oleh

Ratusan Pegawai RSU Kota Tangsel Disuntik Vaksin Difteri

image_pdfimage_print

Kabar6-Guna mencegah penyebaran penyakit Difteri, Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menggelar penyuntikan vaksin Difteri. Outbreak Response Immunization (ORI) Difteri ini dilakukan kepada para pegawai di lingkungan RSU Kota Tangsel.

Kepala Bidang Pelayanan Medis Imbar Oemar Gazali mengatakan ORI Difteri kepada pegawai RSU Tangsel ini dilakukan untuk pencegahan penyebaran Difteri di RSU Kota Tangsel. Pasalnya, penyakit yang tergolong menular ini sudah ditetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) di wilayah Banten, khususnya di Kota Tangsel.

“Pegawai wajib melakukan penyuntikan Difteri. Karena, pegawai RSU sebagai pelayan kesehatan harus sehat dan terbebas dari Difteri,” ungkap Imbar menjelaskan kepada wartawan, Senin (18/12/2017).

Imbar juga mengatakan penyuntikan dilakukan kepada 620 pegawai RSU Tangsel. Pihaknya menargetkan, ORI Difteri di RSU KOta tangsel ini ditarget rampung pada Rabu 20 Desmber 2017. Imbar mengimbau kepada karyawan RSU untuk ikut dalam program penyuntikan vaksin Difteri tersebut.

“Ini sifatnya wajib mengingat Difteri sudah masuk kategori KLB di Kota Tangsel. Dengan ORI ini, pegawai RSU Tangsel bisa maksimal dalam pelayanan kepada masyarakat,” katanya.

Suntik vaksin Difteri di RSU Kota Tangsel.(az)

Tak hanya kepada pegawai, RSU Kota Tangsel juga menyediakan vaksin Difteri bagi masyarakat di Kota Tangsel yang ingin memberikan vaksin kepada anak-anaknya. Pemberian vaksin tersebut dilakukan di Poli Anak RSU Kota Tangsel. Penyediaan vaksin Difteri di Poli Anak untuk mengantisipasi warga yang belum melakukan vaksin di wilayahnya masing-masing.

“Tapi, lebih baik segera membawa anaknya ke Puskemas terdekat untuk pemberian vaksin. Penyediaan vaksin difteri di Poli Anak RSU Kota Tangsel sifatnya hanya mengantisipasi,” ujarnya.

Imbar pun mengimbau kepada masyarakat agar selalu waspada dengan gejala penyakit Difteri. Jika anda, anak anda, kerabat maupun tetangga anda mengalami sakit panas selama tiga hari sebaiknya melakukan pemeriksaan ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat. Dokter akan melakukan serangkaian tes untuk mengetahui apakah pasien terjangkit Difteri atau bukan.

Jika suhu tubuh panas ahli medis akan melakukan pemeriksaan darah. Setelah itu, untuk memastikan ada virus Difteri, biasanya tim medis akan melakukan cek atau swap tenggorokan pasien.**Baca Juga: WH Nyatakan Banten Masuk KLB Wabah Difteri.

“Ada beberapa tes yang dilakukan untuk mengetahui apakah si pasien terjangkit Difteri atau tidak. Yang akan dilakukan yakni uji tenggorok,” tambahnya.(ADV)

Print Friendly, PDF & Email