oleh

Seorang Profesor di Brasil Dipecat Karena Sarankan Korban Perkosaan Santai dan ‘Menikmati’

image_pdfimage_print

Kabar6-Seorang profesor di Centro Universitario Vale do Iguacu, Brasil, bernama Profesor Ricardo Germano Efing dipecat setelah menyerukan agar korban pemerkosaan santai (rileks) dan menikmati perkosaan yang dialami mereka.

Seruan itu disampaikan kepada para anak didiknya selama kelas online. “Itu adalah sesuatu, teman, yang harus Anda adaptasi. Maaf, para gadis, saya tahu apa yang akan saya katakan ini kasar, tapi seperti kata pepatah: jika pemerkosaan tidak bisa dihindari dan akan segera terjadi, santai dan nikmatilah,” kata Profesor Efing.

Akibat seruan nyeleneh itu, melansir worldtodaynews, Profesor Efing secara anonim dilaporkan oleh seorang mahasiswi yang menghadiri kelas online. Pelapor itu merasa ngeri dengan sambutan sang profesor tadi. Dikatakan Profesor Efing, dia membuat pernyataan ‘sakit’ itu sambil memberikan contoh tentang kasus di mana perusahaan perlu memecat orang yang tidak dapat beradaptasi dengan proses baru dan teknologi baru.

Rekaman komentar akademisi tersebut dibagikan di media sosial sehari setelah kelas online dan langsung viral pada 12 Maret lalu. Sejak itu, Profesor Efing menggambarkan klip video tentang komentarnya tersebut sebagai ‘fragmen kelas kecil yang tidak dikontekstualisasikan’.

Namun, dia telah mengakui bahwa ‘ungkapan populer’ yang digunakan setelah direnungkan, terbukti sepenuhnya tidak tepat. ** Baca juga: Konyol, Tubuh Tersangkut di Jendela Karena Nekat Memaksa Masuk Rumah

Dalam pernyataannya tentang insiden tersebut, dia juga mengungkapkan rasa hormat penuh untuk semua perempuan, tidak pernah bermaksud menyinggung atau menyerang mereka.

Pihak universitas mengumumkan seminggu kemudian bahwa mereka telah memecat profesor tersebut setelah penyelidikan internal. Institusi lain, Centro Universitario Campo Real, juga memecat Profesor Efing dari perannya sebagai pengajar di sana keesokan harinya.

Kedua perguruan tinggi tersebut telah mengeluarkan pernyataan yang menegaskan bahwa mereka tidak mentoleransi sikap tidak hormat terhadap perempuan.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email