1

MSG Tidak Selamanya Membuat ‘Bodoh’

Kabar6-Monosodium glutamat (MSG) telah digunakan sebagai bahan penambah rasa masakan sejak puluhan tahun yang lalu. Pada zaman dulu, MSG adalah penyedap rasa alami yang diperoleh dari proses pengolahan rumput laut.

Seiring perkembangan teknologi, kini MSG dibuat dari proses fermentasi industri. MSG ditambahkan ke dalam masakan untuk menghasilkan rasa gurih, mirip dengan glutamat yang diproduksi secara alami oleh bahan makanan segar.

Di sisi lain, MSG sering memiliki konotasi negatif dan dianggap berbahaya bila terlalu banyak dikonsumsi. Ada banyak mitos yang menyatakan bahwa MSG dapat membuat seseorang menjadi lebih bodoh dan kurang cerdas.

Benarkah demikian? Melansir tempo.co, MSG adalah bahan yang natural dan alami pembuatannya. MSG merupakan fermentasi dengan proses natural dan alami dan tidak ada kimiawinya. Berbagai organisasi di seluruh dunia sudah menyatakan, MSG sebagai bahan yang aman untuk dikonsumsi. Badan pengawas makanan dan obat-obatan Amerika Serikat (FDA) bahkan mendaftarkan MSG sebagai penyedap rasa yang ‘secara umum diakui aman’, sama dengan garam, gula, rempah-rempah, dan vitamin.

Meskipun demikian, sama seperti penyedap rasa lainnya, FDA menambahkan penjelasan bahwa MSG dinyatakan aman jika dikonsumsi dengan dosis yang sewajarnya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyetujui kategori tersebut dan menganggap MSG sebagai bahan penyedap rasa yang aman. ** Baca juga: Kopi Ikut Pengaruhi Pola BAB?

Jadi gunakan MSG sesuai kebutuhan saja.(ilj/bbs)




Menikah 20 Menit, Pasangan Ini Langsung Cerai

Kabar6-Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma hukum, dan norma sosial. Upacara pernikahan memiliki banyak ragam dan variasi menurut tradisi suku bangsa, agama, budaya, maupun kelas sosial.

Namun kehidupan pernikahan tidaklah semulus yang dikira, karena selalu saja ada banyak rintangan dan cobaan yang datang silih berganti. Pilihannya hanya dua, bertahan atau berpisah.

Ada sejumlah masalah yang menjadi penyebab perceraian mislanya orang ketiga, faktor ekonomi, kekerasan dalam rumah tangga, dan sebagainya. Namun apa yang terjadi pada pasangan pengantin yang baru menikah ini sungguh sepele, namun berakibat fatal.

Bagaimana kisahnya? Melansir Grid, seorang mempelai wanita di Kuwait menggugat cerai suaminya setelah beberapa menit sah menikah. Disebutkan, awalnya pernikahan itu berjalan sangat khidmat dan bahagia. Mempelai pria lancar mengucapkan ijab kabul yang dilakukan awal Februari ini, dengan disaksikan keluarga serta kerabat. Sayang, kebahagiaan itu hanya berlangsung beberapa menit saja. Sekira 20 menit setelah resmi menikah, pengantin wanita tak sengaja tersandung saat akan keluar dari ruangan pernikahan.

Bukannya menolong, mempelai pria justru terkesan mengejek istrinya. Sang pengantin pria tertawa sambil menghina wanita yang baru dinikahinya tersebut. Bahkan, sang istri dikatakan bodoh karena tersandung. ** Baca juga: Seekor Kucing Tetap Hidup Setelah Terkubur dalam Salju

Keruan saja ejekan itu membuat si wanita marah. Tanpa pikir panjang, mempelai wanita kemudian kembali menemui penghulu dan menggugat cerai. Acara pernikahan itu berakhir ricuh dan penuh perdebatan.(ilj/bbs)




Benarkah Konsumsi Biskuit Bikin Bodoh?

Kabar6-Biskuit biasanya dimakan sebagai ‘teman’ minum tehbatau kopi. Bahkan, seringkali biskuit dikonsumsi sebagai ‘pengganjal perut’ sebelum tiba waktu makan. Biskuit, menurut pakar kesehatan, disebut sebagai salah satu camilan yang paling tidak sehat untuk dikonsumsi.

Biskuit yang diproduksi oleh pabrik, melansir doktersehat, biasanya kaya akan kandungan ‘lemak jahat’ yang tidak baik bagi kesehatan otak. Keberadaan kandungan-kandungan ini dikhawatirkan bisa membuat memori otak menjadi semakin tumpul.

“Kandungan lemak jahat atau yang lebih dikenal sebagai lemak trans cukup tinggi di dalam biskuit. Tujuan dari penggunaan kandungan ini adalah membuatnya lebih lezat dan renyah. Sayangnya, keberadaan lemak ini mampu menghambat aliran darah menuju otak yang akhirnya membuat organ ini tidak akan mampu berfungsi dengan maksimal. Salah satu fungsi otak yang semakin menurun adalah daya ingat atau memori,” urai dr. Beatrice Golomb yang berasal dari University of California, San Diego School of Medicine.

Fakta tentang kemampuan biskuit dalam membuat fungsi otak menurun ini, dijelaskan dr. Golomb, terungkap setelah dilakukan sebuah penelitian. Para partisipan yang suka mengonsumsi biskuit dengan rasa yang manis diminta untuk melakukan sejumlah tes. Hasilnya, mereka yang suka makan biskuit dengan berlebihan cenderung mendapatkan hasil tes yang buruk dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsinya dengan frekuensi atau jumlah yang lebih sedikit.

Selain bisa memberikan efek buruk bagi kesehatan otak, dr. Golomb juga memperingatkan kita untuk berhati-hati dengan kandungan lemak di dalam biskuit yang juga bisa memberikan efek buruk bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah. Jika dicermati, biasanya biskuit memiliki kadar gula dan garam yang cukup tinggi.

Nah, apabila kita berlebihan saat mengonsumsinya, maka asupan garam akan berlebihan yang akhirnya bisa memicu masalah hipertensi. Sementara itu, kandungan gula yang jika dikonsumsi dengan berlebihan bisa memicu datangnya kenaikan berat badan dan diabetes. ** Baca juga: 5 Tanda Tubuh Kekurangan Vitamin D

Jadi, konsumsi biskuit secukupnya atau dalam jumlah wajar demi menjaga kesehatan dan membuat otak tetap berfungsi dengan maksimal.(ilj/bbs)




Selain Buruk untuk Pernapasan, Polusi Udara Juga Bikin Bodoh?

Kabar6-Tidak hanya buruk bagi pernapasan, polusi juga memberikan dampak buruk terhadap tingkat kecerdasan manusia. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of National Academy of Sciences menemukan bahwa polusi berperan dalam penurunan tajam kecerdasan manusia.

Penelitian yang dilakukan terhadap 20 ribu orang dari berbagai usia selama empat tahun ini, melansir seperti dilansir Vemale, menganalisis tes verbal dan aritmatika. Hasilnya, paparan polusi yang merupakan zat kimia buang dan memiliki sifat racun ini dapat memicu penurunan signifikan dalam skor tes untuk bahasa dan aritmatika.

Udara kotor memberikan dampak degradasi kognisi seiring bertambahnya usia. Bahkan polusi juga meningkatkan risiko penyakit degeneratif seperti Alzheimer dan bentuk lain demensia.

“Kerusakan pada otak yang menua akibat polusi udara kemungkinan membebani kesehatan dan biaya ekonomi yang besar, mengingat fungsi kognitif justru sangat penting bagi para manula untuk menjalankan tugas sehari-hari dan membuat keputusan-keputusan penting,” demikian dikatakan penulis. ** Baca juga: Benarkah Sering Kentut Bikin Berat Badan Turun?

Sebagai upaya pencegahan, pakailah masker sehingga bisa mengurangi jumlah polusi yang masuk ke tubuh.(ilj/bbs)