oleh

Stok ABU di Lebak Menipis, Kasus Warga Digigit Ular Meningkat

image_pdfimage_print

Kabar6-Ketersediaan serum anti bisa ular (ABU) di Kabupaten Lebak menipis. Data di Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, total serum ABU yang hanya tersedia hanya 44 vial.

Kabid Sumber Daya Kesehatan (SDK) Dinkes Lebak, Endang Komarudin, mengatakan, menipisnya ABU disebabkan kekosongan di pihak produsen.

“Kami mendapat informasi resmi dari pihak yang memproduksi serum ABU bahwa ada kekosongan, dan baru ada kembali di akhir bulan Agustus ini,” kata Endang kepada Kabar6.com, di Rangkasbitung, Selasa (9/8/2022).

Endang menyebut, stok serum ABU yang menipis disebabkan meningkatnya angka kasus warga yang digigit ular berbisa.

Terutama di beberapa puskesmas yang dekat dengan wilayah perkampungan Baduy yakni Puskemas Cisimeut, Puskesmas Bojongmanik dan Puskesmas Cirinteun.

“Kasus di wilayah-wilayah itu kemungkinan besar memang sedang meningkat, satu zona ini. Kebutuhan vial untuk setiap pasien yang digigit ular berbeda-beda, bisa 1 atau 2 vial, tergantung bagaimana derajat racunnya,” ungkap Endang.

Untuk mengantisipasi kekurangan di puskesmas-puskesmas tersebut, Dinkes akan menambah serum dari puskesmas lain yang tingkat kasusnya rendah.

“Sebagian dari 44 vial yang ada sudah dikasih ke sana, sambil menunggu ketersediaan normal nanti pinjam dari puskesmas yang tidak tinggi kasusnya,” ujar Endang.

**Baca juga: Gedung Lama RSUD Lebak Akan Direnovasi, Beberapa Layanan Poli Dipindah

Kata dia, di APBD Perubahan 2022, Dinkes telah mengajukan anggaran untuk kebutuhan 1.300 vial dari kebutuhan biasanya 1.000 vial. Jumlah tersebut untuk memenuhi kebutuhan hingga Juli 2023.

“Soal ini, kami sudah tekankan ke puskesmas ketika ada kejadian supaya segera koordinasi dengan puskesmas terdekat kalau stok ABU kosong atau kekurangan,” jelas Endang.(Nda)

Print Friendly, PDF & Email