oleh

Ragu dengan Pengurusan Jenazah di RSUD Banten, Keluarga dan Masyarakat Bongkar Makam

image_pdfimage_print

Kabar6 – Keluarga almarhum membongkar dan memakamkan kembali kuburan Asiah (45), untuk di mandikan dan di salatkan ulang. Lokasinya ada di Kampung Cidadap, Kelurahan Curug, Kota Serang. Hal itu dilakukan oleh keluarga dan masyarakat sekitar, pada Sabtu, 26 Juni 2021 sekitar pukul 09.00 wib.

Keluarga mengaku ragu dengan pengurusan jenazah yang dilakukan RSUD Banten. Jenazah Asiah dimasukkan ke dalam peti mati layaknya pasien covid-19, kemudian di makamkan. Saat peti dibuka, mereka kaget, tali pocongnya masih terikat erat.

“TDibuka lagi, di mandiin lagi, di sholatin lagi, pihak keluarga cuma pingin sempurna. Tali pocong pun enggak dibuka,” kata Roni, suami almarhum, Minggu (27/06/2021).

Roni mengaku istrinya masuk ke RSUD Banten dengan keluhan darah tinggi, pada Kamis, 10 Juni 2021. Asiah meninggal pada Minggu, 20 Juni dan dimakamkan esok harinya, Senin, 21 Juni 2021.

Selama dirawat di RSUD Banten, keluarga tidak diperbolehkan menjenguk. Bahkan dalam surat kematiannya pun, tidak tertulis Asiah meninggal karena covid-19.

Roni heran, jika istrinya negatif corona, namun keluarga tidak diperbolehkan menjenguk hingga mengurus jenazah secara langsung. Anehnya, almarhum datang ke rumah duka hanya di antar oleh sopir ambulance RSUD Banten dan suami, warga yang memakamkan tidak diperbolehkan membuka peti mati.

“Dia di tes covid, dokter bilang Alhamdulillah Ibu (almarhum) negatif hasilnya. Katanya enggak boleh diurusin dirumah, padahal pingin banget dibawa ke rumah. Katanya takut menular aja, padahal tes nya negatif,” terangnya.

Sebelum membongkar kembali jenazah, pihak keluarga mengaku sudah berkomunikasi dengan Ketua RT, RW, lurah, camat, polisi, hingga puskesmas setempat. Semuanya pun memberikan izin kepada keluarga untuk melakukan pembongkaran makam.

**Baca juga: Kampung Resik dan Upaya Memutus Penularan Covid-19 di Kota Serang

Keluarga dan warga sadar, jika mereka mendapatkan keterangan tertulis kalau Asiah meninggal karena positif covid-19, mereka tidak akan berani membongkar makam almarhum.

“Sakit darah tinggi. Pemakaman dari warga semua, pihak RS tanpa pengawalan, cuma supir sama saya. Kalau kena covid, yanflg makamin juga bukan warga, dengan pengawalan ketat,” ujarnya.(dhi)

Print Friendly, PDF & Email