oleh

Resapan Air di Periuk Terancam Berkurang, Warga Protes

image_pdfimage_print

Kabar6-Warga di Perumahan Garden City, Kecamatan Periuk menolak pembangunan perumahan di dekat kediaman mereka. Penolakan itu, pasalnya perumahan itu dibangun di atas lahan daerah resapan air.

Warga mengaku khawatir apabila, perumahan tersebut dibangun maka potensi banjir di wilayah tersebut semakin besar. Apalagi wilayah tersebut memang menjadi langganan banjir ketika musim hujan tiba.

“Kami sebagai warga di dekat lokasi itu berharap untuk pembangunan di sana dihentikan karena memang dampak kedepannya hujan itu bakal banjir,” ujar salah satu warga yang tak ingin disebutkan namanya, Rabu, (17/11/2021).

Diketahui, lokasi perumahan itu tak jauh dari Kantor Kecamatan Periuk, sekira 100 meter. Tepatnya di Jalan Anggur blok A RW 15.

Pantauan di lokasi lahan dengan luas sekira 1 hektare calon perumahan itu nampak sudah diurug dengan tanah.

Terlihat pula satu alat berat yang terparkir di lokasi tersebut. Lokasi itu juga nampak dikawal oleh sejumlah orang yang diduga Organisasi Masyarakat (Ormas).

Sumber ini mengatakan lokasi tersebut merupakan salah satu daerah resapan air di Periuk. Air dari perumahan mengalir ke lokasi itu terlebih dahulu sebelum akhirnya ke Situ Bulakan.

“karena itu kan salah satu resapan air, alirannya pun mengalir ke Situ Bulakan di belakang perumahan,” katanya.

Warga berharap pembangunan itu dihentikan karena akan mengancam kesejahteraan. Mereka khawatir apabila perumahan itu direalisasikan maka banjir akan meluas. Terlebih saat ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang tengah gencar berupaya menanggulangi banjir di wilayah tersebut.

“Kami ya harapan kani sih warga untuk dihentikan karena pada hari minggu 17 oktober itu kami sempat demo didekat urugan tersebut agar pengerjaannya tuh ditunda atau dihentikan. Iya banjir meluas betul,” jelasnya.

Sumber ini menjelaskan calon perumahan itu mulai dibangun sejak 5 Oktober 2021 lalu. Saat itu terdapat banyak alat proyek.

“Kita tanyakan ke pihak pengeruk proyek sana kurang lebih 30 sampai 40 unit,” katanya.

Namun, protes warga itu tak diindahkan. Proyek pembangunan perumahan tetap dilakukan.

“Demo ke orang yang mengerjakan itu, dan belum menghasilkan apa-apa malah pengerjaannya tetep berlanjut. Kami pun bingung harus melapor ke mana dan siapa,” terangnya.

**Baca juga: DPRD Kebut Pembahasan Anggaran, APBD 2022 Bakal Diketok 30 November

Warga pun bingung, terlebih pada saat melakukan demo sejumlah orang yang mengaku dari Ormas menghalang-halangi protes mereka.

“Kemarin pada saat itu kami sudah melakukan demo, itu ada beberapa ormas yang berusaha menghalang halangi. Kami khawatir akan berdampak kepada warga, sementara menghentikan demo tersebut. Kami minta tolong agar bisa membantu agar pekerjaan itu dihentikan,” tandasnya. (Oke)

Print Friendly, PDF & Email