oleh

Sejumlah Siswa SMA di Texas Dipaksa Push-up 400 Kali Tanpa Istirahat

image_pdfimage_print

Kabar6-Sekira belasan atlet sepak bola di Rockwall-Heath High School, Heath, Texas, Amerika Serikat (AS), harus dibawa ke rumah sakit setelah dipaksa melakukan ratusan kali push-up tanpa istirahat.

Menurut keterangan para orangtua siswa, melansir Nypost, anak mereka dipaksa melakukan hampir 400 push-up tanpa istirahat. “Ini adalah mimpi buruk selama seminggu,” kata Dr Osehotue Okojie, orangtua salah satu siswa yang dibawa ke rumah sakit.

Dr Okojie mengatakan, putranya pulang dari latihan di luar musim dua minggu lalu dengan rasa sakit dan tidak bisa mengangkat lengan. Putra Dr Okojie didiagnosis dengan rhabdomyolysis, suatu kondisi medis yang melibatkan kerusakan jaringan otot yang menyebabkan pelepasan protein yang merusak ke dalam darah. Sang anak menghabiskan waktu seminggu di rumah sakit sebelum pulang.

“Rhabdomyolysis tidak jatuh begitu saja dari langit. Biasanya karena penggunaan yang berlebihan, dan itu tidak umum,” terang Dr Okojie. ** Baca juga: Shock! Pria di Tiongkok Gagal Nikah Gara-gara Tertipu Tampilan Fisik Calon Istrinya

Akibat insiden ini, pelatih kepala sepak bola Rockwall-Heath High School, John Harrell, telah diskors. Dalam sebuah surat yang dikirimkan kepada orangtua dan dibagikan di Twitter, Kepala Sekolah SMA Rockwall-Heath bernama Todd Bradford mengatakan bahwa pada 9 Januari, beberapa orangtua melaporkan anak-anak mereka membutuhkan perawatan medis setelah mereka ‘diharuskan melakukan beberapa push-up’ selama latihan pada Januari, tiga hari sebelumnya.

Sekolah, yang berjarak sekira 40 km dari Dallas, mengatakan sedang menyewa pihak ketiga yang independen untuk menyelidiki insiden tersebut selain menempatkan kepala pelatih sepak bola pada cuti administratif sambil menunggu hasil.

“Keselamatan siswa adalah prioritas utama Rockwall ISD dan kami akan terus mengambil tindakan segera dan tepat demi kepentingan terbaik siswa kami saat kami mengatasi situasi ini,” kata Bradford.

Sementara itu, orangtua siswa lain lain, Maria Avila, mengatakan bahwa putranya ‘sangat kaku’ dan ‘tidak bisa menggerakkan tangannya’ setelah latihan.

“Bagi saya itu adalah mimpi buruk, sangat membuat frustrasi,” ujar Avila. “Itu membuat saya khawatir karena memengaruhi kesehatan mental putra saya.”

Dr Okojie menambahkan, dia berharap semua orang yang terlibat dalam insiden sekolah akan dimintai pertanggungjawaban. “Kita perlu menekankan kesehatan versus hanya berfokus pada kemenangan,” kata Dr Okojie lagi.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email