oleh

Sambangi Bocah Gizi Buruk di Solear, Ketua DPRD Kabupaten Tangerang: Ini Akibat Kurangnya Wawasan Masyarakat

image_pdfimage_print

Kabar6- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tangerang Kholid Ismail menyambangi kediaman Desi Deviyani bocah 10 tahun warga kampung Ranca Balung RT 01/04 Desa/Kecamatan Solear Kabupaten Tangerang, Jumat malam (2/10/2020).

Dalam kunjungannya, Kholid merasa prihatin dengan kondisi ekonomi keluarga Munawati (45) dan Aden (50). Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyerahkan dana bantuan untuk membantu biaya operasional selama proses perawatan bocah kelas 4 SDN 1 Solear itu di RS Harapan Kita (Harkit) Jakarta.

“Semoga ini bermanfaat dan bisa membantu biaya operasional selama proses perawatan Desi,” ucap Kholid, di rumah bocah Gizi Buruk.

Soal tingginya angka gizi buruk di sebagian wilayah Kabupaten Tangerang, Kholid mengatakan, terjadinya gizi buruk ini akibat kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan pola hidup sehat serta dipicu oleh pernikahan pada usia dini.

“Kurang wawasan tentang kesehatan dan pola hidup sehat serta pernikahan pada usia yang relatif muda,” ungkap Kholid Ismail kepada kabar6.com usai kunjungan, sekitar pukul 21.00 WIB.

Gizi buruk itu terjadi bukan karena mereka kekurangan tetapi hal itu terjadi akibat usia muda belum dewasa sudah menikah. “Usia muda namun kedewasaan itu tidak tumbuh kemudian dipaksakan mereka untuk punya anak,” terang Kholid di tengah puluhan anggota PAC PDIP Solear yang mendampinginya.

Dikatakannya, untuk mengatasi hal itu dipandang perlu dan penting penanganan secara komperhensif baik dari KUA maupun dari Dinas Kesehatan. Untuk mencegah pernikahan dini lanjut Kholid, Pemerintah memiliki program sekolah wajib sembilan tahun agar masyarakat memiliki pengetahuan atau wawasan yang cukup

“Harus ada much forming dari pemerintah untuk memaksakan wajib sekolah sembilan tahun, karena berpengaruh dengan gaya hidup dan pola hidup sehat tadi,” jelasnya.

Sementara untuk berumahtangga, kata dia, bukan sekedar memenuhi nafsu pribadi tetapi bagaimana bisa membina rumah tangga yang baik sampai menjamin kesehatan anak, pendidikan anak dan, bukan hanya faktor ekonomi saja termasuk pengetahuan dalam kehidupan bermasyarakat, hal itu penting.

Terkait pencegahan terhadap persoalan wasting dan stunting, menurutnya, pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan (Dinkes) sudah memiliki program, tinggal bagaimana implementasinya dilapangan.

**Baca juga: Sejumlah Pekerja Proyek Perbaikan Jembatan Tigaraksa – Cikuya Abaikan K3.

“Kembali ke masyarakat, program itu didukung tidak oleh masyarakatnya, program pencegahan itu sudah ada dan sudah dianggarkan, mungkin saja keterbatasan tenaga dilapangan, kalau masalah anggaran untuk kesehatan dan pendidikan itu di perioritaskan,” tutup Kholid (han)

Print Friendly, PDF & Email