oleh

Rektor Unila Profesor Karomani Sebut Pandeglang Masih Terpuruk

image_pdfimage_print

Kabar6- Rektor Universitas Lampung (Unila) Profesor Karomani menyoroti kondisi Pandeglang yang merupakan tanah kelahirannya. Ia mengaku prihatin atas kondisi Pandeglang saat ini yang dipimpin oleh Irna Narulita – Tanto Warsono Arban masih terpuruk.

Di sisi lain Pandeglang dihadapkan krisis pemimpin yang bisa menjadi teladan atau role model. Akibatnya hingga kini, Pandeglang masih tergolong sebagai daerah terbelakang di Provinsi Banten.

Karomani menilai dalam segi pembangunan infrastruktur, pendidikan, ekonomi dan kesehatan belum ada perubahan signifikan, justru masih terpuruk dibandingkan dengan daerah lain.

“Semua bidang terpuruk, baik dari infrastruktur, kesehatan, dan pendidikan. Pandeglang masih jauh,” ujar Karomani di sela-sela pulang kampung di Kecamatan Menes, Jumat (14/8/2020).

Dia memandang, rendahnya pembangunan di Pandeglang disebabkan minimnya pemimpin yang visioner dan integritas, sebagai role model bagi masyarakat. Salah satu yang disorot adalah minimnya biaya pembangunan di Pandeglang.

Kecilnya fiskal Pandeglang yang kerap dikeluhkan, menjadi bukti bahwa pemimpin di Pandeglang tidak memiliki inovasi.

“Kalau masalah fiskal rendah, Itu tantangan bagi seorang pemimpin. Tidak ada istilah pemimpin buntu. Dia juga ditantang dengan kondisi seperti itu. Kalau semuanya baik-baik saja, ngapain jadi pemimpin?”sindirnya.

Pria kelahiran 1969 ini melihat, Pandeglang tidak butuh pemimpin yang biasa saja, tetapi pemimpin yang visioner, integritas dan seorang yang pantas dijadikan tauladan.

“Bukan pemimpin yang biasa, butuh pemimpin yang punya visioner dan punya integritas sebagai role model buat masyarakat,” ujar Guru Besar Unila ke-60 itu.

Pandeglang saat ini, kata pria yang meraih gelar S3 Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran membutuhkan kekuatan gerakan sipil society untuk mengontrol perkembangan ekonomi dan politik dan lain-lain. Sebagai daerah pertanian Pemerintah harus betul-betul mendampingi para petani dari hulu sampai ke hilir.

“Pertanian yang beragam dari mulai duren dan lain-lain dikembangkan dan bukan hanya dikawal ketika menanam dan memelihara pertanian, tetapi hasil pertanian harus di advokasi masyarakat jangan sampai dihimbau menanam ini menanam itu setelah mereka panen dibiarkan. Itu akan terbengkalai dan harus didampingi dari hulu sampai hilirnya,”bebernya.

**Baca juga: HUT Pramuka ke-59, Kwarcab Pandeglang Gelar Upacara Virtual.

Keberadaan mini market di Pandeglang justru harus mendapatkan perhatian khusus, supaya menerima produk-produk lokal. Jangan sampai keberadaannya justru menggerus pedagang kecil. Untuk itu negara harus ada pemihakan di sisi regulasi.

“Supaya masyarakat tidak di telan oleh naga-naga itu,”tandasnya.(Aep)

Print Friendly, PDF & Email