1

RSU Kota Tangsel Buka Poliklinik Khusus Diabetes Melitus

Petugas di Poli Khusus Dabetes Melitus RSU Tangsel.(cep)

Kabar6-Diabetes merupakan ancaman serius bagi penduduk di Indonesia. Pasalnya, banyak sekali warga di Indonesia yang mengidap penyakit ini. Melihat hal tersebut, Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) membuka Poliklinik khusus yang menangani penyakit Diabetes.

Hadirnya Poli khusus Diabetes di RSU Tangsel ini, tentunya menjadi kabar gembira bagi warga di wilayah setempat, khsususnya penderita diabetes yang ingin memeriksakan penyakitnya, atau memeriksa kadar gulanya.

Hadirnya Poli khusus Diabetes di RSU Tangsel, kiranya tak lepas dari kian ramainya pasien yang datang berobat ke Poli Instalasi Penyakit Dalam di RSU Tangsel. Setelah diperiksa ternyata hampir 60 persen dari pasien menderita Diabetes Melitus. Dari kondisi itulah RSU Tangsel mulai membentuk Poli Khusus Diabetes tersebut.

Di Poli Khusus Dibetes itu, ada dua dokter, yakni dr Shinta Kumalasari dan dr Retno Widowati MKM. Kedua merupakan dokter umum itupun yang dilatih khusus untuk menangani pasien  Diabetes Melitus.

RSU Kota Tangsel menyiagakan 10 orang petugas untuk menangani pasien di Poli Khusus Diabetes Melitus. Mereka terdiri dari dua orang dokter, empat orang perawat, dua orang ahli gizi dan seorang Fisiotrafi serta seorang bertugas di bagian Farmasi.

Dokter Poli Khusus Diabetes Melitus, Retno Widowati mengatakan saat penyakit Diabetes Melitus terdeteksi dari gejalanya dan komplikasinya, dokter menjelaskan pola terapi pengobatanya.

Dr Sintha kumalasari (jilbab abu-abu) dan dr Retno Widowati MKM (jilbab coklat).(cep)

Juga menerangkan cara minum obat yang baik dan benar, baik itu obat yang dikonsumsi lewat mulut hingga obat yang di konsumsi dengan cara di suntik atau Insulin.

“Di Poli khusus ini, setiap pasien memiliki waktu konsultasi selama satu jam. Karena dokter bukan cuma memberikan pengobatan, tetapi juga memberi tahu cara makan dan cara meminum obat serta pola hidup yang sehat dan benar kepada pasien,” ungkap Retno menjelaskan, Rabu (7/6/2017).

Retno menjelaskan, Diabetes Melitus merupakan jenis penyakit yang masuk dalam kategori 10 besar penyakit terbanyak yang tercatat dalam urutan penyakit pasien yang dilayani dokter poli penyakit dalam di RSU Kota Tangsel.

Selama ini, pasien penderita penyakit Diabetes Melitus harus mengantri di Poli Instalasi Penyakit Dalam. Meski sebenarnya mereka hanya ingin sekedar menambah obat.

“Dengan hadirnya Poli khusus Diabetes ini, maka kedepan pasien yang memang sudah terdeteksi penyakit Diabetes Melitus dapat  langsung berobat  tanpa perlu lagi mengantri ke Poli Instalasi Penyakit Dalam,” paparnya.

Poli khusus Diabetes RSU Tangsel juga melayani perawatan luka akibat penyakit Diabetes Melitus (ulcus diabeticum). Pasalnya, pasien Diabetes Melitus juga beresiko terkena penyakit Tubercolosis.

Dengan adanya poli ini maka penderita dapat selalu diawasi termasuk kemungkinan terinfeksi sehingga jumlah penderita Tubercolosis dapat diminimalisir

“Menurut penelitian tersebut penderita Diabetus Melitus yang terinfeksi Tubercolosis di usia di bawah produktif 60 tahun sebanyak 80 persen. Pasien Ibu Rumah Tangga sebanyak tiga puluh tuju koma lima persen,” ujarnya.

Ketahui Gejala Awal Diabetes Melitus

Poliklinik khusus Diabetes Melitus RSU Kota Tangerang Selatan tak hanya melayani pasien yang sudah terkena penyakit  diabetes. Namun juga masyarakat yang ingin mengetahui gejala penyakit Diabetes Melitus dan memeriksa tubuhnya.

“Dalam hal ini mengenai gejala awal diabetes melitus. Karena penanganan di awal akan memberikan hasil terbaik jika dibandingkan ketika sudah parah atau bahkan sudah muncul berbagai komplikasi seperti gagal ginjal, kebutaan, darah tinggi, dan lain-lain,” ungkap Dokter Poliklinik Khusus Diabetes Melitus RSU Kota Tangsel Rento Widowati.

Dalam beberapa kasus mengenali gejala awal diabetes memang sulit. Karena, pasien tak menyadari penyakit ini lantaran begitu ringannya gejala yang muncul. Bahkan, berdasarkan penelitian sekitar sepertiga dari semua orang yang memiliki diabetes melitus tipe 2 tidak tahu bahwa mereka mengidap diabetes.

“Ini yang akan mempersulit pengobatan komprehensif yang diperlukan,” paparnya.

Berikut tanda dan gejala awal Diabetes Melitus yang paling utama atau sering disebut Polidipsi, Poliuri, dan Polifagi (3P):

Polidipsi (Banyak Minum)

Suatu kondisi dimana seseorang sering sekali merasa haus sehingga terdorong untuk minum sebanyak-banyaknya. Bahkan ketika cuaca tidak panas dan tubuh tidak berkeringat.

Poliuri (Banyak Kencing)

Suatu kondisi dimana seseorang sering buang air kecil dengan volume yang banyak pula. Mungkin kita berpikir bahwa wajar saja ketika banyak minum ya banyak kencing. Tapi gejala diabetes ini ada yang khas yaitu keinginan buang air kecil sering muncul di malam hari saat tidur bahkan dalam semalam bisa lima hingga enam kali terbangun karena ingin buang air kecil. Mengapa demikian? Karena kadar gula darah yang tinggi menarik cairan tubuh untuk dikeluarkan bersama urine.

Polifagi (banyak makan)

Gejala diabetes yang satu ini akan membuat seseorang menjadi mudah merasa lapar sehingga akan memicunya untuk banyak makan. Namun yang aneh, meskipun banyak makan tapi tenaganya kurang sehingga cendrung lemah dan lemas. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Pada penyakit diabetes, insulin bermasalah, gula tetap tinggi dalam aliran darah lantaran tidak dapat masuk ke sel-sel tubuh yang sebenarnya akan dijadikan sebagai sumber energi. Dengan demikian, otak akan mengira bahwa sel-sel tubuh kelaparan sehingga timbul rasa lapar dan selalu ingin makan.

Ada juga gejala tambahan lainnya dapat yaitu berupa, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, meskipun banyak makan karena terus merasa lapar. Mulut kering kelelahan (lemah, perasaan lelah) penglihatan kabur, sakit kepala, kesemutan di ujung-ujung jari kaki atau tangan

Jika memiliki salahsatu dari tanda-tanda atau gejala awal diabetes seperti di atas, maka segeralah periksa ke Poli Diabetes Melitus RSU Kota Tangsel untuk mendapatkan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan gula darah.

“Jika terbukti terdiagnosis sebagai penyakit Diabetes Melitus, maka tugas kita adalah menjaga agar gula darah selalu dalam taraf normal. Dengan cara melakukan diet yang tepat, olahraga, dan obat-obatan yang diperlukan. Sehingga tetap dapat melakukan kegiatan sehari-hari dan produktif seperti orang sehat pada umumnya serta terhindar dari komplikasi,” tandasnya.

Menurut Retno, Diabetes Melitus yang sudah berkompikasi memiliki tanda dan gejala yaitu penyembuhan koreng atau luka yang lambat, sering mengalami gatal pada kulit (biasanya sekitar daerah vital atau selangkangan), sering mengalami infeksi jamur perubahan warna kulit menjadi gelap biasanya terjadi di daerah leher, ketiak, dan selangkangan, disebut nigricans acanthosis mati rasa, kesemutan pada tangan dan kaki, penglihatan menurun Impotensi atau disfungsi ereksi (ED) pada pria

Diabetes tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikendalikan gula darahnya. Caranya bisa dengan obat dan tanpa obat. Tanpa obat bisa dengan olahraga dan penyuluhan kesehatan

“Penyuluhan kesehatan ini dimaksudkan agar penderita mengetahui mengenai diabetes. pasien harus lebih pintar mengenai penyakit diabetes ini,” imbuhnya.

Jam kunjungan Poliklinik Diabetes melitus di RSU Kota Tangsel adalah Senin sampai Jumat pukul 8.00 WIB sampai selesai (ADV)