Kabar6-Pemerintah Tiongkok memberlakukan denda polusi suara, setelah adanya laporan gangguan publik terkait ‘kelompok nenek penari’. Namun, sejumlah warga bertindak lebih jauh dengan secara langsung membeli alat peredam suara untuk ‘menghalau’ polusi Udara tadi.
Ya, melansir vice, adalah hal biasa untuk melihat sekelompok besar wanita tua membanjiri taman dan alun-alun untuk menari, hampir setiap malam atau dini hari. ‘Ritual’ ini terkait dengan kebiasaan yang diterapkan pada ‘Revolusi Kebudayaan 1960-an’. Kegiatan ini telah terbukti menjadi cara populer bagi orang tua untuk berolahraga dan bersosialisasi. Tetapi banyak yang mengatakan nenek-nenek yang menari memainkan musik mereka terlalu keras.
Masalah itu telah menyebabkan pertengkaran, kekerasan, dan keluhan kebisingan yang meluas, bahkan penangkapan. Saat ini, penentang para nenek penari itu mengatakan mereka menggunakan alat seharga sekira Rp570.274 untuk mematikan speaker wanita dari jauh.
Sejumlah daftar alat peredam suara itu dijual di Taobao, situs e-commerce Tiongkok. Seorang pengguna yang mengulas produk itu menulis bahwa teknologi tersebut ‘sangat andal’.
Sekarang mereka bahkan ‘tidak perlu berdebat dengan kelompok nenek penari di taman yang tidak masuk akal’ yang ‘berkeliaran seperti bandit’. “Tidak ada yang salah dengan menari ketika Anda tua. Tapi itu jangan sampai memengaruhi orang lain,” tulis mereka.
Para pendukung pertemuan mengatakan, para wanita yang umumnya lanjut usia itu, banyak dari mereka yang hidup sendiri. Kelompok ‘nenek penari’ tersebut juga telah mengembangkan persahabatan yang berharga melalui kegiatan tarian di taman. Mereka bahkan sering pergi berbelanja dan bepergian Bersama.
Diketahui, meningkatnya laporan gangguan publik terkait kelompok nenek penari telah membuat pemerintah Tiongkok memberlakukan denda polusi suara sekira lebih dari Rp1 juta.
Namun, cara yang menggembirakan tampaknya telah ditemukan di Shanghai, di mana kelompok nenek penari kini menggunakan ponsel Bluetooth untuk membuat disko mereka lebih senyap.(ilj/bbs)