1

Basarnas Banten Sebut Kapal Karam di Selat Sunda Mati Mesin

Kabar6.com

Kabar6-Basarnas Banten mengevakuasi tiga nelayan kapal tenggelam di perairan Selat Sunda yang berhasil selamat. Mereka ditemukan oleh Kapal Duta Samudera saat mencari ikan di dekat perairan Tanjung Lesung, Kabupaten Pandeglang, Banten.

‘Kapal Duta Samudera menemukan (serpihan) perahu nelayan yang mati mesin dengan membawa tiga ABK KM Puspita Jaya. Kemudian kapal tersebut untuk melakukan pertolongan,” kata Kepala Basarnas Banten, Muhammad Zaenal Arifin, Sabtu (20/06/2020).

Ketiga nelayan yang diselamatkan bernama Juhedi (38) dan Udi ,(45) warga Desa Kalanganyar, Kecamatan Labuan. Kemudian Wawan (30), warga Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Kapal milik Basarnas Banten RIB 02 Banten yang dekat dengan Kapal Duta Samudera kemudian melakukan penjemputan kepada tiga nelayan tersebut. Para korban selanjutnya di evakuasi ke pelabuhan rakyat di Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten.

“RIB 02 Banten berangkat menuju koordinat yang di daerah perairan Tanjung Lesung. RIB 02 Banten sandar di dermaga Labuan,” terangnya.

Ketiga korban itu kemudian diperiksa kesehatannya oleh tenaga medis di Puskesmas Labuan. Pencarian dihentikan sore tadi dan akan dilanjutkan kembali esok hari, Minggu 21 Juni 2020.

Pencarian nelayan hilang melibatkan banyak unsur, seperti Basarnas Banten, Basarnas Jakarta, Basarnas Lampung, Polairud Polda Banten, TNI AL, KSOP Banten, TNI AD, ASDP Indonesia Ferry, PMI hingga SAR MTA.

**Baca juga: Diduga Selingkuhi Ibunya, Pemuda di Serang Bacok Buruh Bangunan.

Kemudian ada lima kapal yang terlibat, yakni KN SAR Wisnu, RIB 02 Banten, RIB 02 Lampung, KAL Badak dan Kapal Polairud Banten 1019.

“Sudah dipastikan sehat dan sudah dikembalikan ke pihak keluarga. Tersisa tujuh orang yang masih di cari dan dilanjutkan besok,” jelasnya.(Dhi)




Cerita Penumpang Kapal Karam Selamat di Perairan Selat Sunda

Kabar6.com

Kabar6-Sebanyak 6 orang nelayan berhasil selamat setelah KM Puspita Jaya yang ditumpanginya tenggelam di perairan Selat Sunda telah pulang ke rumah masing-masing di Kecamatan Labuan, Pandeglang.

Selama terombang-ambing di lautan di atas kapal yang hampir karam, mereka tak makan hanya minum air laut. Setelah itu mereka ditemukan oleh kapal pesisir asal Amerika yang tengah melintas.

Sanan, 32 tahun, salah satu nelayan yang berhasil selamat menuturkan setelah sehari penuh menunggu pertolongan, akhirnya ada kapal pesiar yang melintas. Lantas mereka bergegas mendekati kapal tersebut untuk tolong.

“Alhamdulillah sekitar jam 5 itu ada kapal pesiar yang lewat. Setelah saya lambaikan dia ngasih klakson. Langsung saya dekatin gak nunggu dekat, langsung berenang pake pelampung, Siapa tahu kalau di samperin mah kasihan mau nolongin. Mereka langsung nurunin sekoci dan dia juga manggil kapal pesiar lainnya dan akhirnya kami langsung dirawat,” katanya, Sabtu (20/6/2020).

Sementara nahkoda kapal, Surja mengatakan, selama sehari satu malam, tak banyak yang mereka lakukan. Hanya doa yang mereka bisa panjatkan agar kembali pulang dengan selamat. Selama itu pula tak ada yang bisa dimakan, mereka yang minum air laut.

“Perasaan banyak, kami sedih ada kena musibah seperti itu. Gak makan kita hanya minum air laut. Pas ombang-ambing itu takut, gimana sih kena musibah. Serba salah kami hanya bisa pasrah, hanya menunggu keajaiban saja,” tandasnya.

Ia menuturkan, sebelum kapalnya tenggelam ia dan para anak buah kapal tengah menebar jaring ikan. Tiba-tiba ombak menghantam kapalnya hingga miring dan langsung tenggelam.

Setelah kapal mereka miring, tak banyak yang mereka lakukan diatas kapal yang hampir karam. Akhirnya mereka memutuskan untuk berenang menggunakan viber ke Pulau Panaitan.

“Kami sedang mayang tabar jaring. Setelah menjaring posisi kapal sudah miring. Setelah itu kapal gak bisa berdiri lagi. Langsung tenggelam. Itu kejadiannya hari Kamis sore malam Jumat. Setelah miring kami dan ABK udah gak bisa apa-apa cuman diam saja. Awalnya kami mau berenang mau mengejar ke pulau Panaitan, yang 10 orang itu duluan berenang dan yang delapan belakangan,”terangnya.

**Baca juga: Ini Identitas 16 Nelayan Korban Kapal Tenggelam di Selat Sunda.

Surja tak mengetahui berapa jarak dari lokasi kejadian ke pulau Panaitan yang berada di Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) di Kecamatan Sumur. Jaraknya pun begitu jauh dan jika dilalui menggunakan kapal diperkirakan memakan waktu hingga 3 jam.

Dari delapan orang termasuk Surja, memilih terakhir berenang lantaran satu ABK yang tidak berenang. Di tengah perjalanan, mereka tak sanggup lagi berenang dan akhirnya memutuskan untuk pulang ke kapal yang belum karam seluruhnya.

“Karena ada ABK yang gak bisa berenang, kondisinya kami gak kuat kami pulang lagi ke kapal,” jelasnya.(aep)




KM Orange Tenggelam di Pandeglang, 2 Orang Tewas

kabar6.com

Kabar6-Dua orang meninggal dunia Kapal Motor (KM) Orange tenggelam di perairan Cikeruh Wetan, Kabupaten Lebak, Banten ]sekira pukul 14.10 WIB.

Kapal itu bermuatan 24 penumpang. Saat berlayar dari arah perairan Cikeruh Wetan, menuju Binuangeun, kapal itu dihantam ombak.

“Kapal tersebut terkena ombak dari buritan kapal, dan masuk air ke dalam kamar mesin. Sehinggga hidrolik kapal rusak dan sulit untuk bergerak,” kata Heru, Kasi Ops Basarnas Banten, melalui sambungan selulernya, Kamis (19/07/2018).**Baca Juga: Gubernur Banten Bangun Klaim Sudah 4.200 Sekolah.

KM Orange memuat rombongan Pusat Study Satwa Primata IPB Bogor.

Berikut daftar nama korban meninggal dunia;
1) Atiah (50), jenis kelamin perempuan. Alamat Kampung Jati, RT 19, RW 05, Kecamayan wanasalam (juru masak/ABK)

2) Emah (55), jenis kelamin perempuan. Alamat Kampunh Jam, RT 19, RW 05, Kecanatan Wanasalam (juru masak/ABK)

“Untuk korban meninggal dunia, sudah dibawa keluarga korban menuju rumah duka,” jelasnya.(dhi)




Ini Penjelasan KSOP Merak Soal Kandasnya Mutiara Persada

Kabar6-Karamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Mutiara Persada III di Pulau Tempurung, dibantah  Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Merak, Kota Cilegon.

 

“Kapal gangguan teknis permesinan, sehingga berlabuh jangkar sambil memperbaiki gangguan teknis di permesinan,” kata Kabid Keselamatan Berlayar dan Patroli KSOP Merak, Thomas Candra, saat ditemui di ruangannya, Senin (13/07/2015).

 

Kapal tersebut mengangkut penumpang dari Pelabuhan Panjang, Provinsi Lampung, menuju Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

 

Mengalami rusak di sekitar Pulau Tempurung dan Suralaya semenjak hari Minggu dini hari sekitar pukul 02.00 WIB.

 

Kapal pengangkut arus mudik tersebut kini sudah diperbaiki oleh tim teknisi kapal yang dibantu oleh tim teknisi dari pemerintah pusat. ** Baca juga: Serang Krisis Stok Darah AB

 

“Gangguan teknis karena bercampurnya bahan bakar dengan minyak. Ada tim teknis dari pusat dan teknisi dari kapal,” tegasnya. (tmn/din)