oleh

Rekonstruksi Pembantaian Satu Keluarga di Serang Peragakan 28 Reka Adegan

image_pdfimage_print

Kabar6-Samin (29), pelaku pembantai satu keluarga di Kampung Gegeneng, Desa Sukadalem, Kecamatan Waringinkurung, Kabupaten Serang, Banten, pada Selasa 13 Agustus 2019 lalu, memeragakan 28 reka adegan pembunuhan.

Kejadian berdarah itu, mengakibatkan dua orang penghuni rumah kehilangan nyawa, Rustiandi (33) dan putranya A yang baru berusia 4 tahun. Sedangkan istrinya, Siti Sa’diyah (24) mengalami luka tusuk dibagian punggungnya.

“Rekonstruksi sesuai prolog 28 adegan. Sengaja kita gelar untuk memperlihatkan setiap kegiatan sesuai dengan waktu dan tempat yang dilakukan pelaku, sehingga menyebabkan dua orang meninggal,” kata Kabid Humas Polda Banten, Kombes Pol Edy Sumardi, ditemui usai melakukan rekonstruksi di Mapolres Serang Kota, Senin (26/8/2019).

Rekonstruksi sengaja digelar di Mapolres Serang, selain demi keamanan pelaku dari amuk massa, juga memghargai perasaan keluarga korban yang memang penduidk asli Kampung Gegeneng.

“Dalam rangka memberikan rasa aman pelaku untuk bisa lakukan rekonstruksi. Tanpa mengurangi fakta hasil penyidikan oleh penyidik,” terangnya.

Seluruh korban, baik korban jiwa yakni Rustiandi dan putranya berinisial A, maupun korban luka bernama Siti Sa’diyah diperankan oleh pemeran pengganti. Alasannya, kondisi Siti yang sedang dalam masa pemulihan paska operasi luka sobek di bibir hingga pipi kirinya, belum memungkinkan keluar rumah.

Pemeran pengganti diperankan oleh anggota kepolisian dari Satreskrim Polres Serang Kota. Baik pelaku maupun pemeran pengganti mengikuti arahan dari naskah yang telah disusun oleh penyidik dari Satreskrim Polres Serang Kota dan pelaku yang bernama Samin.

**Baca juga: Wagub Andika: Gelar TTG Jangan Cuma Seremonial Belaka.

“Sampai saat ini sesuai penyelidikan. Alat bukti cukup. Tidak melibatkan korban, kita gunakan peran pengganti,” jelasnya.

Kotoran manusia yang ada diruang keluarga rumah korban, hingga kini belum diketahui asal muasalnya dan masih menjadi misteri. Edy berjanji akan mengungkapnya sesegera mungkin.

Pihaknya pun mengaku belum mengkonfrontir antara saksi korban dengan pelaku, untuk menyamakan kronologis pembantaian satu keluarga. Lantaran saksi korban masih dalam tahap penyembuhan usai menjalani operasi dan pengobatan luka tusuknya.

“Salah satu bentuk rekonstruksi sinkronisasi berita acara dan keterangan lain. Kotoran manusia kita lakukan permintaan laboratorium belum keluar,” ujarnya.(Dhi)

Print Friendly, PDF & Email