oleh

Rais Aam PBNU Instruksikan Kadernya Tidak Ikuti Aksi 112

image_pdfimage_print
Rais Aam PBNU, KH Ma’ruf Amin.(yud)

Kabar‎6-Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ma’ruf Amin, mengingatkan kepada seluruh kader-kader agar tidak terus turun ke jalan untuk menyampaikan pendapat serta aspirasinya.

Alasannya, karena rencana aksi demo 11 Februari 2017 atau disebut juga aksi 112, rawan ditunggangi oknum tertentu yang ingin memperkeruh stabilitas keamanan jelang Pilkada Serentak.

‎”Atas nama Rais Aam PBNU, saya instruksikan warga NU tidak turun pada aksi 112 besok,” pesannya di acara Silaturahmi dan Dialog Kebangsaan Ulama, Pengasuh Pondok Pesantren dan Syuriah PCNU se-Banten di Pesantren An-Nawawi, Tanara, Kabupaten Serang, Rabu (8/2/2017)

Kyai Ma’ruf meminta kepada seluruh ulama khususnya di Banten, agar menjaga umat dari ajaran atau akidah-akidah menyimpang. Ajaran yang menyimpang, akan mengubah cara berfikir dan gerakan yang mengarah ke ekstrim radikal.

“Baik itu radikal agama maupun radikal sekuler,” ujarnya.‎

Oleh karenanya, lanjut KH Ma’ruf, para ulama jangan hanya diam di pesantren. Tetapi harus bergerak keluar untuk lebih mengabdikan dirinya kepada masyarakat.

Meski demikian, jangan dikonotasikan ulama meninggalkan pesantren. Peran di ulama di pesantren tetap penting, untuk mencetak kader atau regenerasi ulama.

“Nahdlatul Ulama itu harus saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi. Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Wathoniyah, Ukhuwah Insaniyah, ditambah satu lagi Ukhuwah Nahdliyyah,” ujarnya.

Penambahan satu Ukhuwah Nahdliyyah, lanjutnya, maksudnya jangan sampai ketika seluruh warga NU menjalankan Ukhuwah Islamiyah, Wathoniyyah, dan Insaniyah, justru terpecah-pecah sesama warga atau di internal NU sendiri. Makanya, perlu ditambah Ukhuwah Nahdliyyah.**Baca juga: Rajin Sambangi Kyai, Kapolri Diberi Apresiasi.

KH Ma’ruf Amin yang juga Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat menambahkan, untuk menjaga Negara perlu ada kerjasama yang baik antara ulama dan umara. Agak sulit rasanya menjaga negara tanpa adanya kesatuan kekuatan antara ulama dan umara.**Baca juga: Peristiwa Geger Cilegon, Sejarah Ulama Jaga Keutuhan NKRI.

“Perlu diapresiasi peran Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian yang mampu mengendalikan situasi politik nasional beberapa waktu ini, dengan mendekati dan melibatkan para ulama,” tambahnya.(yud)

Print Friendly, PDF & Email