa yang mereka lakukan di Kepulauan Spratly,” kata Nelson.

Sebuah fotografi udara yang baru-baru ini diterbitkan menunjukkan penempatan militer baru di Kepulauan Spratly, wilayah yang disengketakan di Laut Tiongkok Selatan. ** Baca juga: Paket Tengkorak Manusia dalam Bungkusan Kertas Aluminium Ditemukan di Bandara Meksiko

NASA merampungkan misi Artemis 1 pada November lalu, yang melibatkan penerbangan pesawat luar angkasa tanpa awak Orion ke sekitar Bulan. Misi ini merupakan pendahuluan dari Artemis 3, yang akan mendaratkan astronot di permukaan Bulan pada 2025 mendatang.

Tiongkok sendiri baru-baru ini merampungkan stasiun luar angkasa barunya, Tiangong, dan pada November lalu meluncurkan kru ke stasiun tersebut. Beijing berencana meluncurkan tiga misi ke Bulan dalam satu dekade mendatang, bagian dari program Chang’e lunar.(ilj/bbs)




Pasutri di AS Campur Kue dengan Sperma untuk Anak Sekolah, Sang Suami Dihukum 100 Tahun

Kabar6-Seorang mantan guru bahasa Inggris sebuah sekolah menengah pertama di Amerika Serikat (AS) bernama Cynthia Perkins (36), mendapat hukuman penjara selama 41 tahun karena mencampurkan sperma suaminya, Dennis Perkins (47), dalam kue mangkuk untuk dimakan anak-anak sekolah.

Sementara Dennis yang merupakan petugas polisi, dihukum lebih berat yaitu penjara 100 tahun. Selama persidangan, melansir Nypost, Dennis mengakui tuduhan pemerkosaan, pornografi anak, pelecehan seksual dan video voyeurisme. Sedangkan Cynthia mengaku bersalah atas 150 dakwaan. Selain telah berhenti dari pekerjaan, mereka juga dilaporkan telah berpisah.

“Ini adalah kasus yang benar-benar mengguncang Livingston Parish. Ini melibatkan seorang guru, melibatkan petugas penegak hukum, hal-hal yang benar-benar mengguncang masyarakat,” kata Jaksa Agung Jeff Landy. ** Baca juga: Kurangi Polusi Suara, Tempat Ibadah di Ghana Diminta Gunakan WhatsApp untuk Panggil Jemaatnya

Cynthia mengaku melayani para siswa dengan kue mangkuk bertabur sperma yang mengandung sperma Dennis, di mana wanita itu menyetujui kesepakatan pembelaan dan telah bersaksi melawan mantan suaminya.

Dennis yang dipecat dari Kantor Sheriff Livingston Parish, pernah menjadi letnan operasi khusus sebelum penyelidik menemukan kamera tersembunyi yang mengerikan di loteng dan kamar mandi mereka.

Pasangan itu dilaporkan telah memerkosa seorang anak berusia antara 9 tahun dan 10 tahun. Wanita lain, Melanie Curtain, juga terlibat dalam kasus tersebut dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat pada Maret tahun lalu.(ilj/bbs)




November Mendatang, NASA Luncurkan Piring Terbang Raksasa untuk Kirim Astronaut ke Mars

Kabar6-Mulai November nanti, NASA akan meluncurkan piring terbang raksasa ke luar angkasa. Menurut laporan, misi Low-Earth Orbit Flight Test of an Inflatable Decelerator (LOFTID) akan menguji pelindung panas yang akan digunakan untuk mengirim pesawat ruang angkasa.

Piring terbang raksasa ini, melansir Dailymail, kabarnya bisa membantu manusia mendarat di Mars dengan selamat. “NASA berharap tes tersebut akan menunjukkan bagaimana pelindung panas dapat memperlambat pesawat ruang angkasa untuk bertahan dari masuknya atmosfer. Teknologi ini juga membantu berbagai misi NASA yang direncanakan ke tujuan seperti Mars, Venus, Titan dan kembali ke bumi,” demikian penjelasan NASA.

NASA akan mengungkapkan teknologi tersebut untuk pertama kalinya dari orbit rendah Bumi, pada 1 November mendatang. ** Baca juga: Sel Otak Buatan Ilmuwan yang ‘Hidup’ di Piring Bisa Belajar Bermain Video Game

Piring terbang akan diluncurkan ke luar angkasa dengan roket United Launch Alliance Atlas V, bersama dengan satelit cuaca yang mengorbit kutub JPSS-2.

“Setelah JPSS-2 mencapai orbit, pelindung panas akan dikerahkan dan diposisikan pada lintasan masuk kembali dari orbit rendah Bumi untuk menguji kemampuannya. Jika tes ini berhasil, dapat membantu NASA mencapai tujuannya membawa manusia ke Mars dalam dekade berikutnya,” ungkap NASA.

Ditambahkan NASA, teknologi ini juga mampu mendukung kru pendaratan dan misi robot besar di Mars selain membawa muatan yang lebih berat kembali ke Bumi.(ilj/bbs)




Punya Suhu 17 Derajat Celcius, Ilmuwan AS Temukan Bagian Bulan yang Bisa Dihuni Manusia

Kabar6-Para peneliti di University of California, Los Angeles (UCLA), menemukan bahwa bulan memiliki kawah dengan area teduh yang suhunya sekira 17 derajat Celcius, kisaran suhu yang stabil bagi manusia.

Studi ini diterbitkan dalam Jurnal Geophysical Research Letters bulan lalu. Melansir Mercurynews, kawah Bulan yang bisa menjadi gua tempat manusia berlindung ini bisa menjadi tempat tinggal manusia dalam jangka panjang, lebih aman, dan dengan itu para ilmuwan akan dapat mendirikan pangkalan yang stabil secara termal.

“Manusia berevolusi hidup di gua-gua, dan hidup di gua-gua mungkin bisa kembali kita rasakan ketika di Bulan,” terang David Paige, profesor ilmu planet di UCLA, yang juga rekan penulis studi. ** Baca juga: Di Thailand, Viral Iklan Tukar Ginjal dengan iPhone 14

Setelah ada pemahaman yang lebih baik tentang kawah dan gua potensial, para ilmuwan mungkin dapat mengambil langkah untuk membuat konsep stasiun permanen yang bisa diterapkan, terlindung dari kondisi ekstrem permukaan Bulan.

“Kami dapat membangun eksistensi jangka panjang di Bulan lebih cepat daripada yang mungkin terjadi,” kata Tyler Horvath, penulis utama studi dan seorang mahasiswa doktoral dalam ilmu planet di UCLA.

Berbeda dengan permukaan Bulan, yang memanas hingga 127 derajat Celcius pada siang hari dan turun menjadi -73 (minus) derajat Celcius pada malam hari, lubang-lubang Bulan di wilayah Mare Tranquillitatis ini memiliki lingkungan yang ramah manusia, suhu stabil.

Mare Tranquillitatis dikenal sebagai ‘Laut Ketenangan’, tempat Apollo 11, misi pertama yang menempatkan manusia di bulan, mendarat karena medannya yang mulus dan relatif datar.

Gua akan menjadi lingkungan yang stabil untuk habitat Bulan karena menawarkan perlindungan dari radiasi Matahari dan dampak mikrometeorit. Formasi ini juga bisa memberikan perlindungan terhadap sinar kosmik.

Saat ini, NASA memiliki rencana untuk eksplorasi robot di Bulan melalui program Commercial Lunar Payload Services. Mulai Desember 2022 mendatang, penerbangan kargo akan mengirimkan perangkat yang menavigasi dan memetakan permukaan Bulan, melakukan penyelidikan, mengukur tingkat radiasi, dan menilai bagaimana aktivitas manusia berdampak pada bulan. (ilj/bbs)




NASA Larang Astronaut Pria Lakukan Rancap dalam Pesawat Luar Angkasa Karena Berisiko Hamili Rekannya

Kabar6-NASA telah melarang para astronaut pria melakukan rancap (masturbasi) di luar angkasa. Bukan tanpa alasan, hal itu karena sperma yang dikeluarkan dalam gravitasi nol bisa menghamili astronaut wanita.

Menurut insinyur NASA bernama Smythe Mulikan yang mengungkapkan aturan ketat tersebut, melansir Irishmirror, tetesan sperma sekecil apa pun dapat menyebabkan kekacauan di pesawat luar angkasa. Astronom Amerika Serikat (AS), Dr John Millis, menjelaskan bahwa berhubungan seks dan rancap di luar angkasa adalah mimpi buruk logistik, di mana masalah dimulai dari cairan mengambang hingga kejantanan yang menyusut.

Dr Millis membandingkan berhubungan seks antara di luar angkasa dan saat terjun payung, tetapi menambahkan bahwa itu ‘bukan tidak mungkin’. ** Baca juga: Tiduri Pria yang Masih Berstatus Suami Orang, 12 Wanita Thailand Takut Digugat Istri Sah

Risiko kru mengeluarkan sperma di pesawat luar angkasa sudah lama dipikirkan para kosmonot Rusia. Ilmuwan Rusia, Dr Irina Ogneva, pernah meminta kosmonot pria untuk memberikan sampel sperma pada 2019.

“Tidak ada kosmonot yang mau,” kata Dr Ogneva.(ilj/bbs)