oleh

Puluhan Anak di Lebak Menderita Thalasemia

image_pdfimage_print

Kabar6-Anak usia 8 bulan hingga 17 tahun di Kabupaten Lebak mendominasi jumlah penderita Thalasemia atau kelainan darah yang disebabkan kelainan genetik.

Relawan Sehati Peduli Lebak mencatat, dari 74 orang penderita Thalasemia, 61 orang merupakan anak-anak. Sisanya, 13 orang penderita berada pada usia dewasa.

“Ada tiga anak penderita yang meninggal dunia. Ironinya memang, kebanyakan penderita Thalasemia ini merupakan warga tidak mampu,” kata Kordinator Relawan Sehati, Kiki Gondrong kepada Kabar6.com, di Rangkasbitung, Selasa (16/6/2020).

Karena kelainannya, menyebabkan penderita Thalasemia mengalami anemia atau kurang darah yang berdampak pada kondisi tubuh lebih cepat mengalami lelah hingga mengganggu aktivitas.

Maka itu, penderita Thalasemia sangat membutuhkan donor darah demi keberlangsungan hidup mereka, minimal satu kali dalam sebulan. Sayangnya kata Kiki, sejak pandemi Corona semakin sulit mendapat pendonor.

“Kami pernah bawa 5 orang calon pendonor yang siap, tetapi pas sampai di UTD PMI mereka ketakutan khawatir Corona. Kalau dari stok di PMI sudah sangat tidak bisa diharapkan,” ungkap Kiki.

“Disiasatinya sekarang, misal jadwal transfusi tanggal 8, nah dari tanggal 1 kami sudah cari dan disimpan di UTD. Jadi ketika datang tinggal transfusi tidak lagi sibuk nyari donor, karena kalau sampai telat bisa memperparah kondisi mereka,” papar Kiki menambahkan.

Tak jarang, ujar Kiki, ada penderita yang harus sampai dibawa ke RSU Tangerang dan RSCM Jakarta karena tidak bisa ditransfusi secara langsung.

“Ada beberapa yang tidak bisa langsung ditransfusi, mereka membutuhkan plasma darah. Jadi, di kita setiap hari ada 3 sampai 5 orang penderita yang harus ditransfusi,” ujarnya.

Kiki mengapresiasi Pemkab Lebak sudah memberikan kemudahan bagi penderita Thalasemia dengan menyiapkan ruang khusus di RSUD yakni ruang ODCT (One day care Thalasemia).

“Mereka daftar untuk melakukan transfusi pun dimudahkan sehingga tidak perlu menunggu, jadi bisa langsung transfusi,” ucapnya.

**Baca juga: Lebak Sampaikan 2 Kasus Baru Positif Covid-19, Imported Case.

Meski begitu, karena penderitanya didominasi adalah warga tidak mampu, Kiki berharap pemerintah daerah bisa membantu beban penderita Thalasemia.

“Mereka tidak lagi dibebankan soal bagaimana ketersediaan darah. Jumlah penderita ini setiap tahu meningkat, bahkan ada yang satu keluarga 4 orang semuanya penderita Thalasemia. Kami harap Pemkab Lebak menyiapkan bank darah untuk menjamin ketersediaan darah khusus bagi mereka,” tutupnya.(Nda)

Print Friendly, PDF & Email