oleh

Sifat Sensitif Bisa Jadi Karena Genetik dari Orangtua?

image_pdfimage_print

Kabar6-Sebagian orang memiliki sifat sensitif atau mudah merasakan emosi. Ternyata, sifat tidak hanya berhubungan dengan kepribadian. Menurut sebuah penelitian terbaru di Inggris, sifat sensitif bisa jadi merupakan bawaan genetik dari orangtua.

Selama bertahun-tahun, melansir Hellosehat, banyak peneliti mencari kaitan antara kepribadian dan kondisi genetik. Siapa sangka, kumpulan gen yang menyusun tubuh seseorang ternyata juga berperan dalam membentuk kepribadiannya. Ada banyak faktor yang membuat seseorang memiliki sifat sensitif.

Menurut penelitian terbaru yang dipimpin oleh Queen Mary University of London, Inggris, hampir sebagian dari faktor-faktor tersebut adalah bawaan genetik.

Dalam studi ini, para peneliti membandingkan pasangan gen dari anak kembar identik dan non-identik berusia 17 tahun. Tujuannya adalah untuk melihat efek yang muncul pada gen setelah anak-anak ini mendapatkan pengalaman positif dan negatif.

Para peneliti ingin melihat seberapa sensitif gen-gen tersebut. Dengan cara ini, mereka ingin mengetahui apakah faktor genetik memiliki peran lebih besar dalam membentuk kepribadian dibandingkan pengaruh lingkungan.

Studi melibatkan kepribadian anak kembar sebab kembar identik memiliki gen yang sama persis, sedangkan kembar non-identik tidak. Jika sepasang anak kembar identik tidak punya sifat sensitif yang sama, artinya sifat ini memang berbeda pada tiap orang dan tidak ada kaitannya dengan faktor genetik.

Para peserta penelitian diminta mengisi kuesioner yang dibuat oleh Michael Pluess, pimpinan penelitian yang juga seorang profesor psikologi perkembangan. Kuesioner tersebut digunakan menilai seberapa sensitif mereka terhadap lingkungan sekitarnya.

Kuesioner tersebut juga menilai jenis sifat sensitif yang mereka miliki, yakni antara lebih sensitif terhadap pengalaman positif atau negatif. Jawaban dalam kuesioner juga akan diteliti dan dihubungkan dengan pola asuh orangtua.

Para peneliti juga mengaitkan sifat sensitif para peserta dengan ciri kepribadian yang dikenal Teori Kepribadian Model Lima Besar (Big Five Personality). Kelimanya adalah keterbukaan, kehati-hatian, ekstraversi, kemudahan untuk akur, dan neurotisme.

Hasilnya, ternyata sekira 47 persen perbedaan sifat sensitif seseorang ditentukan oleh faktor genetiknya. Sementara itu, 53 persen sisanya adalah hasil dari pengaruh lingkungan. Kedua faktor ini rupanya memengaruhi kepribadian dengan cukup seimbang.

Hasil kuesioner juga menunjukkan, faktor genetik ikut menentukan apakah anak lebih peka terhadap pengalaman positif atau negatif. Apabila lebih peka terhadap pengalaman negatif, ini mungkin karena anak lebih mudah stres saat menghadapi situasi sulit.

Sebaliknya, anak yang lebih peka terhadap pengalaman positif mungkin diasuh dengan baik oleh orangtuanya dan mendapatkan pengaruh baik dari sekolahnya. Kedua faktor ini membuat mereka mampu menghadapi situasi sulit dengan lebih baik.

Para peneliti juga melihat hubungan antara faktor genetik, sifat sensitif, dan ciri dalam Teori Kepribadian Model Lima Besar. Menurut hasil analisis, ada faktor genetik yang sama dalam sifat sensitif, neurotisme, dan ekstraversi. ** Baca juga: Ternyata 4 Makanan Ini Bisa Bikin Anda Mudah Lelah dan Mengantuk

Neurotisme adalah sifat yang membuat seseorang lebih mudah marah, cemas, ragu pada diri sendiri, dan emosi negatif lainnya. Sementara ekstraversi menandakan seberapa sosial dan terbuka seseorang kepada lingkungannya (sikap ekstrover).(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email