1

Polisi Ceritakan Pembacok Remaja Hingga Tewas di Pondok Aren

Kabar6.com

Kabar6-Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Pondok Aren AKP Riza Sativa menerangkan, kronologi pembacokan terhadap korban berinisial IH remaja (15) di Jalan Graha Raya Bintaro, Pondok Kacang Barat, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) berawal saat korban berboncengan 3 bersama temannya.

Tiba-tiba saat melintas sekira pukul 03.00 WIB itu, rinci Riza, korban bersama rekannya dihampiri empat pelaku yang salah satunya menenteng senjata tajam jenis celurit atau klewang. Adapun keempat pelaku berinisial AS (18), BR (17), NH (17), dan RF (17).

“Saat berpapasan tersangka AS yang membawa celurit itu langsung menebaskan dan membacok leher korban yang saat itu duduk paling belakang,” ungkap Riza di Mapolsek Pondok Aren, Rabu (25/11/2020).

Beruntung, dua rekan korban yang duduk tepat di depannya itu tak terkena tebasan senjata pelaku. Atas kejadian itu, korban pun mengalami luka parah di bagian leher sebelah kanannya. Korban pun langsung dilarikan ke rumah sakit. “Dibawa ke rumah sakit di wilayah Ciledug. Korban meninggal dunia saat sudah di rumah sakit,” tuturnya.

**Baca juga: Polisi: Motif Empat Pembacok Remaja Hingga Tewas di Pondok Aren Ingin Tawuran

Atas perbuatannya keempat pelajar itu dikenakan pasal berlapis yaitu Pasal 80 Undang-undang RI Nomor 17 tahun 2016 tentang perlindungan anak, dan/atau Pasal 338 KUHPidana. “Dan atau Pasal 170 ayat 3 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara,” pungkasnya. (eka)




Film Life of Death Karya Mahasiswa UMN Ceritakan Keseharian Malaikat Maut

kabar6.com

Kabar6-Film animasi berjudul Keluarga Satu Setengah karya Michaela Clarissa Levi, Robert Sunny dan Raffael Arkapraba Gumelar, tim animasi Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Gading Serpong Tangerang, menggambarkan perasaan pesakitan.

Hal itu dikatakan Robert Sunny, salah satu pencipta Keluarga satu setengah. Dikatakannya, film animasi ini mengisahkan seorang anak bernama Agung yang mengidap penyakit Obsessive Compulsive Disorder (OCD) dan Ibunya yang terkena penyakit Post Traumatic Stress Disorder (PTSD).

Melalui film animasi ini, Michaela, Robert dan Raffael ingin menumbuhkan rasa empati penonton kepada para penderita penyakit mental dengan cara menggambarkan perasaan para penderita tersebut.

Mereka berhasil mengalahkan seluruh pembuat film animasi se-Indonesia dan mendapatkan 20th DigiCON6 Asia Regional Indonesia Silver Prize.

Semua karya yang dilombakan, tutur Robert, memiliki ciri khas masing-masing. Namun karya timnya, Keluarga Satu Setengah, bisa dikatakan memiliki keunikan pada topik yang diangkat yaitu penyakit mental.

“Kalau film animasi Keluarga Satu Setengah sendiri itu mungkin lebih pada topik yang diangkat yaitu mental illness dan cara penggambaran kondisi seorang penderita ketika penyakitnya sedang kambuh (dalam masa episode),” kata Robert.

Sementara, di film animasi berjudul Life Of Death ciptaan Jason Kiantoro dan Bryan Arfiandy. Berkisah tentang keseharian malaikat maut dalam melakukan pekerjaannya.

Film yang mendapatkan penghargaan Next Generation dan Gold Award ini berpesan kepada penonton untuk gunakan waktu semasa hidup dengan sebaik-baiknya.

Life of Death sudah pernah masuk ke dalam nominasi film festival dan terpilih dalam beberapa screening seperti Canadian Labour Film Festival 2018, Global University Film Awards 2018, Austin Film Festival 2018 dan masih banyak lagi.

Selain itu, karya lain yang memenangkan penghargaan Japan Foundation, Jakarta Prize adalah film pendek berjudul Turut Berdukacita ciptaan Winner Wijaya, Christian Raditya, Antonius Willson, Cornelius Kurnia, Indra Susanto, Harris Tobing, dan Ando Loekito.

Film yang diangkat dari kisah nyata ini menceritakan seorang anak yang terus menceritakan kronologi kematian ayahnya di pemakaman kepada semua tamu yang datang melayat sampai ia tidak dapat merasa sedih lagi.

Menurut Winner, filmnya menyajikan kejadian yang familiar dengan penonton.**Baca juga: Official Mobile Platform, Angkasa Pura II Gandeng Grab.

Penyampaian cerita yang sederhana serta gerakan kamera dan musik yang tidak berlebihan membuat penonton nyaman dalam menyaksikan film tersebut.

Film ini juga terpilih dalam berbagai screening seperti Sewon Screening di Yogyakarta, ReelOzInd! Festival di Australia dan Indonesia. (fit)