1

Satlantas Polres Pandeglang Bantu Wisatawan Sakit ke Klinik

Kabar6-Kanit Kamsel Satlantas Polres Pandeglang Ipda Irfan Abi bersama personilnya, membantu mengantarkan seorang wisatawan yang sakit ke Klinik Bougenville untuk mendapatkan perawatan medis, Senin (24/04/2023).

Kanit Kamsel Satlantas Polres Pandeglang Ipda Irfan Abi Dengan

“Saat itu kita melaksanakan patroli dan pengecekan jalur wisata, justru ada yang memberikan informasi jika ada wisatawan yang tiba-tiba sakit,” kata Ipda Irfan.

Saat mendapatkan informasi tersebut tanpa menunggu lama ia bersama anggota bergegas ke lokasi wisatawan yang sakit tersebut.

**Baca Juga: Prakiraan Cuaca Delapan Lokasi Wisata Pantai di Banten Selasa Besok

“Ketika melihat kondisi wisatawan tersebut, kami langsung berinisiatif untuk membawa korban ke klinik terdekat dikarenakan korban mengeluh sakit di bagian perut. Memberikan pertolongan kepada warga yang sakit merupakan tugas seorang polisi sebagai bentuk pelayanan prima kepada masyarakat”, ungkap Irfan.

Ipda Irfan Abi berharap keberadaan anggota Polri khususnya di Pandeglang diharapkan dapat dirasakan oleh masyarakat dengan polisi yang menjadi pelayan, pengayom dan pelindung masyarakat.

“Alhamdulillah saat ini warga yang kita bawa karena sakit telah mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut oleh tenaga kesehatan, dan untuk warga yang hendak berwisata kami menghimbau agar tidak memaksakan diri, jika kurang sehat lebih baik istirahat,” tuturnya. (Red)




Penghuni Lagi Rebahan, Rumah Reyot di Sepatan Mendadak Ambruk

Kabar6.com

Kabar6-Icang, 60 tahun, warga miskin di Kampung Gempol Sari RT 05 RW 03, Desa Gempol Sari, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang, rumahnya mendadak ambruk. Kondisi bangunan reyot itu kini sudah rata dengan tanah.

Saat kejadian, Icang dapat melarikan diri keluar rumah dan selamat. Icang mengatakan, rumah semi permanen miliknya ambruk pada Sabtu (13/6/2020) sekira pukul 10.00 WIB. Ketika itu, dirinya sedang rebahan didalam rumah sambil melihat atap rumah.

“Tiba-tiba terdengar suara kayu patah. Karena panik sata langsung lari keluar rumah,” kata Icang, Minggu (14/6/2020).

Melihat rumahnya ambruk dan rata dengan tanah, Icang mengaku hanya pasarah. Sebab, dirinya tidak memiliki dana untuk memperbaiki rumahnya.

Icang hanya berharap, ada dermawan atau pemerintah yang bisa membantu memperbaiki rumahnya. “Udah begini mah saya pasrah, saya cuma berharap kepada pemerintah ataupun para dermawan yang mau bantu rumah saya,” harapnya.

Sementara itu, pelaksana tugas Camat Sepatan Timur, Aan Ansori mengaku, sudah mendapat kabar mengenai rumah warganya yang ambruk. Menurut Aan, robohnya rumah Icang tersebut karena material bangunan sudah rapuh.

“Saya sudah melihat kondisi rumah yang ambruk itu, rumah Icang ambruk karena material kayunya sudah lapuk,” katanya.

**Baca juga: Warga BPA Sebut Alas Hak Lahan GIPTI Tidak Jelas.

Untuk membantu memperbaiki rumah Icang, lanjut Aan, pihaknya sedang melakukan musyawarah dengan pihak Desa Gempol Sari untuk menggunakan anggaran swadaya agar rumah tersebut cepat dibangun, sambil menunggu hasil koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang.

“Saya sudah berkkordinasi dengan Disperkim (Dinas Perumahan dan Pemukiman_red), agar rumah Icang itu dibantu dalam program bedah rumah,” pungkasnya. (Vee)




Tukang Becak Meninggal Mendadak di Pakuhaji Dipastikan Bukan Karena Corona

Kabar6.com

Kabar6 – Kapolsek Pakuhaji AKP Edy Suprayitno memastikan Burhati 60 tahun, tukang becak yang meninggal mendadak di Kampung Pondok Kulon, Kelurahaan Pakuhaji, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Rabu (27/5/2020) malam bukan karena terpapar virus corona atau Covid-19.

“Diduga sementara korban meninggal dunia karena sakit yang dideritanya, bukan terpapar Covid-19,” katanya kepada wartawan, Kamis (28/5/2020).

Edy menjelaskan, berdasarkan keterangan saksi, korban ditemukan sudah tegeletak di tengah jalan Kampung Pondok Kulon dengan kondisi sudah meninggal dunia. Namun, warga tidak berani melakukan evakuasi karena khawatir korban terpapar Covid-19. Selanjutnya warga melaporkan temuan tersebut ke pihak Polsek Pakuhaji.

“Kami yang mendapat laporan dari warga, langsung menghubungi tim medis Puskemas Pakuhaji agar mengevakuasi korban dengan penanganan protokol Covid-19. Selanjutnya, korban sempat dibawa ke RSUD Kabupaten Tangerang,” jelasnya.

Kekinian, lanjut Edy, korban sudah sudah dibawa oleh pihak keluarga untuk segera dimakamkan.

**Baca juga: Dua Pelaku Congkel ATM di Citra Raya Ditangkap.

“Sekali lagi kami tegaskan, korban meninggal bukan krena corona, tapi diduga akibat penyakit yang dideritanya,” tukasnya.

Sebelumnya, warga Kmapung Pondok Kulon, Kelurahaan Pakuhaji, Kecamatan Pakuhaji digegerkan dengan ditemukan seorang warga yang meninggal mendadak di tengah jalan. Korban bernama Buheti asal Desa Pakualam, Kecamatan Pakuhaji tersebut berfropesi sebagai tukang becak yang sering mangkal di Kota Tangerang. (Vee)




Tempat Tinggal Nyaris Ambruk, Jantung Warga Kalanganyar Lebak Ini Kambuh hingga Dirawat di Rumah Sakit

Kabar6.com

Kabar6-Sebuah rumah panggung terbuat dari kayu dan berdinding bilik bambu di Kampung Cicenang, Desa Pasirkupa, Kecamatan Kalanganyar, Kabupaten Lebak harus disangga menggunakan kayu dan bambu lantaran kondisinya yang hampir ambruk.

Rumah yang tidak layak huni tersebut merupakan tempat tinggal Samlawi (35) bersama istrinya Lina dan kedua anaknya. Memprihatinkan kondisinya, tiang-tiang penyangga dan atap rumah pun nampak sudah rapuh.

“Tiang-tiang penyangga itu dibuat warga dengan gotong royong. Samlawi sama keluarganya ngungsi ke rumah saya,” tutur Samsiah, ibu Samlawi kepada wartawan, Senin (11/11/2019).

Nyaris ambruknya rumah Samlawi terjadi pada Minggu (10/11) sore. Samlawi beserta keluarganya bergegas ke luar rumah karena khawatir rumah mereka ambruk.

Namun, akibat kejadian itu penyakit jantung Samlawi kambuh hingga ia harus dirawat di RSUD dr Adjidarmo Rangkasbitung.

“Dia kaget, jantungnya kambuh. Memang udah satu tahun sakitnya,” ucap Samsiah.**Baca juga: 42 Kepala Madrasah di Lebak Ikuti Bimtek Penguatan Kompetensi.

Penyakit yang diderita Samlawi membuatnya tak sanggup lagi mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya, hingga istrinya yang menjadi tulang punggung ekonomi rumah tangga.

“Samlawi tidak kuat ke luar rumah, jadi menantu saya yang bekerja untuk kebutuhan sehari-hari,” tuturnya.

Namun, penghasilan yang didapat Lina menjadi pembantu rumah tangga tak memungkinkan untuk memperbaiki rumah mereka.

“Anak keduanya juga tidak sekolah, ya karena itu tadi, masalah biaya,” imbuhnya.(Nda)