Kabar6-Apa yang dilakukan Michael Bommer (61), pasien pria pengidap kanker usus besar stadium akhir di Jerman, memicu kontroversi di kalangan warganet.
Rupanya, melansir npr, Michael berniat membuat ‘dirinya’ versi AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan saat meninggal nanti, untuk menemani sang istri, Anett Bommer, agar tetap bisa ‘berbicara’ dengan pasangan hidupnya itu. Michael bekerja sama dengan dengan seorang temannya, Robert LoCascio, untuk membangun platform tersebut.
LoCascio mengatakan, alat ini merekam pengguna yang mengucapkan 300 frasa dan menangkap esensi suara seseorang. Lebih lanjut, alat tersebut bisa mengajukan pertanyaan tentang kesukaan, ketidaksukaan, pribadi, bahkan hingga pandangan politik.
Michael yang divonis memiliki hidup sisa beberapa minggu lagi menolak anggapan bahwa dirinya membuat voicebot karena ingin ‘hidup abadi’. “Dalam beberapa minggu saya akan pergi ke ‘sisi lain’. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di sana,” kata Michael.
Michael menghabiskan setidaknya sekira Rp 244,6 juta untuk proses pembuatan voicebot AI . Alat tersebut nantinya bisa menjawab pertanyaan hingga menceritakan kisah hidup Michael tanpa mengeluarkan jawaban yang sudah direkam sebelumnya.
Keberadaan voicebot AI, ditegaskan Michael, tidak akan menghilangkan kesedihan sang istri. Namun, demi berjaga-jaga, ia menyiapkan semua hal tersebut.
Berkaitan dengan aksi yang dilakukan oleh Michael, Anett mengaku ragu, dan tak yakin bakal menggunakan perangkat tersebut jika suaminya meninggal dunia.
“Tetapi sekali lagi, siapa yang tahu bagaimana jadinya jika dia tidak ada lagi,” ujar Anett.(ilj/bbs)