oleh

Proyek Tol Serpong-Cinere Bikin Resah Warga Tangsel

image_pdfimage_print

Kabar6-Keresahan sejumlah warga di Kecamatan Ciputat dan Pamulang, terjawab sudah. Pasalnya, rencana pembangunan Jalan Tol Serpong-Cinere yang dikhawatirkan bakal meratakan ratusan rumah warga tersebut, sudah didepan mata.

Pemerintah Kota Tangerang Selatan ( Tangsel ) memastikan, akhir tahun 2013 ini pembebasan lahan sudah selesai dilakukan.

“Menurut UU nomer 2 tahun 2012, Tol Serpong-Cinere sudah mulai dikerjakan pada awal Januari 2014. Dan, proyek tersebut harus sudah rampung pada 1 januari 2015,” ujar Satgas Administrasi Pembebasan lahan Jalan Tol Serpong-Cinere, Rahma, Senin (14/1/2013).

Saat ini, kata Rahma, pihaknya tengah melakukan persiapan untuk tahap sosialisasi terkait rencana pembangunan jalan tol tersebut. Sosialisasi akan dilakukan kepada warga di 9 kelurahan di Kecamatan Ciputat dan Pamulang yang terkena proyek tol.

“Kami sedang berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan kejaksaan untuk mengamankan tahap sosialisasi agar tidak terjadi gejolak. Rencananya, sosialisasi bakal digelar awal Februari mendatang,” tambahnya.

Menurut Rahma, ruas Jalan Tol Serpong-Cinere bakal dibangun sepanjang 10 kilometer dan akan menyambung dengan Tol Serpong-Kunciran, Bandara serta enam jalan tol lainnya yang akan dibuat di DKI Jakarta.

“Jadi, proyek ini sangat penting untuk pembangunan nasional. Tol ini nantinya akan mengelilingi DKI, sehingga akses ke bandara maupun tempat lainnya bisa ditempuh dalam waktu singkat,” terangnya.

Saat ini, kata Rahma lagi, tim pembebasan lahan sudah bergerak untuk mulai melakukan pendataan terhadap para pemilik tanah.

Ditanya soal adanya penolakan dari warga, khususnya yang bermukim dikawasan perumahan, Rahma mengaku bisa memakluminya. Rahma bahkan mengatakan bisa saja trase nya bergeser, namun harus dengan alasan yang kuat.

“Penolakan harus dilakukan secara tertulis dan dengan alasan yang kuat. Mereka (warga) tidak bisa begitu saja menolak, karena dalam proses pembebasan lahan ini pemerintah juga menyiapkan biaya mengganti rugi lahan,” tandasnya.

Sementara itu, Tarno, salah seorang warga Kecamatan Ciputat yang menolak proyek Tol Serpong-Cinere mengaku, bahwa dia dan warga setempat masih akan tetap kekeuh melakukan penolakan atas proyewk tersebut.

Pasalnya, selain memiliki ijin lokasi dan surat lengkap, mereka juga sudah mengaku nyaman karena sudah puluhan tahun mendiami kawasan pemukiman tersebut.

“Kalau memang perumahan ini mau dijadikan jalan tol, kenapa ada ijin lokasi. Lagi pula, masih bisa digeser ke lokasi lain yang tidak merugikan warga. Kami pada intinya akan tetap menolak,” ujarnya.

Sebaliknya, Gatot, warga Ciputat lainnya justru mengaku siap untuk digusur, asalkan mendapatkan ganti rugi lahan yang sesuai. Gatot juga menegaskan, biaya ganti rugi sedianya tidak boleh diberikan secara bertahap.

“Banyak kejadian, ganti rugi lahan yang diberikan secara bertahap justru menimbulkan masalah, seperti proses pembayaran tersendat sampai bertahun-tahun. Makanya kami ingin ganti rugi tunai,” ungkapnya.(Turnya)

Print Friendly, PDF & Email