1

Viral di Jepang, Aksi Rampok 3 Pria Lansia Anggota Geng Kriminal

Kabar6-Tiga pria di Jepang, masing-masing bernama Hideo Umino (88), Hidemi Matsuda (70), dan Kenichi Watanabe (69) didakwa melakukan serangkaian perampokan, hingga mendapat perhatian internasional.

Polisi memberikan julukan ‘G3S’ unuk ketiga pria lansia itu, yang dalam bahasa Jepang merupakan singkatan dari ‘geng kakek-kakek’. Kelompok ini, melansir deccanherald, diduga telah melakukan sejumlah aksi perampokan di pulau utara Hokkaido, diduga membentuk kelompok kriminal ini saat menjalani hukuman penjara, dan mulai menjalankan aksinya setelah dibebaskan.

Pada Mei lalu, geng ini diduga membobol sebuah rumah kosong di Sapporo, ibu kota Hokkaido, namun hanya berhasil mencuri uang tunai sekira US$1,3 dan tiga botol wiski senilai total sekira US$65.

Mereka diduga kembali beraksi pada bulan berikutnya, kali ini berhasil mencuri 24 buah perhiasan senilai US$6.400 dari sebuah rumah kosong di daerah yang sama.

Berita tentang G3S ini segera menjadi sensasi viral, menangkap imajinasi publik dengan profil mereka yang tidak biasa, memberikan pandangan baru tentang kejahatan di kalangan lansia di Jepang.

Kasus ini sedang dalam proses hukum, dan banyak yang menantikan perkembangan selanjutnya tentang bagaimana G3S ini akan dihukum atas kejahatan yang mereka lakukan.(ilj/bbs)




Di Swedia Marak Anak-anak Tawarkan Diri Jadi Pembunuh Bayaran

Kabar6-Insiden sejumlah geng kriminal yang merajalela di Swedia baru-baru ini, dengan sedikitnya tiga orang dibunuh dalam 24 jam terakhir, membuat maraknya anak-anak di negara itu yang menghubungi geng kriminal untuk menawarkan jasa sebagai pembunuh bayaran.

Dalam beberapa tahun terakhir, melansir Telegraph, Swedia dilanda banyak konflik berdarah antara geng-geng kriminal yang berebut senjata dan rute perdagangan narkoba. Situasi semakin diperparah dengan meningkatnya pertikaian internal di dalam salah satu geng kriminal terkemuka. Banyak gedung apartemen dan rumah-rumah warga di berbagai wilayah Swedia diguncang ledakan.

Aksi penembakan, yang sebelumnya hanya terjadi di area-area tertinggal, sekarang menjadi peristiwa rutin di tempat-tempat umum di negara kaya yang biasanya tenang itu.

Dalam sebuah pernyataannya, Kepala Kepolisian Swedia Anders Thornberg, mengungkapkan bahwa pihaknya mendapatkan laporan jika semakin banyak anak-anak yang melakukan kontak langsung dengan geng-geng kriminal untuk menawarkan diri menjadi pembunuh bayaran.

“Kita menghadapi situasi di mana anak-anak menghubungi geng-geng kriminal,” ungkap Thornberg. “Para penjahat itu kejam.”

Thornberg menambahkan, geng-geng kriminal juga menghubungi orang-orang, seringkali anak di bawah umur, untuk mengajari mereka menjadi pembunuh bayaran.

“Melengkapi mereka dengan senjata dan memberikan mereka alamat untuk melancarkan serangan,” sebut Thornberg.

Bahkan, beberapa korban juga berusia masih muda. Menurut data lembaga penyiaran publik Swedia SVT, sedikitnya 12 orang tewas akibat penembakan dan ledakan sepanjang September, bulan paling mematikan dalam empat tahun terakhir di Swedia.

Pejabat senior Kepolisian Swedia, Mats Lindstrom, mengatakan bahwa dirinya melihat banyak pesan dari pemuda yang menghubungi geng kriminal untuk menawarkan jasa menjadi pembunuh bayaran.

Pada Agustus tahun ini, terdapat 69 orang berusia di bawah 18 tahun yang ditahan di penjara-penjara Swedia. Angkanya tergolong melonjak tajam jika dibandingkan bulan yang sama sekira dua tahun sebelumnya, di mana ‘hanya’ 14 orang berusia 18 tahun yang ditahan di Swedia.(ilj/bbs)




Baru Berusia 16 Tahun, Pemuda Meksiko Ini Sudah Jadi Pembunuh Bayaran Geng Narkoba

Kabar6-Seorang remaja asal Meksiko bernama Juanito Pistola (16) tewas dalam sebuah baku tembak saat dia dan rekan-rekannya mencoba untuk menyergap polisi di kota Nuevo Laredo. Pistola tertembak tepat di bagian kepala.

Meskipun masih tergolong sangat muda, Pistola yang dikenal sebagai Commander Little atau ‘Komandan Kecil’ ini merupakan pembunuh bayaran untuk kartel Meksiko dengan targetnya para polisi.

Pistola, melansir mirror.co.uk, dikirim kartel narkoba bersama sesama gangster Hell’s Troop untuk membunuh petugas polisi. Dia dan rekan-rekan gangster-nya berada di dalam sebuah van, ketika mereka diperintahkan bos kartel narkoba untuk menyergap polisi. Disebutkan, Pistola dan enam rekannya yang bersenjata senapan dan mengenakan seragam militer, melakukan perjalanan dengan van memakai pelat nomor Texas. Mereka terlibat baku tembak dengan polisi di dekat bandara.

Foto-foto mengerikan setelah baku tembak menunjukkan kepala Pistola diambil dan jasad-jasad rekannya terlihat berlumuran darah. Dikabarkan, empat anggota Hell’s Troop lainnya juga tewas dalam bentrok bersenjata dengan polisi. Geng itu merupakan sayap Northeast Cartel, sebuah kartel narkoba yang terkenal di Meksiko.

Pistola sendiri pernah ditangkap oleh polisi pada 2015. Dia bergabung dengan geng CDN sejak usia 13 tahun, dan jadi pembunuh bayaran Hells’ Troop pada saat kematiannya. ** Baca juga: Gawat! Gigit Palsu Tertelan Saat Sedang Dioperasi

Menurut laporan, Northeast Cartel sering merekrut anak-anak di bawah umur untuk bekerja sebagai penyelundup narkoba. Nuevo Laredo menjadi kota penting dan strategis untuk kartel narkoba karena banyak jembatan internasional dan kedekatannya dengan AS.

Kota ini telah dilanda serentetan serangan gangster CDN terhadap polisi negara bagian dan tentara dalam beberapa pekan terakhir. Geng CDN, sebelumnya Los Zetas, telah menguasai kota itu sejak 2004 ketika mereka mengambilnya dari kartel Sinola dalam perang geng berdarah. Perang geng itu menewaskan sekira 2.000 jiwa.

Mengerikan!(ilj/bbs)




Demi Bobol Rumah Orang-orang Kaya, Khusus Diterbangkan Kawanan Maling dari Chile ke Inggris

Kabar6-Sebuah geng kriminal, menerbangkan sekelompok perampok dari Chile ke London, khusus untuk membobol rumah-rumah orang kaya di bagian tenggara Inggris. Para perampok menyatroni ratusan rumah, dan berhasil mengumpulkan barang-barang mewah senilai lebih dari Rp18 miliar. Hasil rampokan itu mereka kirim ke luar negeri.

Polisi Metro London, seperti dilansir BBC Indonesia, berhasil menghentikan aksi geng kriminal itu dengan melacak kendaraan-kendaraan yang digunakan dalam beberapa perampokan. Dalam delapan bulan terakhir, mereka telah menangkap 36 pria, sementara 39 orang lainnya ditahan oleh satuan lainnya.

Penyelidikan yang digelar dengan nama Operation Genie, dilakukan menyusul serentetan perampokan di London dan Surrey pada 2017 lalu. Para detektif melacak kendaraan-kendaraan yang digunakan oleh para tersangka dan mendapati para perampok ini melakukan kejahatan seminggu setelah mereka terbang ke negara tersebut.

Disebutkan, geng kriminal ini mencuri barang-barang di rumah yang sering kosong dan lokasinya terpencil di ujung taman atau lapangan golf. Para perampok naik ke lantai atas melalui bagian atap yang rendah atau menggunakan kursi taman, sehingga lolos dari sensor alarm di lantai dasar, kemudian menggondol barang-barang seperti pakaian-pakaian rancangan desainer, tas, perhiasan dan jam tangan

Sebanyak 16 penjahat dari sekelompok pria yang ditahan di London ini telah dihukum karena aksi kejahatan terkait perampokan, dan delapan orang telah dideportasi. Sementara 12 orang lainnya meninggalkan Inggris setelah dibebaskan. Para tersangka lain ditahan di Hertfordshire, Surrey dan Sussex. ** Baca juga: Wanita Asal Australia Ini Raup Rp859 Juta per Tahun dari Hasil ‘Jual Pelukan’

Pejabat kepolisian yang mengkoordinasi penyelidikan, Tim Court, mengatakan bahwa para penjahat itu ‘datang ke London dengan tujuan melakukan perampokan’.(ilj/bbs)