1

Polisi Gadungan Peras Calon Pekerja Migran di Bandara Soetta

Kabar6-Tiga penjahat mengaku polisi beraksi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang. Mereka menyasar ke calon pekerja migran Indonesia ke luar negeri secara non prosedural.

“Berpura-pura sebagai anggota kepolisian dengan membawa airsoft gun model pistol,” kata Kasat Reskrim Polresta Bandara Soekarno Hatta, Kompol Reza Pahlevi, Sabtu (16/3/2023).

Ketiga tersangka yakni berinisial FF, 21 tahun; IK, 22 tahun; dan GEJ, 34 tahun. Mereka beraksi di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Reza terangkan, calon pekerja migran Indonesia sempat dimasukqn ke kendaraan milik tersangka. Selanjutnya mengambil barang milik keempat korban berupa handphone, uang tunai, dokumen keberangkatan dan lain-lain totalnya sekitar Rp 8 juta.

**Baca Juga: Arief-Sachrudin Jajal Trek Mookervart Bike Park Bareng Para Goweser

“Serta menghubungi agen yang menempatkan calon pekerja migran untuk meminta tebusan uang,” terangnya.

Ketika Aboy Riyadi salah satu korban dimasukan ke dalam mobil tersangka sempat terdengar keributan. Kegaduhan itu terdengar oleh petugas Avsec sehingga langsung dilaporkan ke Mapolres Bandara Soekarno-Hatta.

Atas perbuatan jahatnya ketiga tersangka dijerat Pasal 368 Ayat (1) KUHPidana dan atau Pasal 365 Ayat (1) dan Ayat ke-2 KUHPidana. “Ancaman hukuman penjara sembilan tahun,” tegas Reza.(yud)




Seorang Remaja di Pamulang Dibegal Sekelompok Orang Mengaku Polisi

Kabar6.com

Kabar6-RPH seorang remaja berumur 13 tahun menjadi korban begal handphone di Jalan Pajajaran, tepatnya di gang samping Pom Bensin Vivo Pamulang, Sabtu 4 September 2021.

RPH mengaku, saat itu diduga pelaku yang berjumlah lebih dari 2 orang mengaku dari Polres ingin mengintograsi dirinya.

Menurutnya, diduga pelaku itu memberhentikan dirinya tepat di depan sebuah komplek samping Pom Bensin Vivo Pamulang, untuk menanyakan suatu kasus di Setu.

“Habis itu saya tanya bapak siapa ya? ‘Saya polisi’ (korban menirukan suara diduga pelaku, red), saya bilang darimana? Saya dari polres ini (korban menirukan suara diduga pelaku, red), habis itu tas saya di check. Kan HP saya di dalam tas, ga saya utak-atik sama sekali pas di check, HP nya saya ambil, katanya disuruh check HP nya kayanya ada narkoba atau sabu chat-chatan gitu,” ujarnya, Sabtu (4/9/2021).

Saat itu, diungkapkan RPH, handphone yang bermerk IPhone 6S warna hitam dicek oleh seorang yang mengaku sebagai komandannya.

Akhirnya, RPH menunjukan bukti chat atau obrolan bersama ayahnya. Sehabis itu, RPH menjelaskan, handphone nya tiba-tiba dimasukin kedalam tas.

“Awal dua orang, yang satu ngaku komandannya, bawa hp saya terus kabur duluan, kalau ga salah dia belok, habis itu saya ngejar orang yang bawa motor (saya, red). Saya tonjok habis itu dia (diduga pelaku, red) kabur sama naik motor supra ga tau siapa,” paparnya.

Saat itu, RPH mengaku, para diduga pelaku itu menyebut ada 3 bocah seumuran saya ngebacok seseorang di Setu, sehabis itu dirinya dituduh sebagai tersangka.

“Komandannya bawa hp saya dia udah siap-siap nodong piso, takut ga dikasih hp nya, pas saya kasih hp nya dia komandanya langsung ngantongin (terus, red) kabur,” tuturnya.

Disebelahnya, Bapak dari RPH, Aay Samudra meminta dan berharap Polsek Pamulang mampu menyikapi kasus ini dengan baik dan serius.

Karena menurutnya, apa yang terjadi terhadap anaknya harus benar-benar ditelusuri. Hal itu karena perampasan terhadap anaknya sudah termasuk begal, diduga pelaku sudah sempat mengeluarkan senjata tajam sebagai pengancaman.

**Baca juga: Kasus Inkrah, DPRD Banten Desak Akses SMKN 7 Tangsel Dibenahi

“Mudah-mudahan polisi dapat menangkap para pelakunya, karena dari (keterangan, red) anak saya, modus nya mengaku sebagai seorang polisi dengan ada perkara kejadian di setu terjadi pembacokan. Anak saya seolah-olah di takut-takutin, dia mengaku polisi, dia berenti ga tau nya dia (orang yang mengaku polisi, red) seorang jambret,” tutupnya.(eka)