oleh

Sebuah Minimarket Terbakar Setelah Pemiliknya Berusaha Basmi Virus Corona

image_pdfimage_print

Kabar6-Seorang pria asal Kota Bruce Rock, Australia, bernama Edward Guy Mason (57) melakukan hal konyol yang membuat minimarket miliknya mengalami kebakaran hebat. Bagaimana peristiwa ini bisa terjadi?

Berawal ketika Mason, melansir newsweek, merasa sangat yakin kalau dirinya terinfeksi virus Corona. Ia pun membakar tiga troli minimarket berisi beberapa karton untuk membunuh virus. Keruan saja, perbuatan konyol itu menyebabkan minimarket ikut terbakar. Saat kebakaran terjadi itulah, Mason melarikan diri.

Beruntung pihak berwajib berhasil menangkap Mason. Kepada pihak kepolisian, Mason mengaku dirinya positif COVID-19 dan berusaha melindungi pembeli minimarket dari virus. “Saya membakar minimarket untuk membunuh kuman,” terang Mason yang diwakilkan oleh pengacaranya, Richard Lawson.

Mason mengaku, ia mengetahui bagaimana virus Corona bertransmisi, kebetulan saat itu di tokonya ada beberapa kotak dari Tiongkok, dan dari situ ia merasa yakin kardus-kardus tersebut mengandung virus Corona.

“Melihat bagaimana itu dapat ditransmisikan dan saya berpikir, kami mendapatkan kotak-kotak keluar dari gudang, kotak-kotak yang datang dari Tiongkok. Saya merasa pasti ada kuman pada karton ini,” ujar Mason.

Hakim John Prior membuat keputusan agar Mason membayar setengah biaya kerugian pembakaran minimarket itu kepada rekan bisnisnya. Mason juga menangguhkan dakwaan hukuman 16 bulan penjara. Akibat kebakaran itu, toko mengalami kerugian hingga sekira Rp10 miliar.

“Pada saat itu, Anda punya obsesi dengan COVID-19. Itu berdampak pada bisnis kelontong Anda. Anda percaya anda terinfeksi. Anda ingin membuat orang aman,” jelas Prior.

Dalam sidang pengadilan, Mason mengaku bahwa tingkat stresnya melonjak karena toko kebanjiran pembeli saat pandemi COVID-19 dimulai. ** Baca juga: Distrik Kavre di Dekat Kathmandu Punya Reputasi Sebagai ‘Bank Ginjal Nepal’

Terlebih minimarket itu adalah satu-satunya toko kelontong di wilayah Bruce Rock. Hal ini membuat toko Milik Mason menjadi tujuan utama orang-orang yang ingin berbelanja kebutuhan sehari-hari.

“Saya membuka toko dan hanya melihat rak saya terus kosong. Sangat sulit untuk ditangani. Orang-orang mengemudi 30 menit dari kota lain dan berbelanja di tempat saya ketika (minimarket) di kotanya kehabisan stok. Dari sinilah semua konflik dimulai, pelangganku tak bisa mengerti mengapa mereka tidak bisa mendapatkan kebutuhan hariannya,” terang Mason.

Pria itu berencana untuk kembali menjalankan bisnis minimarket di masa yang akan datang.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email