oleh

Studi Australia Klaim Dokter di Tiongkok Ambil Secara Paksa Organ Tubuh Terpidana Mati Semasa Hidup

image_pdfimage_print

Kabar6-Penelitian dari Australian National University melaporkan dokter di Tiongkok telah mengambil organ tubuh dari para terpidana mati dengan cara yang melanggar etika.

Para dokter tersebut, melansir 9news, diduga mengambil jantung dan paru-paru sebelum para tahanan tersebut mati otak. Penelitian tersebut menyatakan, mungkin ada penyimpangan dalam bagaimana kematian otak didokumentasikan. Sementara laporan medis resmi mengatakan bahwa para tahanan mati otak sebelum ahli bedah mendapatkan jantung dan paru-paru mereka.

Penelitian mengasumsikan, pelanggaran ini telah berlangsung selama lebih dari 30 tahun. Penulis, peneliti PhD ANU Matthew Robertson, dan ahli bedah transplantasi jantung, Israel Jacob Lavee, menganalisis 2.838 makalah yang diambil dari kumpulan data 124.770 publikasi transplantasi berbahasa Mandarin.

Mereka mengatakan, penyebab kematian yang disertifikasi tidak sesuai dengan prosedur medis yang tercantum dalam laporan medis dari 56 rumah sakit Tiongkok.

Kriteria utama kematian otak adalah ketidakmampuan pasien untuk bernapas tanpa ventilator, dan ahli bedah transplantasi China dikatakan menyatakan kematian otak sebelum kriteria ini dikonfirmasi dengan intubasi.

“Kami mendefinisikan sebagai masalah BDD (brain death declaration/pernyataan kematian otak) di mana laporan menyatakan bahwa donor diintubasi setelah pernyataan kematian otak, dan/atau donor diintubasi segera sebelum pengadaan organ, sebagai bagian dari operasi pengadaan, atau donor berventilasi hanya dengan masker wajah,” demikian papar penelitian tersebut.

Menurut penelitian tersebut, dalam 71 kasus BDD yang dianalisis oleh para peneliti, aturan donor mati ‘hampir pasti’ dilanggar, karena operasi ‘mencegah penentuan kematian otak yang sah’.

Para peneliti menyimpulkan, tahanan meninggal karena operasi dan bukan karena eksekusi. Sementara itu, regulator medis di Finlandia mengizinkan operasi transplantasi organ pada pendonor yang telah meninggal tanpa pernyataan resmi kematian otak, menyatakan donasi legal setelah penghentian peredaran darah.

Dalam beberapa kasus, donor dengan cedera otak serius tidak lagi memiliki kesempatan untuk pulih, tetapi kematian otak tidak terjadi.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email