oleh

Sedih, Pelajar Yatim SMAN 12 Tangsel Jadi Korban Jual Beli Buku

image_pdfimage_print

Kabar6-Praktek jual beli buku sekolah di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) masif terjadi. Bahkan tak berpihak kepada pelajar yang berasal dari kalangan anak yatim.

Seperti dialami seorang peserta didik berinisial RP, kelas X SMA Negeri 12 Tangsel. Sejak awal tahun ajaran baru ia tak punya buku pelajaran meski sempat ingin membeli tapi pupus.

“Kakak saya cuman punya uang satu juta rupiah. Tapi ditolak karena harganya lebih,” ungkapnya kepada wartawan ditemui di Cilenggang, Kecamatan Serpong, Selasa (27/8/2019).

Menurutnya, harga 14 eksemplar buku paket pelajaran berikut lembar kerja siswa dibanderol senilai Rp 1,867,500.

RP mengungkapkan bahwa harga Rp 1,867.500 dibanderol untuk 14 paket buku penunjang dan LKS. Akibanya ia belum punya karena sang kakak hanya sebagai pegawai swasta biasa.

“Sekarang pinjam-pinjam teman. Ngerepotin, tapi saya engga punya pilihan,” ujarnya lirih.

RP juga ada biaya-biaya lain seperti uang seragam seharga Rp863.000, infak kebersihan Rp200 ribu perbulan dan infak sarana prasarana sskolah sebesar Rp1 juta.

Terpisah, Kepala SMAN 12 Tangsel, Syamsudin mengaku, tidak melarang dan menyuruh guru dan orang tua siswa membeli buku penunjang.

**Baca juga: Akhir Masa Tugas, DPRD Tangsel Sahkan 11 Raperda Menjadi Perda.

“Saya tidak kerjasama dengan distributor manapun. Saya tidak melarang, tidak menyuruh, atau menginstruksikan ke guru, orang tua dan anak untuk membeli buku,” klaimnya.

Syamsudin mengaku, pembelian buku yang didanai dari dana Bantuan operasional Sekolah tidak cukup untuk seluruh siswa.

“Kalau bicara buku yang didanai Bos itu memang tidak cukup, saat ini baru buku untuk kelas XII IPA 1-4 dan IPS 4 yang diberikan pinjaman seara bergilir,” utaranya.(yud)

Print Friendly, PDF & Email