1

Penjemputan Nazarudin di Bandara Halim Sudah Siap

Kabar6- Semua fasilitas untuk menjemput M.Nazarudin dari Kolombia sudah dipersapkan. Tujuh mobil untuk mengangkut Nazarudin dari Bandara Halim Perdana Kusumah, berikut  petugas KPK dan anggota polisi berseragam sebagai pengawal sudah stanby.

Namun, sejauh ini belum ada kabar kapan Nazarudin akan mendarat di Halim perdana Kusumah. Diperkarakan pesawat Jet Gulfstream G-250 carteran sebesar  Rp 4 Miliar yang membawa mantan bendahara Patai Demokrat, dan tersangka korupsi pembangunan wisma atlet Sea Games akan mendarat sekitar pukul 19:30.

Selain mobil dan pengawalan sudah dipersapkan, juga sudah disiapkan sejumlah dokter untuk memeriksa kesehatan Nazarudin begitu tiba di rutan tahanan Brimbob Kelapa Dua.

Diperkirakan, Nazarudin sebelum ke Rutan Brimob, terlebih dahulu akan melakukan pemeriksaan di gedung KPK. (bbs/zul)




Nazaruddin Tuding Anas Punya Uang Rp600 M

Kabar6-Muhamad Nazarudin, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat (PD)  tidak kehabisan ‘peluru’ untuk menyerang atasannya di Demokrat.

Melalui BlackBarry massangger (BBM) yang dikirim seseorang yang menyebut sebagai Nazaruddin, dikatakan mestinya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil Ketua Umum PD, Anas Urbaningrum untuk dimintai keterangan.

Dalam pesan itu Nazaruddin menulis, “Lihat saja rekaman CCTV di Kemenpora dan (menyebut nama sebuah hotel) rekaman 2010. Saya pikir dia otak proyek ini. KPK seharusnya juga memanggil pengusaha bernama Mahfud sebagai orang anas dan Paul yang orang Sesmenpora.”

Disebutkan juga bahwa Anas mempunyai simpanan uang besar. Jumlahnya Rp600 miliar yang diketahuinnya dimana menyimpannya. “Saya punya bukti, soal biaya Kongres,  minggu depan juga akan saya buka semua,” katanya.

Sementara itu, mantan Direktur Eksekutif Transparancy Internasional Indonesia (TII) Todung Mulya Lubis mengatakan, untuk membawa pulang Nazaruddin, bagi Presiden SBY  bukan pekerjaan sulit.

Apalagi SBY saat ini Ketua Asean, sehingga bisa menghubungi kepala negara di negara kawasan ini.

“Itu sebenarnya mudah, persoalannya SBY mau atau tidak. Dengan Singapura memang tidak ada perjanjian ekstradisi. Tapi kita masih punya Mutual Legal Assistance (MLA), tapi yang paling jelas adalah sebagai Ketua Asean yang bisa minta bantuan,” kata mantan Todung Mulya Lubis, Minggu.

Pemerintah Singapura, katanya, sebenarnya sudah membuka diri untuk memulangkan Nazaruddin. Tapi pemerintah RI terkesan tidak merespon secara serius apa yang diinformasikan Singapura.

“Saya kira Singapura tidak akan memanfaatkan orang ini, toh juga nggak ada keuntungannya bagi Singapura,” jelasnya.

Pengacara senior Adnan Buyung Nasution mengharapkan Nazaruddin menceritakan semua dana yang pernah dia dapat untuk partai. Dengan cara itu dia justru akan memperoleh keadilan dan kasusnya transparan.

“Saya bukan membela, tapi jangan sampai Mohammad Nazaruddin dijadikan kelinci percobaan yang diburu semua orang termasuk aparat. Jangan hanya menyalahkan Nazaruddin,” ujar Buyung, kemarin.

Sementara itu, Ketua Departemen Perencanaan Pembangunan Nasional DPP Partai Demokat, Kastorius Sinaga mengatakan tak selamanya Nazaruddin bisa menghindar. Apalagi statusnya sebagai buronan 188 negara.

Nazaruddin menjadi buronan nomor satu belakangan ini. Bukan saja diburu partainya tetapi juga KPK yang sudah  menggandeng Polri untuk menangkapnya dalam kasus dugaan suap  proyek Wisma Atlet Sea Games Kemenpora. Polri pun meminta bantuan Interpol yang beranggota 188 negara untuk menangkap Nazaruddin. (PK/zul)