1

Syarat Idul Qurban di Tengah Pandemi Covid-19

Kabar6.com

Kabar6-Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tangerang mengatakan ada tiga syarat yang mesti diperhatikan bagi hewan qurban yang dijual pedagang. Yaitu, persyaratan kesehatan hewan, administrasi, serta mematuhi syariat berupa umur hewan yang akan disembelih.

“Untuk persyaratan teknis bagi tempat penjualan hewan qurban adalah mempunyai izin dari pemerintah setempat,” ungkap Kepala Bidang Keswan dan Kesmavet, Kustri Windayani kepada kabar6.com, Selasa (7/7/2020).

Kemudian syarat menjaga kebersihan tempat penjualan, memenuhi protokol kesehatan, melaporkan jumlah ternak kurban yang dijual, dan memperoleh surat keterangan kesehatan hewan dari dokter hewan.

Sedangkan untuk tempat pemotongan hewan, lanjut Kustri, harus tersedia air yang cukup, memiliki juru sembelih yang profesional atau tenaga yang terlatih dan dipusatkan di satu tempat seperti masjid.

“Pekerja di lokasi pemotongan menggunakan alat pelindung diri (APD) minimal masker, sarung tangan, dan sepatu boat,” katanya.

Kustri melanjutkan, saat pembagian daging kurban, pihaknya himbau kepada panitia kurban untuk membagikan dari pintu ke pintu (door to door). Hal itu untuk menghindari kerumunan massa.

**Baca juga: Idul Qurban, DKPP Kabupaten Tangerang: Perhatikan Protokol Kesehatan.

“Pada tahun 2019 tercatat lebih kurang 20 ribu ekor hewan kurban di kabupaten Tangerang, untuk 2020 kemungkinan bisa meningkat, mengingat tahun ini tidak ada haji, jadi peluang masyarakat untuk qurban masih tinggi,” kata kustri

Menurutnya, untuk memastikan hewan qurban itu sehat serta penjual mematuhi himbauan dari pemerintah. Pihaknya pun akan turun ke lapangan dalam waktu dekat.

“Nanti ada tim yang turun, masing-masing 4 orang, ke lapangan untuk memeriksa, diperkirakan akhir Juli ini,” jelasnya.(CR)




Menjaga Tradisi Qunutan di Pandeglang Ditengah Pandemi Corona

Kabar6.com

Kabar6-Memasuki pertengahan bulan Ramadan, masyarakat Pandeglang melakukan tradisi qunutan. Biasanya warga membuat panganan ketupat dan aneka lauk pauk.

Tradisi ini juga sebagai tanda bersyukur karena telah mampu melewati setengah perjalanan di bulan Ramadan, tradisi qunutan juga menjadi momentum saling berbagi makanan.

“Qunutan merupakan tradisi yang baik dan tidak melanggar syariat, karena hakikatnya di dalamnya itu adalah kegiatan bersedekah. Hanya saja, dibungkus dengan sebuah tradisi yang sudah beredar di masyarakat,” kata Ketua MUI Pandeglang KH Tubagus Hamdi Ma’ani, Sabtu (9/5/2020).

Menurutnya, 15 hari yang terakhir bulan Ramadan akan banyak sekali godaan yang dialami oleh umat Islam dalam berpuasa. Sehingga, diharapkan umat Islam tetap kuat dalam beribadah puasa meskipun berat dan banyak godaan.

Bahkan tradisi ini sebagai pertanda memasuki qunut, jelas dia, tradisi itu dikenal dengan qunutan karena imam membacakan doa qunut pada rakaat terakhir pelaksanaan salat witir.

“Qunutan adalah tradisi lama yang masih diwariskan hingga saat ini. Tidak ada yang tahu pasti kapan dimulainya tradisi tersebut. Ada yang menyebutkan tradisi itu telah berlangsung sejak zaman Kesultanan Demak,” tuturnya.

Hamdi mengutarakan, fengan bersedekah berupa makanan tersebut, masyarakat berharap bisa menjalani puasa yang tersisa tanpa ada hambatan.
Selain itu, tradisi tersebut juga sebagai bentuk rasa syukur umat muslim karena berhasil menjalani separuh Ramadan.

Bahkan, katanya, qunutan masih berlangsung hampir di seluruh wilayah Banten. “Saya berharap tradisi ini bisa tetap berlangsung, meskipun sekarang katanya era globalisasi atau era modern,” ucapnya.

**Baca juga: Ditengah Pandemi Corona, Pembuatan SIM di Polres Pandeglang Tetap Normal.

Dalam tradisi qunutan atau kupat qunutan, biasanya masyarakat membawa ketupat yang sudah matang ke masjid menjelang Salat Tarawih dan kemudian melakukan riungan (pembacaan doa) oleh jemaah usai Salat Tarawih. Uniknya, yang dibawa bukan hanya ketupat, tetapi juga lengkap dengan sayur dan lauk pauk lainnya.

“Selain ketupat dimakan bersama-sama, juga sisanya ketupat tersebut dibagi-bagikan untuk dibawa pulang oleh jemaah. Yang dimaksudkan untuk meraih berkah pada bulan suci ini,”tandasnya.(Aep)