1

Studi di AS Sebut Cara Berpikir Tikus Punya Kesamaan Seperti Bayi

Kabar6-Sebuah studi yang dilakukan ilmuwan saraf Universitas Johns Hopkins di Baltimore, Maryland, Amerika Serikat (AS), yaitu Kuchibhotla dan mahasiswa pascasarjana ilmu saraf, Ziyi Zhu, mengungkapkan bahwa tikus memiliki kesamaan dengan bayi manusia dalam hal berpikir.

Studi dilakukan karena para ilmuwan percaya, kinerja buruk yang dilakukan tikus akibat dari kecemasan, eksplorasi secara aktif, dan uji pengetahuan. Bayi manusia yang kita ketahui memiliki sifat eksplorasi terhadap lingkungannya, hal ini juga sama dengan tikus.

Peneliti, melansir Newsweek, melakukan penelitian dengan mendengarkan suara terhadap tikus untuk sebuah perintah. Suara satu adalah perintah untuk mereka memutar roda ke kiri, dan suara lainnya dengan memutar roda ke kanan. Selama percobaan berturut-turut ketika mendengar salah satu suara, tikus akan memutar roda ke kiri sebentar kemudian beralih memutar ke kanan. Hal ini membuat tikus seolah-olah melakukan kesalahan pada awalnya kemudian melakukannya dengan benar.

Kuchibhotla menerangkan, itu adalah bentuk eksplorasi yang dilakukan oleh tikus tadi. Berdasarkan pandangannya juga, tikus mempunyai kesamaan dengan manusia yang membuat hipotesis kemudian diujinya dan mungkin hewan tersebut juga menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi.

Perilaku tikus tersebut sama dengan cara bayi manusia belajar ketika belum bisa berbicara. Keduanya bersifat eksploratif dan menguji sesuatu dengan berbagai cara.

“Pada tahap awal dalam pembelajaran, hewan tersebut mempunyai ekspektasi dan ketika kita melanggarnya, maka ia akan mengubah strateginya, itu sangat strategis”, terang Kuchibhotla.

ketika tikus berkinerja dengan benar dan tidak mendapatkan imbalan, maka tikus akan merespon perintah suara yang benar berlipat ganda ketika pengujian diulang. “Jika hewan tersebut memiliki model tugas internal, kurangnya imbalan akan merusak ekspektasinya,” jelas Kuchibhotla.

Hal tersebut akan memengaruhi perilaku pada uji coba selanjutnya, dan memberikan hasil yang jauh lebih baik.

“Hewan itu seperti, ‘Hei, saya mengharapkan imbalan, namun ternyata tidak, jadi izinkan saya menguji pengetahuan saya, izinkan saya menggunakan pengetahuan yang saya miliki dan lihat apakah itu benar’,” kata Kuchibhotla lagi.

Sebaliknya, apabila tikus tidak memiliki model internal maka tidak akan ada ekspektasi yang dilanggar dan kinerja tikus tersebut akan terus buruk. Para peneliti berharap dapat menentukan dasar saraf untuk pemikiran strategis tikus ini, dan dapat dibandingkan pada spesies yang berbeda.(ilj/bbs)




Akibat Kecanduan Judi Seorang Dosen di AS Nekat Jual Beli Nilai pada Mahasiswanya

Kabar6-Edward Ennels (45), dosen matematika di Baltimore City Community College, Maryland, Amerika Serikat (AS), dijatuhi hukuman 10 tahun penjara, karena meminta imbalan sejumlah uang kepada mahasiswa jika ingin mendapatkan nilai baik.

Ennels merupakan profesor di perguruan tinggi selama 15 tahun, bertugas di Komite Etika dan Integritas Institusional senat fakultas. Pengadilan Sirkuit Baltimore County, melansir inews, Ennels mengaku bersalah atas 11 tuduhan pelanggaran ringan, termasuk penyuapan dan pelanggaran di kantor. Jaksa Agung Maryland, Brian Frosh, menjelaskan bahwa bagi siswa yang menginginkan nilai, diminta membayar sejumlah uang, dengan rincian yaitu untuk nilai C sebesar US$150 dan nilai B US$250.

“Sementara nilai A sebesar US$500. Dalam beberapa kursus, nilai A bisa didapatkan dengan membayar US$300, ungkap Frosh. ** Baca juga: Gara-gara Kata ‘Unisex’ Seorang Pembeli di Malaysia Caci Maki Penjual Online

Selama tujuh bulan pada tahun lalu, Ennels meminta suap dari 112 siswa. Dia baru menerika menerima 10 pembayaran dari sembilan, dengan total 2.815 dolar AS.

Tak hanya nilai, Ennels juga menjual kode akses online yang memungkinkan siswa untuk melihat materi instruksional dan menyelesaikan tugas. Dari 2013 hingga 2020, Ennels menjual 694 kode akses dengan harga masing-masing sekira US$90.

Profesor itu dijatuhi hukuman 10 tahun penjara, dengan semua kecuali satu tahun hukuman ditangguhkan dan akan dilayani di penjara lokal. Dia juga diperintahkan untuk membayar ganti rugi sebesar US$60 ribu dan akan menjalani masa percobaan selama lima tahun setelah dibebaskan.

Pengacara Ennels, Benjamin Herbst, mengatakan bahwa kliennya melakukan aksinya karena kecanduan judi. Dia sama sekali tidak termotivasi oleh keserakahan. “Dia tidak menjalani gaya hidup mewah atau menghabiskan uang untuk nanti,” terang Herbst.(ilj/bbs)