1

Persiapan Check Point PSBB Covid-19 di Sandratex Amburadul

Kabar6.com

Kabar6-Hari pertama pelaksanaan pembatasa sosial berskala besar atau atau PSBB di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) kurang dipersiapkan. Kondisi itu terlihat sejak Jum’at malam tenda petugas gabungan di Sandratex, Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, belum terpasang.

Pantauan di lapangan juga ketidaksiapan PSBB terlihat pada pagi harinya. Terlihat seorang petugas puskesmas kebingungan karena tidak ada stok masker di lokasi check point.

“Ada personel, tapi peralatan cek point yang kosong,” ungkap seorang petugas di lokasi Check Point Sandratex, Sabtu (18/2020).

**Baca juga: PSBB Covid-19, Begini Kondisi Jalan Raya Serang Dinihari.

Di lokasi yang menjadi perbatasan dengan Pasar Jum’at, Jakarta Selatan itu setiap harinya volume kendaraan yang melintas sangat tinggi.

Sebelum memulai kegiatan petugas gabungan melakukan apel siaga. Apel dipimpin oleh personel Satuan Polisi Pamong Praja Kota Tangsel.

“Ini gimana nih, persiapan PSBB dari Dinkes jam segini ga ada persiapan. Parah,” ketus awak media yang ikut Hafidz memantau.(yud)




Pembangunan Puskesmas Bojong Amburadul, Dinkes Pandeglang Didemo Mahasiswa

Kabar6.com

Kabar6-Dianggap gagal melakukan pembangunan Puskesmas Bojong, Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang didemo dari sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PK-PMII) Unversitas Mathla’ul Anwar (UNMA) Banten,

Salah seorang orator, Sela Jelin mengatakan, begitu fantastis besaran anggaran yang digunakan untuk membangun Puskesmas Bojong, hingga mencapai Rp4,4 Miliar. Tapi pada realisasinya tegas dia, jauh dari harapan karena hasil pembangunannya amburadul.

“Pengerjaan Puskesmas Bojong dilaksanakan CV. Bulan Sabit, tidak sebanding lurus dengan anggaran yang dikeluarkan. Karena pada faktanya, selain pelaksanaan lambat, hasil pembangunannya amburadul dan bahkan kanopinya roboh,” teriak Sela dalam orasinya, Senin (23/12/2019).

Ia diduga ada permainan terselubung antara pihak kontraktor pelaksana dengan pihak Dinkes Pandeglang. Sebab, bukannya segera diputus kontrak atas insiden robohnya kanopi dan lambat pengerjaan, malah diberikan tambahan waktu.

Maka dari itulah tambah dia, pihaknya menuntut kepada para penegak hukum agar segera turun tangan melakukan pemeriksaan terhadap semua pihak yang terlibat dalam pembangunan Puskesmas Bojong.

“Kami minta aparat penegak hukum segera turun tangan, jangan pura-pura buta dan tuli. Karena kami yang dirugikan atas kebiadaban mereka,” tandasnya.

Senada, orator lainnya, Fahru mendesak agar pembangunan itu seluruh kontruksinya diaudit, karena diduga bukan hanya kanopi yang spesifikasinya dikurangi, akan tetapi seluruh kontruksi dikurangi.

**Baca juga: Rumah Reot Lansia di Pandeglang Dirobohkan Kepala Desa.

“Kami minta semua pihak terkait turun tangan melakukan audit terhadap pembangunan Puskesmas Bojong, karena dengan robohnya coran kanopi telah membuktikan adanya pengurangan spesifikasi kontruksi,” jelasnya.

Dia juga meminta, agar Komisi IV DPRD Pandeglang kembali melakukan penelurusan atas insiden tersebut. “Komisi IV jangan berhenti sampai disini, akan tetapi harus terus lanjut mengawal kasus Puskesmas Bojong,” pintanya.(Aep)