oleh

Sekolah di Korsel Buat Program ‘Pengalaman Meninggal Dunia’ untuk Bantu Atasi Depresi Siswa

image_pdfimage_print
Para siswa bersiap dalam peti mati mereka.(Elitereaders)
Para siswa bersiap dalam peti mati mereka.(Elitereaders)

Kabar6-Ada fakta mengejutkan yang terjadi di Korea Selatan. Dalam sehari, rata-rata sebanyak 40 orang bunuh diri di Negeri Ginseng tersebut. Disebutkan, Korea Selatan menjadi negara kedua dengan angka bunuh diri tertinggi di dunia.

Karena itulah untuk menurunkan angka bunuh diri, dilansir Elitereaders, terdapat beberapa sekolah yang membuat program ‘Death Experience’ atau pengalaman meninggal dunia bagi para siswanya.

Di awal sesi, seorang guru mantan pegawai perusahaan pemakaman bernama Jeong Yong Mun, menjabarkan masalah-masalah yang kerap dialami manusia adalah sebagai hal biasa atau normal. Para siswa ditekankan untuk menerima masalah yang dihadapi dan mencari jalan keluarnya, karena bagaimana pun juga masalah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup manusia.

Peserta program tersebut ternyata tidak hanya para remaja yang sedang stres karena ujian, tapi juga orangtua yang depresi serta kakek nenek yang merasa membebani anak-anaknya mereka.

Seorang siswi saat mengalami 'kematian'.(Elitereaders)
Seorang siswi saat mengalami ‘kematian’.(Elitereaders)

Para peserta memulai sesi dengan dipotret dulu sebagai foto pemakaman. Lalu, setiap peserta duduk di dalam peti mati, menulis surat perpisahan pada keluarga, dan menyampaikan kata-kata terakhirnya dalam kelompok.

Selanjutnya, mereka diberitahu kalau itu adalah saatnya meninggal dunia, serta diminta berbaring di dalam peti mati. Selama 10 menit, mereka berbaring dalam peti mati tertutup untuk merenungkan kembali hidupnya. 

Di akhir sesi, Jeong Yong Mun kembali dan memberitahu mereka, “Kalian sudah tahu bagaimana rasanya meninggal dunia, kini kalian hidup kembali, kembalilah berjuang!” ** Baca juga: Bunyi Napas Seperti Peluit, Ternyata Bocah Ini Telan Mainan Sempritan

Dikatakan, setelah mengikuti program tersebut, banyak peserta yang merasa kembali hidup bersemangat. Mereka menjadi lebih menghargai hidup. Program tersebut dibuat dengan tujuan agar orang-orang lebih menyadari bahwa kematian mereka bisa meninggalkan luka dan kesedihan mendalam pada keluarga dan orang-orang yang mereka sayangi.

Dengan kata lain, bunuh diri bukanlah pilihan terbaik saat sedang dilanda masalah. Setuju…(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email