1

Polres Lebak Dalami Ribuan Kartu Indonesia Pintar di Lapak Rongsok, Kenapa Tak Diberikan kepada Siswa?

Kabar6-Kapolres Lebak AKBP Wiwin Setiawan mengatakan, pihaknya terus mendalami penemuan ribuan Kartu Indonesia Pintar (KIP) di lapak barang bekas, di wilayah Narimbang Rangkasbitung beberapa waktu lalu.

“Tim Satreskrim sedang melakukan pendalaman-pendalaman dengan mengklarifikasi pihak-pihak terkait,” kata Wiwin kepada wartawan, di Mapolres Lebak, Jumat (14/4/2023).

Wiwin mengatakan, sejumlah pihak terkait yang dimintai keterangan di antaranya pihak perbankan selaku penyalur kartu KIP untuk jenjang SMA sederajat dan Kantor Cabang Dinas Pendidikan (KCD) Provinsi Banten.

“Dua orang dari pihak bank yang dipanggil tapi baru satu yang sudah datang. Karena ini kartu untuk siswa jenjang SMA, maka ada KCD,” jelas Wiwin.

**Baca Juga: Temuan Ribuan Kartu Indonesia Pintar Berserakan di Lapak Rongsok Harus Diusut Tuntas

Dijelaskan Wiwin, pihaknya masih mendalami bagaimana alur dalam pendistribusian kartu dari program Pemerintah Pusat bagi siswa tidak mampu tersebut.

Jika membaca penjelasan pihak bank penyalur di media, ujar Wiwin, ribuan kartu tersebut merupakan kartu yang sudah tidak terpakai atau kedaluwarsa sehingga harus dilakukan pemusnahan.

“Yang kami dalami di sini seperti apa mekanisme pemusnahan kartu tersebut. Lalu apakah benar kartu tersebut sudah tidak terpakai, dan apa alasan pihak bank tidak mendistribusikan kepada yang berhak menerima bantuan. Ini yang kami dalami,” terang Wiwin.(Nda)




Temuan Ribuan Kartu Indonesia Pintar Berserakan di Lapak Rongsok Harus Diusut Tuntas

Kabar6-Wakil Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Lebak Acep Dimyati meminta penemuan ribuan kartu Indonesia pintar (KIP) yang berserakan di sebuah lapak barang bekas diusut tuntas.

“Informasi yang saya dapat kartu KIP itu memang sudah kedaluwarsa dan tidak terserap,” kata Acep saat dihubungi, Kamis (13/4/2023).

Walaupun ribuan kartu program Pemerintah Pusat tersebut sudah kedaluwarsa dan negara tidak dirugikan, akan tetapi Ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menyayangkan lantaran kartu tidak sampai ke siswa penerima.

“Saya menyayangkan kartu-kartu tersebut tidak sampai ke penerimanya, yang seharusnya dapat membantu siswa miskin dalam menunjang kebutuhan sekolah. Ini harus diusut tuntas penyebab kenapa sampai tidak tersalurkan,” tegas Acep.

**Baca Juga: Kronologi Ribuan Kartu Indonesia Pintar Ditemukan di Lapak Rongsok Lebak

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Lebak Iptu Andi Kurniady mengatakan, proses penyelidikan masih berjalan terkait temuan ribuan KIP tersebut.

“Masih proses nanti kalau udah selesai kami akan rilis,” singkat Andi.(Nda)




Kronologi Ribuan Kartu Indonesia Pintar Ditemukan di Lapak Rongsok Lebak

Kabar6-Polres Lebak melakukan penyelidikan temuan Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang berserakan di sebuah lapak rongsok, di Kampung Kandangsapi, Desa Narimbang Mulia, Kecamatan Rangkasbitung.

Setelah dihitung ada lebih dari 3.699 KIP yang terdiri dari 3.000 KIP untuk siswa SMA/SMK/Mts di Kabupaten Pandeglang dan 699 KIP untuk siswa SMKN dan swasta di Kabupaten Lebak.

Kapolres Lebak AKBP Wiwin Setiawan mengungkapkan, ribuan kartu program bantuan dari Kementerian Pendidikan bagi pelajar tidak mampu itu dijual oleh dua orang tak dikenal kepada pemilik lapak.

 

“Jadi pemilik lapak ini membeli barang tersebut dari dua orang seharga Rp2.000 per kilogram. Setelah ditimbang, kartu yang terdapat dalam 18 dus dan 2 karung itu beratnya 400 kilogram,” kata Wiwin dalam keterangannya, Sabtu (8/4/2023).

Namun Wiwin menyebut, identitas dua orang yang menjual ribuan KIP ke lapak rongsok masih dalam penyelidikan.

**Baca Juga: Pemilu 2024 di Tangsel, Daftar Pemilih Sementara 1.026.913 Jiwa

“Yang dijual itu dokumen dan kartu tahun 2019 dan 2020,” ucap Wiwin

Untuk mendalami hal itu, Polres Lebak akan meminta keterangan sejumlah pihak, mulai dari bank penyalur, Dinas Pendidikan, sekolah dan siswa yang tercantum dalam kartu KIP.(Nda)




Kartu Indonesia Pintar Berserakan di Lapak Barang Bekas di Lebak, Polisi Turun Tangan Selidiki

Kabar6-Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk siswa sekolah ditemukan berserakan di sebuah lapak limbah barang bekas. Disebut-sebut, lokasi lapak tersebut berada di wilayah Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.

Sebuah video yang diterima wartawan, Kamis (6/4/2023), memperlihatkan banyak amplop putih yang disebut-sebut didalamnya berisi KIP. Tak sedikit juga kartu KIP yang berceceran.

“Ditemukan kartu Indonesia pintar yang tidak dibagikan atau didistribusikan kepada penerima langsung. Ribuan kartu Indonesia pintar masih utuh berserakan di salah satu lapak,” suara pria di dalam video tersebut.

**Baca Juga: Minyak Goreng Murah bjb Laris Manis Diburu Warga di Pasar Murah Lebak

Kasat Reskrim Polres Lebak Iptu Andi Kurniady Eka Setyabudi membenarkan temuan KIP. Ia menyebut, lapak yang dimaksud berlokasi di wilayah Narimbang, Rangkasbitung.

“Betul, tapi jumlahnya ribuan atau berapa kami belum bisa pastikan karena harus dicek dulu,” kata Andi saat dihubungi.

Namun dari informasi awal, di antara KIP yang berserakan juga terdapat kartu yang sudah kedaluwarsa. Andi mengatakan bakal dilakukan penyelidikan terkait hal ini.

“Ada beberapa ya. Kami selidiki ini, memeriksa beberapa pihak, ya pemilik lapak dan dinas,” kata dia.(Nda)

 




Universitas Tangerang Raya Diduga Potong Dana KIP

Kabar6- Sebanyak 60 mahasiswa mendapatkan program Kartu Indonesia Pintar (KIP). Pihak kampus Universitas Tangerang Raya (Untara) diduga memotong dana KIP secara sepihak sebanyak Rp 2.300.000.

Dari program KIP Kuliah tersebut, masing-masing mahasiswa menerima seharusnya menerima dana sebesar Rp 8 juta. Namun mahasiswa menerima hanya Rp 5,7 juta dari pihak kampus.

Zei, mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis dan Humaniora Untara protes perihal pemotongan dana KIP. Pada 22 November 2022 lalu dirinya sudah menjumpai pihak akademik dan keuangan untuk meminta serta menuntut penjelasan.

**Baca Juga: Dihadiri Ratusan Mahasiswa, Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UMT Gelar Seminar Nasional Pancasila

“Yang jelas, tidak ada konfirmasi mengenai pemotongan uang KIP Kuliah dari pihak kampus,” kata Zei saat diwawancara, Senin, (17/1/2023).

“Pihak kampus berpegang pada SK rektor dulu sudah pernah dijelaskan diawal masuk kuliah, namun di awal perkuliahan kita masih buta jadi masih bisa di bodoh-bodohin, sekarang baru ngerti, mau menolak, katanya kenapa baru menolak sekarang,” sambungnya.

Sementara, Humas Universitas Tangerang Raya, Aries Sundoro mengatakan untuk penerima KIP Kuliah ada dua kategori. Yaitu jalur aspirasi dan jalur pemerintah. Ia menjelaskan, untuk jalur aspirasi memang ada beberapa penerima bantuan tersebut yang gagal.

“Karena setahu saya, itu memang ada Rp1,250.000 untuk almet, jadi di dalam ketentuan dikdik memang diperbolehkan untuk almamater, yang penting tidak memotong uang saku, uang SPP, karenakan uang saku itu langsung di transfer ke mahasiswa masing-masing,” ungkapnya.

Dia juga menjelaskan, awalnya para mahasiswa digratiskan selama dua semester. Namun, sejauh ini program bantuan KIP kuliah jalur aspirasi tersebut belum diterima.

“Kalau yang saya tahu, dua semester itu tidak dibayar, gratis. Tapi belum ada uang masuk dari aspirasi dewan itu,” ujarnya.(Rez)