oleh

Studi di AS: Pelaku Sarkas dan ‘Tukang Nyinyir’ Lebih Besar Alami Penyakit Jantung

image_pdfimage_print

Kabar6-Studi oleh University of Tennessee menemukan, orang suka menunjukkan kepribadian seperti bermusuhan serta sarkastik, berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi jantung.

Penelitian Amerika Serikat (AS) melacak 2.321 penyintas serangan jantung, yang semuanya telah menjalani tes kepribadian sebelum dipantau selama 24 bulan ke depan.

Setelah observasi selama dua tahun selesai, partisipan kemudian dibandingkan dengan hasil skor kepribadiannya. Hasilnya, melansir Femalesia, mereka yang memusuhi orang lain lebih mungkin menderita serangan jantung berulang. Selain itu, orang-orang ini juga cenderung tidak menjaga kesejahteraan mereka sendiri. Mereka lebih cenderung merokok, minum, dan memiliki pola makan yang buruk.

Berdasarkan European Journal of Cardiovascular Nursing, para peneliti menyimpulkan bahwa karakter seseorang dapat memengaruhi jantung. Hal ini terjadi melalui mekanisme perilaku dan psikologis.

Penulis studi, Tracey Vitori, menjelaskan bahwa beberapa karakteristik ‘permusuhan’ yang disoroti adalah sarkasme, sinisme, kebencian, ketidaksabaran, atau mudah tersinggung.

“Orang yang bermusuhan telah meningkatkan waktu pembekuan, tingkat adrenalin yang lebih tinggi, di atas tingkat kolesterol dan trigliserida normal, dan meningkatkan reaktivitas jantung,” demikian uraian para peneliti.

Asisten Profesor di Fakultas Keperawatan Universitas Tennessee bernama Vitori mengatakan bahwa kejadian ini bukan hanya terjadi satu kali saja. Namun ini menjadi ciri bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang lain.

“Kami tahu bahwa mengendalikan kebiasaan gaya hidup meningkatkan prospek pasien serangan jantung dan penelitian kami menunjukkan bahwa meningkatkan perilaku bermusuhan juga bisa menjadi langkah positif,” terang Vitori.

Para ahli lain pun telah mempertimbangkan hasil studi tersebut. Salah satunya adalah Profesor Sian Harding dari Farmakologi Jantung di Imperial College London. Menurutnya, ada hubungan yang kuat antara emosi dengan penyakit jantung.

“Penemuan menambah pengetahuan yang menghubungkan emosi yang kuat dengan kematian jantung, seringkali kematian jantung mendadak karena aritmia,” jelas Prof Sian.

Menurut Prof Sian, studi ini dapat memberikan dukungan dengan baik dan memiliki pesan yang berguna untuk pasien jantung. “Sebagian besar pasien jantung mendapat skor tinggi pada skor permusuhan, yang meningkatkan relevansinya.”

Para ahli juga menemukan bahwa mereka yang memiliki pandangan hidup yang lebih positif lebih mungkin untuk berolahraga, lebih sedikit minum, dan tidak merokok.

Studi sebelumnya yang diterbitkan oleh Associate Professor Psikiatri di Harvard Medical School, Jeff C Huffman, menyatakan bahwa menjadi bahagia dapat memberikan jantung yang sehat. ** Baca juga: Jangan Asal Beli, Pilih Camilan Online yang Sehat

“Orang yang mengalami emosi positif memiliki tingkat kortisol yang lebih rendah, dan lebih sedikit kelainan tekanan darah dan respons stres fibrinogen terhadap tes stres mental, dibandingkan dengan mereka yang tidak merasakan emosi positif,” terang Jeff.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email