oleh

Rasis Terhadap Siswa dari Asia, Peneliti Wanita Ini Dipecat

image_pdfimage_print

Kabar6-Seorang peneliti senior bernama Kathryn Ralph, Ph.D., diberhentikan dari jabatannya karena melanggar standar perilaku kelompok. Ralph disebut kerap berperilaku rasis dengan mengirim pesan ke siswa keturunan Asia di media sosial.

Diketahui, nama Kathryn Ralph, Ph.D., yang dulu ada di setiap platform media sosial, kini tidak dapat ditemukan lagi akunnya, setelah dia melakukan tindakan rasis dengan melecehkan siswa keturunan Asia secara online.

Ralph yang merupakan alumnus Universitas Notre Dame, melansir Nextshark, dilaporkan menyelesaikan gelar pascadoktoralnya di departemen psikologi. Dia sebelumnya memiliki posisi terhormat di Heterodox Academy, sebuah kelompok profesor advokasi nirlaba. Sebelum kehilangan pekerjaannya dan menghilang dari media sosial, Ralph telah secara aktif mengirim pesan ke siswa-siswa Asia. Namun bukan hal-hal inspiratif dan motivasi.

Perbuatan tak terpuji ini terungkap oleh pengguna Facebook Sherrie Shaw, ibu mertua salah satu siswa. Pada postingannya itu, Shaw meminta teman-teman media sosialnya untuk berbagi tangkapan layar dari pesan rasis Ralph.

“Dia mengirim teks dan pesan ke siswa Asia. Menantu saya adalah orang Tionghoa. Posting ini sangat rasis dan mengancam. Dia lulus dari Universitas Notre Dame dan dia bekerja untuk Organisasi konservatif, Akademi Heterodox. Dia perlu dimintai pertanggungjawaban karena mengancam mahasiswa yang tidak punya tempat untuk pergi,” demikian tulis Shaw.

Pada postingan Facebook yang telah dibagikan 3.400 lebih itu, Shaw berbagi tangkapan layar status Facebook Ralph yang meminta orang-orang Asia pergi dari Amerika. Ia menyebut orang Asia tidak bertanggung jawab atas penghancuran Bumi mulai, dari menyebabkan over populasi hingga polusi.

Ralph menuliskan, “Berhenti makan kelelawar, (dan kucing dan hewan yang sakit menular). Hentikan perburuan badak untuk obat omong kosong. Dan menghentikan barang-barang palsu. Ini adalah virus Tiongkok. Anda 100 persen patut disalahkan.” ** Baca juga: India Lockdown, Seorang Pria Meninggal Dunia Setelah Jalan Kaki 200 Km

Perbuatan yang memalukan.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email