oleh

Ponpes Daarul El Qolam Tunggu Hasil Penyidikan Polresta Tangerang

image_pdfimage_print

Kabar6-Pengelola Pondok Pesantren Daarul El Qolam bungkam atas kasus tewasnya seorang santri berinisial BD, 15 tahun. Korban tewas akibat tulang kepala retak setelah sempat berkelahi dengan temannya berinisial MRE, 15 tahun.

“Saya nggak bisa kasih komentar masalah ini, karena semuanya kita sudah limpahkan ke pihak polisi,” kata seorang pengurus yang enggan disebutkan namanya kepada kabar6.com di Ponpes Daarul El Qolam, Desa Gintung, Jayanti, Kabupaten Tangerang, Selasa, (9/8/2022).

Menurut pria itu, berkas penyidikan atas tewasnya santri asal Rawa Burung, Kecamatan Kosambi itu sudah dikantongi aparat kepolisian. “Jadi ya kami belum mau kasih komentar soal itu pak, biar pihak polisi saja yang memberikan keterangan semuanya yah,” ujarnya.

Pihak pengurus Ponpes Daarul El-Qolam baru bisa memberikan tanggapan resmi setelah polisi merilis kasus tersebut. “Kasus ini masih praduga, artinya, pihak pesantren bukannya tidak ingin menanggapi ataupun memberikan komentar terkait hal tersebut,” tukasnya.

**Baca juga: Kepala Desa di Tangerang Diberikan Pendidikan Literasi Media oleh PWI

Sebelum di lokasi terpisah, keluarga korban mensinyalir kasus kekerasan terhadap santri di Ponpes Daarul El Qolam sudah sering terjadi. Pihak keluarga menolak tawaran untuk jenazah BD dimakamkan di pondok pesantren.

“Ponakan saya sampai jadi mayat dulu baru dilaporin ke pihak keluarga. Katanya bukan satu atau dua orang saja yang seperti itu sudah banyak, makanya di pesantren Daarul El-Qolam ini ada pemakaman khusus untuk santri yang berkapasitas puluhan orang, itu buktinya ditawarin oleh pihak pesantren untuk dimakamkan di pondok pesantren Daarul El-Qolam saja,” ungkap Leli, tante korban kepada kabar6.com di RSUD Balaraja, kemarin.(rez)

Print Friendly, PDF & Email