1

FIF Bantah Pria Mengaku Debt Collector yang Diduga Tipu Guru di Lebak

Kabar6.com

Kabar6-PT Federal International Finance (FIF) membantah pria berinisial AS yang mengaku debt collector, dan bisa mengurus permohonan pelunasan khusus (Pelsus) konsumen berinisial I adalah pegawai Cabang FIFGroup Rangkasbitung.

Hal tersebut disampaikan PT FIF dalam surat klarifikasi mengenai pemberitaan yang dimuat Kabar6.com berjudul ‘Guru di Lebak Diduga Jadi Korban Penipuan Pria Mengaku Debt Collector’ pada tanggal 22 Maret 2021 lalu.

Di dalam surat yang ditandatangani Kepala Cabang FIFGroup Rangkasbitung, Handoko, dan diterima redaksi Kabar6.com, Senin (5/4/2021), FIF memastikan, nama AS tidak ada dalam daftar karyawan Cabang FIFGroup Rangkasbitung ataupun perusahaan eksternal yang telah bekerja sama dengan FIFGroup.

FIFGroup Rangkasbitung langsung melakukan pemeriksaan setelah adanya laporan dari I yang mengaku telah melakukan pembayaran pelsus kepada AS.

FIFGroup Rangkasbitung mengimbau kepada para konsumennya untuk berhati-hati terhadap kasus penipuan oleh oknum yang mengatasnamakan FIFGroup. FIF meminta konsumen untuk memastikan kartu identitas karyawan dan surat penugasan yang dimiliki.

Diberitakan sebelumnya, I salah seorang guru di Lebak diduga ditipu oleh seorang pria berinisial AS. Pria tersebut mengaku bertugas di FIF.

AS tahu jika I hendak mengajukan pelsus sepeda motor Honda Scoopy yang masa angsurannya tersisa 5 bulan lagi.

“Pak AS mengaku bisa mengurus pelsus motor Scoopy saya di leasing FIF, dari pembayaran tinggal 5 kali per bulannya sekitar Rp750 ribu dengan kontrak selama dua tahun di FIF. Pak AS menyanggupi hanya Rp2 juta, uang itu saya berikan pada bulan Desember lalu,”kata I kepada wartawan.

Namun anehnya, meski sudah memberikan uang untuk mengurus pelsus kepada AS, I justru mendapat surat pemberitahuan dari FIF Rangkasbitung yang isinya pembayaran angsuran tertunggak.

Hal itu pun langsung dikonfirmasi I kepada FIF karena merasa urusan pelsus sudah diselesaikan melalui AS.

**Baca juga: Pria di Lebak Ngaku Bisa Loloskan CPNS, Raup Ratusan Juta dari Korbannya.

“Kata pihak FIF, uang untuk pelsus tidak ada masuk ke kantor FIF. Pegawai FIF juga tidak mengakui AS sebagai karyawan atau pegawai FIF,” ucap I.

Kepada wartawan, Divisi Kredit Bermasalah FIF Rangkasbitung, Agus menegaskan, AS bukanlah pegawai FIF.

“FIF tidak mempekerjakan kolektor reguler, Semua (Kolektor) pakai PT, tidak ada kolektor perorangan,” pungkas Agus.(Nda)




Pencari Kerja Laporkan Dugaan Penipuan Loker di Bandara Soekarno-Hatta

Kabar6.com

Kabar6-Evi Haryanti (22) perempuan asal Kampung Sagi RT 009 RW 002, Kelurahaan Cokro, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah mendatangi Mapolres Metro Tangerang Kota. Kedatangannya untuk melaporkan dugaan penipuan dengan modus lowongan kerja di Bandara Soekarno Hatta melalui perusahaan PT ADS.

Setelah melampirkan bukti-bukti, diantaranya bukti transfer, rekening koran, Id card, pihak kepolisian menerima laporannya dengan nomor LP/B/590/VII/2020/PMJ/Restro Tangerang Kota.

“Alhamdullah polisi sudah menerima laporan saya, semoga pihak polisi segera mengungkap kasus ini,” ujar Evi setelah melaporkan di Mapolres Metro Tangerang Kota, Kamis (16/7/2020).

Evi menjelaskan, dugaan penipuan itu berawal saat dirinya mendapatkan informasi ada loker di PT ADS di Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang. Setelah itu, dirinya langsung melamar dengan bermodalkan ijazah SMA.

“Ternyata untuk bisa kerja, saya harus membayar Rp21 juta. Alasannya uang itu untuk biaya training, seragam. Jika sudah bayar saya dijanjikan bekerja dibagian passenger service asistant di maskapai Garuda atau Malaysia Airlines di Bandara Soekarno Hatta,” jelasnya.

“Saya sudah berupaya menanyakan langsung, baik telepon dan mendatangi rumah pemilik PT ADS berinisial B di wilayah Cipondoh, namun selalu menghindar. Akhirnya saya melaporkan ke Polres Metro Tangerang Kota,” tambahnya.

**Baca juga: 9 RW di Kota Tangerang Masih Zona Merah Corona.

Selain Evi, terdapat sekitar 70 orang pelamar yang nasibnya sama. Bahkan kasus ini telah terjadi sejak 2019 lalu. Puluhan pelamar itu diketahui datang dari berbagai daerah atau luar Tangerang dan tinggal di kos-koasan di sekitar Bandara Soekarno Hatta. Namun mereka belum melapor ke polisi. Sebab, mayoritas tidak tahu cara melapor.

“Mereka belum melapor karena tidak tahu carannya, maklum mereka semua orang luar daerah yang tahu Tangerang. Mudah-mudahan setelah saya melapor, mereka bisa juga melapor,” tandasnya. (Oke)